Vier

247 3 2
                                    

VIER

 

Bagian keempat……

 

[Erlan’s POV]

Aku dan Rafa baru saja tiba dihotel. Kami beringsut masuk ke ruang ganti. Kami tidak perlu mengisi daftar tamu. Karena semua karyawan hotel di sini sudah sangat mengenaliku apalagi dengan Rafa. Mereka justru memberikan pelayanan yang baik untuk kami.

Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan sahabatku Rafa. Sejak tadi wajahnya masam, hingga pada akhirnya dia bertemu dengan cewek cantik dan seksi di kolam renang. Bukan Rafa namanya jika cewek tidak membalas kedipan matanya. Dalam sekejap mereka jadi akrab dan terlihat ngobrol. Bahkan saling bertukan pin BB, nomor hanphone alamat sosmed lainnya.

“Eh…. Perasaan tadi lo murung dan kesel aja bawanya. Sekarang udah gandeng cewek aja,” sindirku saat Rafa duduk berdua di tepi kolam dengan cewek cantik dan seksi.

“Kenalin ini sahabat gue, namanya Erlan!” seru Rafa memperkenalkanku dengan cewek baru yang digandengnya.

Cewek itu mengukir senyum dibibirnya. “Hai, aku Lana!,” serunya mengulurkan tangannya. “Erlan!,” balasku dengan senyuman.

Aku baru saja ingin ngaso sebentar, kemudian tiba-tiba merusaknya. “Er, tolongin gue dong. Pesenin minuman buat gue sama—Lana [matanya melirik ke arah Lana],”

“Enak aja lo!,” tukasku kesal. “Gue bukan pelayan lo,” keluh Erlan lagi.

“Kalo mau minuman kan tinggal panggil pelayan,” tambah Erlan lagi kesal. Rafa justru meliriknya dengan tatapan khasnya—bercanda. “Ayolah, pliss.”

Dengan langkah yang berat aku memaksakan diriku mendekati bar yang berada tidak jauh dari tepi kolam. Memesan dua cocktail untuk mereka dan satu mocktail untukku. “Mas. Pesan spring cocktail-nya dua dan satu coke float,”

Aku mengambil posisi duduk dikursi yang tersedia di depan bar. Aku menyisir pandangan ke kolam renang. Dan tentu saja berhenti disatu titik dimana ada Rafa dan cewek barunya—Lana. Aku hanya bisa menggeleng melihat keakraban mereka dari tempat ini.

“Mas, ini pesanannya sudah jadi!,” suara bartender mengalihkan pandanganku. Dia mendorong tiga gelas minuman pesananku.

Aku menarik satu gelas didepanku dan mulai menyeruputnya. “Tolong dua minuman ini diantarkan ke sana!,” aku menunjuk pada tepi kolam dua sejoli yang merusak pemandanganku.

“Oh.. Ke Mas Rafa ya!,” kata si waitres. “Iya!,” aku mengangguk lalu kembali menyeruput minumanku.

“Mas Rafa beruntung banget ya! Udah kaya ganteng lagi. Gampang banget dapetin cewek yang dia mau.” Sela si bartender padaku. Aku menoleh padanya.

“Pengen banget seperti Mas Rafa,!” tatapannya tidak berkedip kepada Rafa. Matanya berbinar seperti ada kecemburuan didalam sana.

“Gue sih biasa aja!,” sarkastik. Kembali menyeruput minumanku sampai habis. “Tambah lagi dong, Mas!,” menggeser gelasku padanya. Aku masih tidak beranjak dari tempatku.

Setelah aku menghabiskan minumanku yang kedua. Aku beranjak dan berjalan menuju ruang ganti. Aku memberikan isyarat pada si playboy—Rafa. Dia seperti mengucapkan kata perpisahan pada cewek itu.

Aku sudah rapi dengan mengenakan T-Shirt andalanku yang ketat memperlihatkan otot-ototku dibagian bahu dan perutuku yang kotak-kotak dengan jeans berwarna biru dan sepatu kets. Aku menemui Rafa yang masih melipat handuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang