1. Disingkat D dan K

1K 96 48
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi pada pukul 3 tepat. Seluruh murid berhamburan menyerbu pintu keluar. Dalam hitungan detik, halaman sekolah yang tadinya kosong melompong menjadi penuh tanpa celah sedikitpun. Buku, alat tulis, earphone yang tersimpan di laci meja, dan botol minum kosong telah berhasil Dikey masukkan semuanya ke dalam tas. Baru beranjak begitu setengah dari murid di kelasnya telah lenyap.

Tidak langsung turun dan ikut menyerbu gerbang sekolah. Dikey malah berdiri di depan kelas. Memeluk pagar pembatas. Dagu menempel di atasnya. Mata tertuju ke bawah. Merengut. Mengomel. Rencananya untuk pulang cepat-cepat lalu tidur siang malah berakhir dengan gagal.

Dari atas sana, cukup jelas Dikey bisa memperhatikan keadaan bagaimana semerawutnya area parkir sepeda. Penuh. Sesak. Berjejal, walau jumlahnya tidak sebanyak sepeda motor. Tapi disesuaikan pula dengan luas lahannya. Alhasil, lahan parkir sepeda yang disediakan menjadi yang paling sempit dibandingkan parkir sepeda motor dan kendaraan khusus guru.

Sudah tidak terhitung berapa kali Dikey mengeluh dalam hati. Menghitung waktu, meski ia bodoh dalam mata pelajaran matematika. Sebagai siswa kelas IPS, Dikey menjadi khawatir bagaimana nasib nilai ekonominya kelak. Sewaktu SMP saja, nilai IPS-nya sangat anjlok begitu memasuki materi ekonomi. Jika kalian buka buku LKS Dikey, tinta berwarna merah terdapat di mana-mana. Sampai Yuha menawarkan bantuan khusus. Belajar bersama. Dikey menolak. Memberi solusi yang jauh lebih ringkas dan mudah. Kalau ada PR dan kamu sudah selesai mengerjakan, kirim ke aku.

Setelah cukup lama melamun selagi menunggu sepeda, Dikey berhasil membandingkan waktu. Naik transportasi umum jauh lebih cepat, daripada berdiam diri menuggu parkir sepeda menjadi lengang.

Dikey menganggukkan kepala. Yakin. Mulai besok, ia akan berangkat sekolah menggunakan angkot. Itu akan menghemat waktu dan tenaga. Meski sedikit mengorbankan uang saku. Kalau lagi beruntung, ia akan merayu sang ayah agar diberi uang jajan lebih.

Waktu selama 15 menit mungkin bagi murid lain bukanlah waktu yang penting. Akan terasa sebentar jika dihabiskan dengan cara berbincang dan bercanda. Lain halnya dengan Dikey. Ingin bercanda dengan siapa? Yuha sudah pulang duluan. Bahkan anak itu langsung melesat keluar sambil berlari, karena supirnya sudah menunggu di depan gerbang. Bercanda dengan murid lain di kelasnya? Dikey menggelengkan kepala. Baru saling kenal kemarin. Baru berada di kelas yang sama selama 2 hari. Ia akan terlihat aneh jika sembarangan bercanda.

Belum benar-benar kenal. Dikey takut candaannya akan dianggap serius oleh segelintir orang.

Akan tetapi, Dikey sudah menemukan target teman. Gyu dan Eissa. Bukan berarti Dikey pilih-pilih teman. Perilaku Gyu dan Eissa nampak tidak jauh berbeda dengan Dikey. Senang bercanda. Apa saja bisa dijadikan bahan lelucon dan membuat semua orang tertawa. Lihat saja. Dalam beberapa hari ke depan, Dikey yakin, mereka bertiga pasti akan menjadi sahabat yang klop. Untuk sementara ini, jaga image saja dulu. Meski sejujurnya, Dikey sendiri pun tidak tahu akan sampai kapan ia sanggup menahan diri sendiri. Lalu kelepasan, hingga kelakuan anehnya terlihat oleh semua orang. Bukan hanya murid di kelas 10 IPS 2.

Sampai-sampai Yuha, yang sudah sangat hafal dengan kelakuan asli Dikey, heran sendiri melihat sikap berbeda yang ditunjukkan sahabatnya ini. Dikey seperti menjadi sosok orang lain. Bahkan protes, mengira Dikey sedang memiliki masalah hingga sedikit berubah. Dikey menenangkan dengan berkata bahwa perubahannya ini tidak akan berlangsung lama. Tunggu menjadi akrab dulu dengan semua penghuni kelas. Dikey akan kembali ke perilaku aneh jika semuanya sudah dirasa cukup.

Kembali ke angka 15.

Di 15 menit berikutnya, tempat parkir sepeda sudah menjadi lebih lengang. Berkat sedikit usaha, memindahkan posisi beberapa buah sepeda, akhirya sepeda Dikey yang berdesakan dengan sepeda lain pun berhasil keluar dari sarang. Diseret hingga keluar dari halaman sekolah. Mulai dinaiki. Dikendarai dengan kecepatan sedang cendrung pelan. Anehnya, dengan kecepatan seperti ini pun masih saja menimbulkan masalah.

Fight The World (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang