When the party is over

921 134 3
                                    

listen to :
Billie eilish - when the party is over

⚠️ contain some harsh word and blood scene.


Bercak merah dengan bau amis menguar di salah satu ruangan yang seolah sengaja dirusak hingga tak berbentuk.

Di sudut ruangan seseorang sedang tertunduk dalam, menatap luka robek di tangannya yang sepertinya cukup dalam. Hening, hanya detak jarum jam yang mampu menembus malam dan indera pendengarannya.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan sesosok lelaki pucat dengan kemeja putih dan raut khawatir di wajahnya. Perlahan ia mendekat, memunguti satu persatu benda yang masih bisa ia selamatkan.

"Apa begini caranya? Apa dengan menyakiti dirimu sendiri membuatmu lebih baik?"

Lelaki rambut pirang itu berjongkok, menelisik kedalam raut kesakitan yang tersembunyi dibalik surai hitam yang menutupi wajahnya.

Baju tidur yang tercecer di lantai ia pungut guna membalut luka tergores di tangan kiri sosok didepannya. Hatinya pilu melihat kekasihnya sekacau ini.

"Kumohon jangan lakukan ini lagi, hyun."

Tangan besarnya berusaha menangkup wajah pucat didepannya. mencari sorot mata ceria yang biasa ia temui di setiap hari hari mereka.

"Pergi."

Bibirnya yang mulai kering menyuarakan kalimat yang membuat pergerakan chan terhenti.

"Aku akan pergi jika kau ikut bersamaku."

Chan mengusap pelan pipi hyunjin yang mulai mendingin. Manik keduanya perlahan bertemu, membuat chan menyunggingkan segaris senyum tipis. Lelakinya terlihat tampan, hanya saja kini perasaan hyunjin sudah berbeda.

"Tinggalkan aku."

Dirasakannya rengkuhan yang semakin erat di tubuh hyunjin. Semakin ia menyuruh chan pergi maka semakin erat pula pelukan yang lelaki pirang itu berikan.

"Hentikan, aku tidak mau dan tidak akan pernah pergi darimu."

Dapat hyunjin lihat manik chan yang mulai mengkristal hingga jika saja lelaki itu berkedip maka akan tumpah segala kesedihan yang sedari tadi ia tahan.

"Apa kau sudah tak mencintaiku?"

Guncangan pelan pada bahu hyunjin tak mendapat jawaban. Kini kedua pipinya telah basah dengan air mata. Chan terisak dengan wajah kacau dan putus asa.

"Jawab aku hwang hyunjin."

Kalimat chan terdengar seperti rintihan yang keluar dari mulut anak usia lima tahun, sangat lemah dan tak berdaya.

"Ah, jadi kau benar benar mengencani lelaki itu?"

Chan menatap hyunjin yang kini balik menatapnya, sorot mata pilu-nya kini berbalik menjadi kilatan amarah.

"Akh!" Hyunjin merintih saat rahangnya dicekal oleh tangan besar chan.

Dada hyunjin sesak jika terus seperti ini, ia terlalu lelah dengan perdebatan dan pertengkaran panjang yang akan berakhir dengan luka baru ataupun luka sayatan di tubuh mereka. Belum lagi keadaan ruangan yang akan berubah kacau layaknya medan pertempuran karena tak hanya benda benda yang dilempar dan berserakan, tetapi bercak darah yang keluar dari tubuh keduanya.

Lost And Found • ChanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang