BEST FRIEND part. 3

211 31 1
                                    

.
.
.
.

*
Esok harinya,

“jiyeonaa gwenchanna?” tanya jieun

“eoh.. Gwenchanna..”

“siapa pria semalam itu?” tanya myungsoo

“ne..?” gugup jiyeon.


Sehun yang baru saja memasuki kelas langsung duduk di kursinya, jiyeon yang menyadari itu berpura pura tidak tahu dan tetap duduk di posisinya yang menghadap depan.

“Eohh.. Aku menemukannya..” seru suji

“Mwoya?” heran myungsoo

“Smp sooyoung.. Woahh sehunaa.. Kau satu sekolah dengan jiyeon rupanya” seru suji. Jiyeon yang mendengar itu berpura pura tak dengar.

“Benarkahh??”

“jiyeonna mengapa kau tak bilang?”

“apa kalian tidak dekat.?”

“ahh wae.. Kalian berdua mengapa diam saja”


Jiyeon benar benar terdiam, ia tak tahu apa yang harus ia katakan. Sehun pun terdiam, ia sangat takut jika teman temannya kini mengetahui dirinya yang dulu, tidak bukan itu. Ia terdiam berfikir apa jiyeon benar benar tahu? Mengapa dia diam saja? Mengapa tak berbicara? Apa kini jiyeon tak mengakuinya apa jiyeon merasa malu akan dirinya. Pikiran sehun benar benar kacau

“ne.. Kami sama sekali tak saling kenal saat itu” jawab sehun spontan, yaa itu tak sepenuhnya bohong, ia berusaha mempercayai yang ia yakini. Ia memang mengenal jiyeon dan bahkan menyukainya, tapi ia yakin jiyeon sama sekali tak mengenalinya, kami berbeda kelas tak pernah bertemu dan bahkan berselisih jalanpun tak pernah, yahh ia mempercayai itu jiyeon sama sekali tak mengenalnya.

“Ahh begitu rupanya..” seru sujii

.
.
.

Diperpustakaan,
sehun melihat jiyeon sedang membaca buku. Ingin sekali sehun menghampiri jiyeon namun ia khawatir jiyeon akan menghindarinya, walaupun ia tak mengerti jelas alasan kekhawatirannya itu. Ia pun memberanikan diri, dengan langkah pelannya ia pun duduk di hadapan jiyeon.



Sudah 25 menit lamanya, jiyeon sama sekali tak bergeming dan tak melihat sehun. Mustahil jika jiyeon tak menyadari keberadaan sehun. Berkali kali sehun mencoba bicara namun lidah nya benar benar kelu, bibir nya sangat sulit untuk di gerakkan. Ia berfikir ketakutan nya selama ini terjadi, jiyeon menghindarinya jiyeon mengabaikannya jiyeon tak menganggapnya. Yahh.. Dia hanyalah sampah mengapa dia begitu berharap lebih.

“Mianhae..” ucap jiyeon setelah sekian lama, sehun tersadar dari pikirannya, ia menatap jiyeon, takut takut ia salah dengar

“aku tau semuanya..” ucap jiyeon lagi. Dan sehun yakin itu bukanlah ilusinya.

Jiyeon memberanikan diri menatap sehun
“alasan aku berhenti mengunjungi cafe belajar, karna aku tau semuanya.”

#flashback

Setiap saat jiyeon melihat sehun entah mengapa wajah itu sangat tak asing baginya, dan nama ‘sehun’ benar benar nama yang familiar , namun ingatan itu sangat samar samar hingga jiyeon menyerah dan tak terlalu memikirkannya.

Ini sudah minggu ke 8 . Yaa sudah 8 minggu lamanya jiyeon dan sehun berteman, mereka selalu berdiskusi berbagi pendapat dan memecahkan soal pelajaran bersama, bahkan sesekali jiyeon menceritakan tentang teman temannya pada sehun. Yahh mereka sudah sangat akrab sekarang.

Suatu hari saat minggu terakhir liburan musim panas, jiyeon datang terlambat. Ia pun menyimpan tas nya di atas meja belajar. Fokus nya tertuju pada tas milik sehun yang terbuka di atas meja, ia pun mengambil sebuah buku catatan yang sangat tak asing itu, jiyeon membukanya perlahan dan benar buku itu adalah buku miliknya. Buku yang sengaja ia tinggalkan saat ia smp. Dan seketika jiyeon pun menyadarinya. Segera jiyeon mengembalikan buku tersebut ke dalam tas milik sehun dan ia pun bergegas meninggalkan cafe belajar. Tak lama sehun pun keluar dari pintu lain membawa 2 cangkir kopi hangat.

One Shot of Park JiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang