Tujuh

367 53 14
                                    

Matahari sudah meninggi, namun Krystal tidak menemukan sosok sang suami di kamar hotel mereka. Ponsel yang ia charger sepulang dari rumah sakit pun tak menampilkan notifikasi apa pun. Kaisar menghilang tanpa kabar berita, seolah ditelan bumi. Lehernya terasa tercekik, lantas apa ia harus peduli? Pernikahan yang ia jalani bukanlah pernikahan pada umumnya.

Sepintas bayang-bayang akan sosok suaminya yang sedang menggendong seorang perempuan di punggungnya semalam melintas di benak. Kira-kira siapa perempuan itu?

Mencoba untuk mengabaikan, Krystal memilih untuk mandi dan sarapan, semalam ia diberi pereda nyeri oleh dokter rumah sakit dan harus meminumnya pagi ini. Pria berseragam loreng yang menolongnya juga menemani Krystal hingga ia selesai berobat, dan mengantarkannya sampai lobi hotel. Ah, Krystal bahkan lupa mengucapkan terima kasih pada sang abdi negara yang telah membantunya itu. Jika takdir membawa mereka untuk bertemu kembali, Krystal berjanji untuk mengucapkan terima kasih.

Batinnya mendengus geli saat membicarakan takdir, Krystal tidak terlalu percaya mengenai hal itu, semua yang ada di dunia ini hanyalah sebuah kebetulan menurutnya.

Pintu kamar hotel diketuk, membuat Krystal mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar mandi. Ia segera beranjak ke pintu dengan langkah tertatih dan memastikan siapa pelaku pengetukan melalui lubang kecil di pintu sebelum membukanya. Ia menemukan sosok suaminya di balik pintu, ia pun membukakan pintu dan mempersilakan pria itu untuk masuk.

Kaisar masuk ke dalam kamar mereka tanpa kata, bahkan tanpa menatap sosok Krystal yang termenung di depan pintu dengan kaki yang diperban. Ia sibuk melepas membuka sepatu dan kaus kaki miliknya dan beranjak ke arah kamar mandi, mengabaikan sosok Krystal sepenuhnya.

"Udah sarapan di bawah?" Krystal bertanya untuk berbasa-basi, entah mengapa ia merasakan aura berbeda dari sosok Kaisar pagi ini.

"Sarapan duluan aja, aku cuma mandi dan harus keluar lagi," ujarnya sembari melepaskan jaket. Kemudian ia membuka koper dan membongkarnya untuk mengambil pakaian, tanpa menjelaskan apa pun pada Krystal.

Kaisar menjadi pendiam, hal itu membuat Krystal sedikit heran. Bau alkohol di tubuhnya tidak terlampau menyengat, ia pasti tidak minum banyak. Dibandingkan mabuk, Kaisar lebih tepat dideskripsikan layaknya orang frustasi. Rambut acak-acakan, pakaian yang jauh dari kata rapi dan ekspresi muram yang begitu kentara. Entah hal apa yang menimpanya semalam.

Memilih untuk mengalah dan mengabaikan kejanggalan tersebut, Krystal kembali duduk, menunggu Kaisar yang tengah mandi. Perasaannya kali ini tidak enak, seolah akan ada hal yang besar akan terjadi. Krystal menggeleng, sepanjang hidupnya ia selalu mengedepankan akal sehat dan logika, tidak menjujung hal yang berkaitan dengan perasaan atau firasat seperti ini. Namun untuk kali ini, perasaan itu seolah menyergap dan melingkupi hatinya tanpa bisa ia cegah.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Kaisar yang sudah lebih segar sedang bertelanjang dada, ia hanya mengenakan celana jeans miliknya. Pasti tak akan ada yang menyangka umurnya menginjak angka 33, yang ada orang mengiranya masih berusia 25 tahun. Tubuhnya amat bugar dan terlihat sangat prima di usia awal tiga puluhan, harus Krystal akui tubuh suaminya merupakan dambaan kaum hawa di luaran sana.

"Hari ini mungkin aku pulang telat, selamat bersenang-senang," ujar Kaisar sambil menyunggingkan sedikit senyum. Kemudian ia pergi ke luar kamar setelah mengenakan pakaiannya.

Krystal termangu dan melihat ke arah kakinya yang diperban, bukannya ia ingin diperhatikan, hanya saja, sebegitu tidak peduli kah Kaisar terhadap keadaannya?

***

Krystal mendengkus saat melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit, jam sarapan di hotel sudah lewat. Sepertinya ia terlalu lama menghabiskan waktu di kamar mandi tadi. Ya, ini hari Sabtu, jadwalnya untuk lulur. Meski kakinya sakit, aktivitas yang sudah menjadi kebiasaannya itu tidak bisa dilewatkan begitu saja. Sensasi tubuh lebih enteng serta lembut dan wangi di kulitnya membuat Krystal rela menghabiskan waktu lebih lama untuk mandi. Harusnya ia memilih untuk memesan layanan sarapan di kamar saja tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The After EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang