03#

3.3K 228 13
                                    

Sorot sinar mentari menyingsing dari timur. Menyelinap masuk diantara celah dedaunan dengan diiringi nyanyian air terjun dan kicauan burung yang terbawa angin pagi dan berbaur dengan embun kecil nan cantik. Pagi yang indah dengan cuaca yang sangat sejuk. Pagi ini seluruh murid Gusu-lan sedang mempersiapkan ruangan pertemuan, keamanan, dan sambutan untuk tamu mereka dari bukit Tianshi. Bukit Tianshi merupakan perbukitan tempat tinggal klan Xiao yang sekarang sudah berkembang hampir seperti 4 sakte besar. Sakte Zhenzhu Xiao  sudah terbentuk 40 tahun yang lalu. Sekarang kepemimpinan sakte Zhenzhu sudah yang ke 6 dan pemimpinnya sekarang adalah Xiao Lianjie. Dia adalah seorang tabib ternama yang pernah membantu Jiang Cheng terhindar dari maut. Warga bukit Tianshi mayoritas seorang tabib, karena bukit Tianshi terdapat berbagai macam tanaman obat-obatan dan beracun yang tidak pernah dijumpai sebelumnya.

Katanya rombongan dari Bukit Tianshi hampir sampai. Zewu-jun, Jiang Cheng, dan Hanguang-jun menunggu didepan pintu masuk Yun Shen bushi Chu untuk menyambut kedatangan pemimpin sakte Xiao yang berkunjung ke Gusu untuk membicarakan sesuatu yang tampak serius. Entah mengapa, perasaan Hanguang-jun campur aduk saat ini. Ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Ia merasa bahagia, sedih, takut, khawatir, kaget dan menyesal. Entahlah ia tidak bisa membedakan perasaan.

Pagi ini juga Lan Xiwang, Lan Yanjian dan Lan Yuexian ikut berada di aula bersama Lan Jingyi selalu wakil pimpinan para junior Gusu. Sebenarnya, jika boleh jujur, Lan Yanjian (Lan Ying)  sangat malas bangun pagi. Tapi karena dobrakan kuat dari Lan Jian membuat nya kaget dan terbangun. Kurang ajar memang, tetapi apa boleh buat, ilmu kultivasi nya tidak setara dengan Lan Jian. Jadi, ia hanya diam dan menyumpah serapahi kakaknya itu. Berakhir lah saat ini ia cemberut dan masam.

" San ge, tersenyumlah sedikit. Para tamu akal ketakutan dan bergidik jika wajahmu seperti ini. " Tegur Lan Xing.

"Diam kau! " Lan Ying.

"Jangan bentak adikku! " Peringatan Lan Jian dengan nada dingin dan muka tembok.

"San ge! Er ge! Berhenti berdebat dan bersikaplah selayaknya. Jangan permalukan orang tua kalian. Dan jangan buat aku menjadi kurang ajar! " Ucap Lan Xing dengan suara rendah dan senyum ramah tetapi penuh ancaman.

Mereka pun kembali menunggu rombongan Sakte Xiao yang akan datang. Sedangkan di gerbang, Jiang Cheng pusing dengan kedua saudara yang mengapit nya ini. Yang satu diam dengan wajah tembok nya yang tidak pernah berubah, yang satunya lagi berbicara sendiri seakan-akan orang yang ia ajak bicara menjawab. Jiang Cheng baru ingat jika suami tercintanya itu adalah seorang translator adik ipar nya. Hebat sekali suaminya ini memiliki gelar yang sangat banyak dan terhormat.

"Wangji! Kenapa kau tampak murung? " Lan Xichen.

Murung darimana nya? Pikir Jiang Cheng. Muka datar yang tidak pernah berubah itu dibilang berekspresi, sungguh Jiang Cheng pusing mencari letak perubahan sifat adik ipar nya itu. Tak lama kemudian sebuah rombongan dengan pakaian berwarna koral dengan jubah berwarna biru tosca yang sangat indah berpadu dengan selendang yang salah satu ujungnya tersampir di bahu kiri dan ujung yang lain terselip di baju dasar. Benar ternyata. Sakte Xiao adalah sakte peri. Mereka benar-benar cantik dan tampan serta anggun dan menawan. Sebenarnya, sakte Xiao tidak memiliki warna resmi seperti 4 sakte lainnya, mereka bisa menggunakan pakaian yang lain yang penting sopan dan layak. Tetapi jika ada pertemuan resmi maka mereka akan menggunakan warna khas bukit Tianshi yaitu koral dan biru tosca.

Zewu-jun, Lan Wanyin dan Hanguang-jun memberikan salam untuk rombongan sakte Xiao.

"Salam dari ku Xiao Zhongzhu. Selamat datang di Gusu-Lan! " Lan Xichen.

"Salam dari ku juga Lan Zhongzhu. Senang dapat berkunjung ke Gusu-Lan. " Xiao Lianjie.

"Salam dari ku Xiao Zhongzhu. " Jiang Cheng.

THE UNTAMED 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang