Judul: The Secret Of IKIGAI
Jenis Buku: Non-fiksi
Penerbit: Araska
Nama Penulis: Iruka Elis
Cetakan Pertama: Mei, 2019
Banyak Halaman: 224 Halaman
Lama Membaca Saya: Kamis, 27 Februari 2020 - Sabtu, 29 Februari 2020The Secret Of Ikigai, jika kalian mengira ini adalah buku terjemahan maka kalian salah besar. Buku ini adalah karya asli dari anak Indonesia yang memiliki nama pena Iruka Elisa.
Dalam buku ini membahas tentang cara dan tips untuk hidup lebih bahagia tetapi produktif dengan umur panjang ala orang Jepang yang biasa disebut Ikigai.
Dari dulu hingga saat ini Jepang dikenal dengan negara yang paling gila kerja dan disiplin, orang-orang Jepang sangat produktif dalam melakukan berbagai inovasi-inovasi baru, khususnya pada bidang teknologi.
Namun, Jepang justru memiliki tingkat kematian yang rendah dan masyarakatnya sejahtera dengan menemukan kebahagiaan
Dalam kesibukannya. Intinya jika ingin bahagia harus ikhlas dan menyukai apapun yang kita lakukan. Dalam buku ini dibahas dengan detail tiap poinnya agar bisa menemukan Ikigai seperti orang Jepang.Kelebihan:
Sampulnya menarik, layoutnya simpel tapi bagus, banyak motivasi dan tips Ikigai dalam contoh kehidupan sehari-hari tiap poinnya.Beberapa contohnya penggambaran dari kehidupan orang-orang Jepang, jadi tahu kebiasaan orang Jepang dalam kesehariannya.
Kekurangan:
1. Bahasanya kurang enak, antara baku dan tidak. Dari kata-katanya memang baku namun penempatan kata agar menjadi bakunya kurang pas.2. Bahasanya terlalu bertele-tele hingga jadi membosankan.
3. Pada bagian prolog ada kesalahan dari penulisan kata "lestoran" karena seharusnya itu "restoran", dan itu bukan typo karena kalo typo gak mungkin setiap yang seharusnya "restoran" tetap aja lestoran.
4. Pada halaman 13 ada kata "menyiangi" dalam kalimat; "Mereka merawat dan memberi pupuk dan menyiangi" jadi menyiangi itu apa?
5. Dan ini yang bakal kayak keserempet lidah kalo dibaca. Pada halaman 35 dalam poin voccation paragraf 1 kalimat terakhir; "Sebaliknya, ada juga beberapa orang yang menikmatinya pekerjaannya. Sayangnya, jumlahnya lebih sedikit" apakah merasakan hal sama kayak gue? Partikel "nya" terlalu banyak jadi nggak efektif kalimatnya. Kalo diubah kayak gini, "Sebaliknya, ada juga beberapa orang yang menikmati pekerjaannya. Namun sayang, jumlahnya lebih sedikit" lebih enak yang mana?
Ada lagi kalimat yang jadi pusing pas bacanya, itu ada di halaman 38 poin passion kalimat pertama; "Seorang guru rela berenang demi mengajar di suatu pulau demi mengajar" so, gimana? Itu pusing njir bacanya. Ada cukup banyak sebenernya pemborosan kata atau kerancuan dalam kalimat, bukan cuma di dua contoh yang tadi di bahas doang. Cuma capek gue kalo harus ketik semuanya.6. Ada kurang huruf pada halaman 47, poin C, paragraf 2, kalimat 2. Di sana ditulisnya keanggotan seharusnya keanggotaan.
7. Tanda koma yang kurang tepat, pada halaman 63 poin A paragraf pertama kalimat 4. "Mirroless yang mungkin bagi sebagian orang kamera bukan suatu hal yang penting, namun bagi saya itu suatu hal yang penting" coba kalo diganti gini, "Kamera mirroless mungkin bagi sebagian orang bukanlah suatu hal yang penting, tapi tidak bagi saya" menurut gue lebih nyaman gini bacanya. Eh, ini mah bukan cuma koma doang ding:v masih nyambung sama revisian no 6 seharusnya.
8. Halaman 116 poin problem maker kalimat pertama disitu ada kesalahan ketik yang seharusnya menimbulkan jadi me_nimbulkan.
9. Ada typo di halaman 150 paragraf pertama kalimat 4. Di situ malah pempengaruhi itu salah.
Masih nyambung karena typo ya, ada di halaman 152 cari aja ada kata didholimi pertanyaannya itu, emang ada kata dholimi? Setau saya mungkin yang dimaksud itu didzolimi.
10. Setau gue ya kata orang lain itu gak di sambung tapi pada halaman 123 poin cara membangun kedisiplinan paragraf 1 itu kok di sambung kata oranglain
Jujur ya, gue tuh awalnya excited banget pas minjem buku ini di perpus, apalagi sebelum gue baca isinya lebih dulu gue baca biodata narasi penulisnya. Dan ya, penulisnya juga udah berpengalaman dalam bidang tulis menulis, yang jadi pertanyaan gue itu ini gue yang asal baca tatacara nulis dulu atau kak Elisa nya yang buru-buru pas buat ini buku dan bisa juga editor nya ngantuk pas baca buku ini. Gak tau deh.
Jujur aja tiap poin dari buku ini tuh bermanfaat banget, apalagi buat orang yang males dan gak punya rasa syukur yang bisanya cuma ngeluh doang. Tapi ya tadi, kekurangannya juga banyak. Banget. Kalo masalah typo dan sedikit nope lah, tapi kalo udah ke bagian bahasanya yang gak efektif dan bertele-tele itu baca bentar aja udah males. Seriusan, gue tapi. Dan ya, jujur pas bab terakhir nyampe epilog kagak gue baca, cuma poinnya doang dan pas epilog gak samsek. Karena udah diujung banget bosannya.
Dear Iruka Elisa, sorry banget kalo sakit hati sama komen gue ke buku The Secret Of Ikigai ini. Gue emang pedes, tau kok gue.
Sekali lagi maaf kalo misal ada yang bilang dan akhirnya kakak baca review ini terus gak terima, ya maaf ya:)
Minggu, 1 Maret 2020
21.37pm, WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Review Buku
General FictionHasil review dari buku-buku yang pernah gue baca dan ini komentar menurut sudut pandang gue mengenai buku-buku tersebut. Kalian mau baca silakan, gak juga bodoamat. Siapa tau bisa buat referensi kalian untuk membeli buku.