Bagian Dua

29 7 0
                                    

"Hei, Ra! Kok melamun sambil senyum-senyum gitu? Hayo mikirin apa?" tiba-tiba, Tsaqila datang menghampiri Hanura.

"Eh. Enggak, Qil. Udah, ayo ke meja aja!" ajak Hanura yang tersadar dari lamunannya.

"Nggak, ah. Cerita dulu, sini. Kok kamu melamun sambil senyum-senyum? Untung sepi, kalau nggak, malu-maluin aja, haha," Tsaqila menolak ajakan Hanura sambil tertawa kecil.

Isi pikiran Hanura saat ini adalah perkataan Askala tadi. Hanura masih benar-benar tidak menyangka.

"Ee, tadi aku ketemu Kak Askala," ucap Hanura mulai bercerita kepada Tsaqila.

"Ciee. Terus, kenapa?"

"Dia minta nomor whatsapp ke aku. Kalau itu sih, biasa aja. Tapi, waktu aku selesai ngasih nomorku ke dia, dia bilang 'Makasih, Dek Hanura Manis.'. Dia bilang manisnya pelan, sih. Untungnya, aku denger jelas kalau dia bilang manis. Gila, aku berasa mimpi."

"Pantesan, muka bahagia beda dari yang biasanya, ternyata disamperin doi! Hahaha," ejek Tsaqila.

"Eh, enggak ya. Udah lah, ayo balik ke meja!"

Hanura dan Tsaqila mulai berjalan ke meja. Raut wajah Hanura masih terlihat berbeda dari yang biasanya.

"Kok lama banget, sih? Nih, sampe minumannya udah dateng," tanya Leyka.

"Hayo, kalian ketemu sama doi kalian, ya?" canda Nuna sambil meminum es cokelatnya.

"Emangnya, siapa doiku? Yang ada, Hanura yang ketemu Kak Askal-" Hanura cepat-cepat menginjak kaki Tsaqila.

"Aw! Sakit, Raaa!"

"Siapa suruh bilang ke mereka?" Hanura pun duduk dan mulai menikmati cokelat panasnya.

"Oh gitu, ya, kalian rahasia-rahasia-an?" kata Belva.

"Iya, nih. Hanura ketemu Kak Askala? Cerita aja, gih. Lagipula, mungkin kita juga nggak bakal bocorin." Ratu setuju dengan Belva.

"Cerita aja, lah, Ra. Keburu es cokelatku habis, nih. Oh iya, makasih banyak, ya! Ternyata enak juga es cokelat di sini," Sana pun berbicara setelah lamanya dia diam karena sibuk meminum es cokelatnya.

"Yaudah iya. Kamu aja lah, Qil, yang ceritain."

Tsaqila pun menceritakannya hingga bel masuk berbunyi. Akhirnya, mereka beranjak dari kantin, dan menuju ke kelas. Mereka melewati kelas XI-D, yang katanya murid-murid kelasnya banyak yang sombong.

"Itu, Fa, cewek yang katanya sering dilirik sama Askala?" ujar salah satu kakak kelas kepada temannya sambil menunjuk Hanura.

Maaf, lebih pendek. Ehe:3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang