Never ending story

3.1K 225 24
                                    

listen to :
Never ending story - skz



wait,
baca sampai habis ya aku punya sesuatu 💞







Binar mata yang semula terlihat hidup perlahan meredup seiring alunan musik yang ia dengar dari speaker kamar miliknya.

diraihnya sebuah figura yang membingkai cantik dua orang yang sedang berpelukan dan tersenyum di depan kamera, terbingkai cantik tatkala bulir bening miliknya jatuh dengan tak sabaran.

makin dilihat maka hatinya semakin sakit seperti tercubit. bibir cantiknya tersenyum, namun air matanya masih tak dapat ia cegah semenjak keputusan sang ayah yang membuatnya harus berpisah dengan sosok didalam bingkai foto yang kini berada dalam dekapannya.

"hiks.. kenapa?" monolognya seolah orang dalam foto tersebut akan mendengar suara putus asa-nya.

"kenapa harus selalu berpihak pada ayah? kenapa tidak mau dengarkan aku?"

maka tangisnya semakin pecah kala ingatan ingatan kecil tentang kebersamaanya dengan christoper bangchan adalah memori termanis yang ia jalani semasa menjalani hubungan di bangku sekolah menengah.

tubuh tingginya semakin beringsut, mata bengkak dan lelah itu perlahan terpejam, terlalu lelah menangisi kisah cintanya yang sedikit menyedihkan karena harus dipisahkan karena terhalang restu orang tua.








"Sudah membuat registrasi untuk semester depan?"

Kim seungmin mendudukkan dirinya didepan hyunjin yang sedang menatap kosong taman dekat fakultas sastra.

"hm?"

wajah teduhnya mendongak saat menemukan seungmin yang telah terduduk di depan mejanya. tak sadar karena terlalu larut menyelami imajinasinya sendiri.

seungmin tersenyum remeh, "melamun lagi? hubungi saja kalau memang rindu."

hyunjin ikut mengulas senyum saat ditanyai demikian. apa boleh ia merindukan seseorang yang sudah dengan sengaja ia tinggalkan demi tuntutan sang ayah? tuntutan untuk merampungkan beasiswa pendidikannya di Inggris dan menyampingkan fakta bahwa saat itu tak ada kata berpisah dari hyunjin maupun chris. Denial, itulah satu kata yang pantas untuk hyunjin saat ini.

"tidak perlu kim seungmin, dia pasti sudah jadi pria dewasa yang mapan dan berkecukupan, punya calon pendamping yang lebih baik dan lebih pantas daripada aku yang hanya.. orang tidak tau diri yang dengan sengaja meninggalkannya."

helaan nafas keluar dari bilah bibir hyunjin dan seungmin, keduanya memandang kosong cup kopi yang sepertinya hampir mendingin karena cuaca saat itu.

"jadi kau mau menerima ajakan kencan kak changbin dari fakultas hukum itu?

senyum tak terdefinisi menjadi akhir percakapan keduanya karena hyunjin hanya diam setelah menghabiskan kopi miliknya dan beranjak pergi meninggalkan pertanyaan seungmin yang masih menggantung.





"ehem." deheman pelan membuat pemuda manis itu menoleh ke asal suara lalu tersenyum setelah mendapati pemiliknya.

"Kak changbin, hai."

"ku antar sampai apartemenmu, cuaca sedang tidak baik."

"tidak perlu, aku akan naik bus kota. ada buku yang harus kubeli."

"sekalian saja, sudah lama aku tak memberi oleh oleh pada kkami, bagaimana kabar anjing nakalmu itu?" changbin terkekeh karena tatapan tak suka -tapi menggemaskan- yang hyunjin berikan.

"berhenti menyebut kkami hanya nakal karena dia tak suka padamu."

"baiklah maafkan aku, kemari, masuk mobil karena kau bisa sakit jika tetap memaksa naik bus kota lalu berjalan ke apartemenmu yang jaraknya cukup jauh itu." satu tangan changbin ia ulurkan pada hyunjin, tersenyum senang karena ajakannya disambut baik oleh tangan hangat hyunjin.






Lost And Found • ChanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang