'Sesuatu yang terlalu serius akan menjadi duka yang yang sulit terobati nantinya'
Aida dan iqbal sudah di atas rooftop gedung tua entah apa maksudnya aida hanya mengikuti saja karena seorang iqbal tidak mungkin di tolak
"Lu ngajak gua ke sini buat apa sih ga guna banget" kesal aida
"Liat keramaian kota di tempat sepi gini enak tau liat deh" sendu iqbal
"Jangan biasain di tempat sepi entar lu jadi anti sosial terus gila kan kasian" sahut aida
"Cie peduli, gimana pun tetep aja keadaan selalu buat gua merasa sepi" jawab iqbal tersenyum hambar
"Maksud lu? Keadaan lu punya rumah segede itu fasilitas memadai terus apa yang kurang?" tanya aida
"Gua juga butuh kasih sayang yang lu sebutin tadi ga bikin gua bahagia percuma punya itu kalo keluarga gua sendiri aja ga ada saat gua butuh" jelas iqbal
"Heh, mereka kerja juga buat lu bukan buat yang lain kali" omel aida
"Boleh gua egois? Gua mau mereka ga kerja di rumah aja nemenin keseharian gua" tanya iqbal
"Ga boleh gitu dong nanti kebutuhan lu siapa yang penuhin?" sahut aida
"Gua cape cel cape banget harus kesepian" sendu iqbal sambil menyandarkan kepalanya di bahu aida
Kali ini aida tidak marah dia sangat simpati dengan keadaan iqbal
"Udah tenang ada temen temen lu ada gua juga yang sering lu ganggu" jawab aida memegang tangan iqbal sambil tersenyum
"Boleh lu selalu ada di setiap hari gua?" tanya iqbal
"Maksudnya?" aida bingung
"Jadi milik gua biar gua ada tempat pengaduan" ucap iqbal
"Becanda lu ga lucu" elak aida
"Serius jadi aida nya iqbal yaa" jawab iqbal
"Ada kata lain selain iya?" tanya aida
"Ada iya atau yes" jawab iqbal sambil nyengir
"Sama aja hm yaudah" jawab aida tersenyum
Ihsan dan ine ada di tepi danau favorit ihsan di kala dia ingin menyendiri hanya ada suara kicau burung dan katak yang bersahutan
"Bagus san di sini tenang banget tau di sini" puji ine dengan apa yang di liat
"Kamu orang pertama yang aku ajak ke sini padahal aku ga pernah tuh rela berbagi tempat ini dengan orang" jelas ihsan
"Terus kenapa ngajak aku kesini baru tau aku kalo kamu tuh pelit ish"ledek ine
"Aku pelit tentang apa yang memang sudah aku miliki paham?" tegas ihsan
"Iya paham ish serem banget sih" jawab ini sedikit menunduk karena takut menatap ihsan
"Maaf bikin kamu takut" ucap ihsan sambil merangkul ine
"Iya iya gpp ko aku ngerti kamu gasuka membagi dan terbagi" jawab ine tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di bahu ihsan
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa yang telah usai
Teen Fiction[Slow Update] Happy Membaca❤ 'Rasa telah usai bahkan kasih dan harapan untuk terus menggenggam pun usai' Dira Bratakara~ 'Berawal dari ada menjadi ketiadaan setelah si manis pun si pahit datang dengan bersamaan' Hani Permadi~ 'Rasa tentang bagaimana...
