Mg; 11

214 41 3
                                    

ma• ngata /mangata/ n bayangan bulan di air yang berbentuk seperti jalan.

; Aku sudah menyerah, lebih dari sekali, tapi kamu selalu membuat ku lupa akan segala alasan untuk melupakan.

; Aku sudah menyerah, lebih dari sekali, tapi kamu selalu membuat ku lupa akan segala alasan untuk melupakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di stasiun kereta api, aku baru saja melepas kepergian Selen. Dia terlambat, tak ikut rombongan bis anak angkatan, jadi ku antar dia sampai naik kereta berhubung aku pun harus bekerja. Selen adik tingkat ku, meski pun berbeda kampus tapi dia tetap menjalani kegiatan KKN atau kerja praktek. Selen bilang lebih mudah untuk melakukan KKN karena tugasnya bersifat kelompok dan dia tak perlu memberi banyak konstrubusi selain itu dia bisa sekaligus liburan di pedesaan, sedangkan kerja praktek harus dilakukan individu dan Selen tak suka bila harus repot. Aku tak banyak memberi masukan, jika sudah berkeinginan Selen tak mendengar perkataan siapa pun, ku biarkan selama dia baik-baik saja.

Berangkat ke kantor dengan motor kesayangan, cuaca kota saat ini sangat mendukung untuk bersenandung. Jalanan tak begitu macet, aku bisa menembus rambu lalu lintas tanpa kendala berarti. Kontras dengan hati yang kelabu, El membuat hari ku bagai ditandangi awan mendung, kadang siap dihantam petir, kadang siap dihadang hujan. Berbagai perasaan selalu bercampur aduk tanpa permisi meminta izin waktu, tempat atau situasi. Kadang aku akan senyum sendiri jika ingat bagaimana baiknya dia membantu ku selama kuliah atau tertawa karena tingkah polosnya, tapi tak berselang lama aku mulai merasa sedih saat ingat kami kini sudah berjarak.

Jika mengabaikan hati El yang terluka, aku ingin bermain curang dengan tak menyerah dan terus berusaha melakukan yang terbaik agar dia memaafkan ku, tapi tidak, tentu saja aku tak ingin membuat gugusan luka baru di hidupnya, aku tak ingin dikenang sebagai orang jahat. Bagaimana pun kami pernah dekat dan biar lah untuk sekarang sedikit kenangan manis menjadi pelipur akan kondisi buruk ini. Sejatinya masih banyak hal yang tertinggal, membiarkan semua berkahir begitu saja membuat ku mengganjal tapi juga kehabisan cara, tak ada lagi yang bisa otak beri sebagai saran, terlalu buntu.

Sesampainya di kantor, aku duduk di meja kerja lalu mengerjakan beberapa desain produk dan artikel untuk keperluan promosi, hingga sore nanti aktifitas ku hanya akan berkutat dengan produk dan ku harap semangat cuaca cerah sedikit menular pada ku hari ini. Setidaknya saat bekerja, aku bisa sedikit melupakan beban kuliah juga El, meski tidak sepenuhnya bisa hilang tapi pekerjaan membuat ku cukup nyaman untuk menghabiskan waktu.

Sore tiba tanpa ku sadari, aku membereskan meja kerja dan siap untuk pulang.

"Kerja bagus Harvey. Artikel tentang bulan yang kamu buat sangat cocok dengan produk kita, penjualnya juga sangat baik. Bulan ini kamu dapat bonus, saya harap kinerja kamu akan terus meningkat."

Manager datang, menepuk pundak ku, bicara, tersenyum lalu pergi dan aku masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Kami tidak sedang duduk bersama atau mengobrol santai saat dia tiba-tiba memberitahu, apa? Bonus? Kerja ku bagus? Ahh~ pasti karena artikel yang ku buat untuk promosi produk. Setidaknya ada hal yang membuat ku bahagia hari ini, aku tak perlu makan mie dalam kemasan untuk menu akhir bulan.

MangataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang