BAGIAN 1 : BULAN

92 0 0
                                    

Namaku Bintang Cahya Diansyah. Cerita ini adalah cerita tentangku, atau lebih tepatnya... cerita tentang dosaku di masa lalu, tentang hal yang sangat aku sesali, sesuatu yang membuatku dihantui rasa berdosa hingga saat ini, beberapa kali aku hampir gila dibuatnya, atau mungkin.. aku bahkan sudah gila.

Sekitar setahun yang lalu, adalah saat dimana aku pertama kali bertemu dengan wanita itu.. wanita yang menjadi sosok penting dari cerita ini, sumber penyesalanku..

Maaf jika cerita ini akan sedikit membosankan, karena ada beberapa ingatan yang tak bisa ku ingat saat cerita ini kutulis.

Awal kisah, saat itu aku sedang menghabiskan waktu liburan kuliahku di Kota B. Aku dan temanku pergi untuk berkeliling ke kota.

Kami mampir ke trotoar dimana disampingnya terdapat bangunan-bangunan yang kurasa cukup bagus untuk background foto. Saat itu temanku memintaku untuk mengambil gambarnya dengan kameraku karena saat itu aku membawa kamera dslr untuk berfoto-foto selama di Kota B.

Saat sedang memotret temanku, terjadi sesuatu. Sesuatu yang memicu pertemuan yang seharusnya tidak pernah terjadi. Jika saja itu tak pernah terjadi, mungkin masa depan kami akan baik-baik saja.

Saat itu aku yang sedang memotret temanku, tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang berjalan cukup cepat seperti orang yang sedang terburu-buru, yang kemudian secara tak sengaja menabrakku.

Menyebabkan kameraku terjatuh karena saat itu aku lupa untuk mengalungkan kameraku pada leher. Sontak aku pun kaget dan langsung bergegas untuk mengecek kondisi kameraku. Dan ternyata bagian lensa kameraku pecah. Lantas aku pun segera mengejar orang yang menabrakku tadi.

Seorang wanita cantik yang nampak seumuran denganku, sekitar 20-an. Dengan penampilan yang terbilang modis dengan rok yang cukup pendek dan rambut yang terurai berwarna agak kecoklatan. Semua itu tak membuat rasa kesalku hilang. Aku pun menghadangnya dan meminta pertanggung jawabannya.

" Woi mbak tanggung jawab dong. Kamera gua rusak gara-gara lo" ucapku dengan nada kesal.

" Plis ya gue buru-buru nih. Emang mau ganti rugi berapa sih? Gue ga bawa uang cash. Gini aja deh, gue kasih nomor hp gue. Nanti kita lanjutin urusan kita di chat. Pokoknya gue lagi buru-buru. Dah ya!" balas dia sembari pergi.

" Woi, awas lu kalo nanti kabur " ucapku yang saat itu juga sudah enggan untuk mengejarnya.

Setelah kejadian itu, kami pun pulang ke rumah temanku. Karena memang selama di Kota B aku tinggal di rumah temanku itu. Sesampainya di rumah, aku pun bergegas untuk menghubungi gadis itu untuk meminta pertanggung jawabannya. Kucoba unuk menelpon, namun tidak diangkat. Karena tidak diangkat akhirnya akupun meninggalkan pesan.

16.50 : "Woi jangan kabur dong lu, ganti kamera gua!"

18.00 : "Woi"

18.30 : "Sumpah gaada tanggung jawabnya banget lu"

18.40 : "Woi"

18.41 : "Sialan"

18.42 : "Woi anjir"

Setelah beberapa kali ku-spam chat, akhirnya dia membalas.

18.43 : "Apaan sih brisik banget. Ya ya ya bakal gue ganti kok. Gausah khawatir deh. Lagian duit segitu mah gampang, ntar gue lebihin malah biar lo puas. Sini kirim nomor rekening lo".

Ketika membaca pesannya, aku benar-benar kesal karena kesombongannya.

Ketika urusanku dengannya selesai, aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan wanita sombong itu lagi.

Beberapa hari berlalu, aku masih dirumah temanku di Kota B. Aku pikir, aku takkan berurusan dengan wanita sombong itu lagi, namun ternyata tidak. Setelah beberapa hari berlalu, Dia justru menghubungiku.

FUCKBOY DADDYWhere stories live. Discover now