TWEE
Bagian Kedua……..
[Author POV]
Laura dan Bram adalah orang tua Erlan. Mereka menikah sejak mereka berusia 22 tahun, tepat setelah mereka menyandang predikat sarjana. Eh, bukan tapi Bram saja yang sarjana. Bram lulus dengan ijazah arsitektur ditangannya. Dia nekat melamar pacarnya Laura sejak tiga tahun lalu. Dengan modal pas-pasan mereka menempuh hidup baru.
Tidak ada halangan diantara mereka. Mungkin karena keluarga mereka sama-sama dari golongan tidak mampu atau lebih tepatnya sederhana. Hal itu juga membuat Laura dan Bram untuk bekerja keras meraih cita-cita mereka.
Awalnya mereka tinggal bersama orangtua, lalu kemudian memberanikan diri untuk mengontrak rumah kecil. Bram memanfaatkan ijazah arsitekturnya untuk membuka usaha dibidang konsultan rumah ataupun perumahan. Memberikan layanan jasa bagi siapapun untuk membangun rumah, mendesain rumah mereka, dan membangunnya sesuai dengan permintaan.
Laura tidak ingin berdiam diri. Dengan bekal kursus kecantikan salon beberapa bulan lalu. Dia membuka salon kecil-kecilan di samping rumahnya yang masih sederhana. Rumah dari hasil desain suaminya. Rumah impian mereka yang sederhana.
Laura sangat senang ketika Erlan hadir dalam kehidupan mereka setelah beberapa tahun menanti. Erlan menjadi anak tunggal karena Laura tidak bisa melahirkan lagi lantaran rahimnya harus diangkat karena kista. Sedih memang, tetapi mereka tetap bersyukur karena telah memiliki Erlan. Laura membantu mempromosikan pekerjaan suaminya mulai dari langganan salonnya. Hingga akhirnya mereka mendapatkan banyak partner kerja dan klien. Susah senang mereka tempuh bersama agar Erlan kecil tidak mengalami kekurangan seperti mereka. Dan agar Erlan kecil bisa melanjutkan sekolah setinggi-tingginya tidak seperti mereka.
Ternyata marketing dari mulut ke mulut sangat ampuh dan berhasil. Langganan salon Laura semakin banyak dan sekarang mulai didatangi oleh ibu-ibu parlente dan kalangan pejabat. Salon yang tadinya kecil dan tidak memiliki karyawan kini diperluas. Laura memutuskan untuk menerima karyawan agar bisa membantunya dan memudahkannya mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi.
****
Laura termenung memandangi putranya yang sudah tumbuh menjadi pemuda gagah dan tampan. Matanya yang coklat ternyata menurun dari suaminya Bram, begitu juga dengan rahangnya yang kuat. Kulit Erlan yang putih diturunkan darinya begitu juga dengan hidungnya yang mancung turun ke anaknya.
Yah, Erlan memang seperti pemuda sempurna. Dia tidak kalah menariknya dengan Rafa sahabat anaknya. Hanya saja, Erlan tidak seperti Rafa yang playboy dan sedikit keras kepala. “Mah!,”panggil anaknya mengusap matanya yang baru saja bangun dari tidrunya.
Laura tidak bergeming, pikirannya masih melayang. Erlan sekali lagi memanggil ibunya, “Mamah!,” sambil menggoyangkan tangan ibunya. Laura tersadar dari lamunannya. “Eh—iya, Er!.” Laura tersenyum kecil mendapati anaknya sudah duduk manis didepannya.
“Mamah melamun apa?,” tanya Erlan lagi mengerjap. “Enggak! Mamah lagi mikirin kamu,” goda Laura membuat Erlan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Sahabatku
RomanceBagaimana jika dua orang sahabat harus memperebutkan satu wanita yang mereka cintai. Bagaiman satu wanita akan memilih diantara dua cinta laki-laki yang memiliki cintanya. Apakah harus membagi cinta atau harus menyemai dua cinta laki-laki dalam hidu...