Chapter 5

5.3K 482 203
                                    

| © Silvie Vienoy | 14 Maret 2020 |

| © Silvie Vienoy | 14 Maret 2020 |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Sudut pandang: Chanyeol

.

.

Bangun pagi merupakan kegiatan paling kuhindari, biasanya. Aku lebih suka dianggap pura-pura mati setiap kali Ibu membangunkanku.

Aku sampai terheran-heran. Kenapa Ibuku masih saja mau membangunkanku setiap pagi. Padahal, jika bangun, aku akan tidur lagi. Jika dipukul, aku akan tetap tidur. Kecuali jika Ibu sudah mengancam akan menyiramku dengan seember kodok bancet.

Jangan kira Ibuku tidak tega melakukannya, dia benar-benar wanita yang tega sekali. Aku tidak ingin menceritakan detailnya bagaimana tubuhku diguyur seember air berisi puluhan hewan menyebalkan itu.

Namun hal itu tidak berlaku untuk pagi ini dan mungkin pagi berikutnya, sebab jika aku tidak bangun pagi, aku akan kehilangan peluang untuk melihat keajaiban dunia kedelapan yang tengah tertidur pulas di sebelahku. Aku sengaja bangun lebih dulu sebelum Baekhyun.

Satu hal yang baru kuketahui hari ini, Baekhyun lebih suka tidur dengan posisi tengkurap daripada terlentang. Kuharap dia mau merubah kebiasaannya ini, sebab jika nanti perutnya mulai membuncit, kebiasaan itu hanya akan membawa malapetaka untuk dirinya dan juga bayi kami.

Bangun pagi kali ini terasa sangat berbeda. Udara pagi yang membelai kulit dan indera penciumanku terasa lebih segar, kicauan burung hutan, serta kehadiran Baekhyun di sebelahku menambah damainya momen pagi ini.

Benar-benar damai, tidak ada lagi teriakan Ibu.

Wajah lugu yang tengah tertidur pulas itu kubelai, bayangan tentang kegiatan panas kami tadi malam menari-nari di kepalaku.

Rasa kagum dan jatuh cinta padanya beda tipis, begitu yang kurasakan, karena aku tengah mengidap keduanya. Kagum dan jatuh cinta.

Aku tertidur dan terbangun di sebelah Baekhyun dengan status sebagai suaminya untuk pertama kalinya. Wow, kami sudah berjalan sejauh ini. Kuulangi kalimat itu bagai mantra. Hal itu membantu meningkatkan suasana hatiku ke tahap yang lebih baik pagi ini.

Kusingkap selimut yang menutupi tubuh Baekhyun sedikit ke bawah, tubuh ini telah menjadi milikku, lihat bagaimana arogansiku bekerja, meninggalkan bekas-bekas itu disana. Tubuhnya bagai kanvas putih yang selalu ingin kugores menjadi sebuah mahakarya.

"Hng?"

Dia terbangun, dengan ekspresi wajah yang lucu. Aku gemas setengah mati. Otak kananku berkata, aku harus memberinya sesuatu atas tingkah imutnya ini.

Satu kecupan lembut kuhadiahkan di bibirnya. "Morning, Baby."

Dia tersenyum manis dengan mata yang kembali terpejam. Baekhyun membalikkan posisi tidurnya menjadi terlentang, kedua tangannya terbuka minta dipeluk. "Hm, morning. Peluuuk."

YOUNG HUSBAND Ver 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang