너를 만나
Bertemu DenganmuHAPPY READING!❤
Hujan deras sedang menyelimuti kota metropolitan. Awan hitam disertai suara gemuruh guntur membuat orang-orang kesulitan untuk beraktivitas. Banyak yang lebih memilih untuk berada dalam ruangan atau bahkan bermalas-malasan. Tetapi, tidak dengan perempuan yang sedang duduk di sudut kafe. Jari-jemarinya sibuk mengetik pada keyboard laptop. Tak ada hal lain yang sedang ia lakukan selain menyelesaikan tugas kuliahnya. Rambut panjangnya yang dikucir membuatnya terlihat begitu manis. Namanya Yoora yang kerap disapa Rara oleh teman-temannya. Sambil mengetik gadis itu sesekali menatap luar jendela melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan payung di tangan mereka. Tiba-tiba sudut bibirnya terangkat yang mengukir sebuah senyuman tipis di sana. Hari ini tepat dua tahun lalu. Dua tahun lalu di mana Yoora bisa merasakan bagaimana kebahagiaan dan kesedihan di satu waktu yang bersamaan.
Jakarta, 2 Desember 2019
Hari ini tepat perayaan pensi sekolah. Yoora yang ditugaskan sebagai ketua koordinasi acara membuatnya terlihat sibuk dengan sebuah name tag yang tergantung di lehernya. Keringatnya pun terus bercucuran, karena ia tak pernah istirahat barang sedikit saja. Kecemasan mengenai kegagalan mengenai acara ini.
Yoora sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam urusan seperti ini. Akan tetapi, Wooseok yang selaku ketua panitia pensi dengan mantap memilihnya tanpa mempertimbangkan apa pun. Tentu saja hal ini membuat ia merasa terbebani. Namun, ia juga tidak ingin merusak kepercayaan yang telah diberikan Wooseok yang notabene adalah kakak kelasnya.
Wooseok terlihat sedang berjalan menuju ke arah Yoora dengan sorotan mata yang dingin. “Lo udah kontrol gimana persiapan penampilan seni dari tiap sekolah?” tanya Wooseok
“Barusan gue ditelepon sama pihak sekolah harapan bangsa. Mereka enggak bisa tampil, karena peserta perwakilan dari sekolahnya lagi ikutin lomba,” tutur Yoora dengan perasaan cemas.
Wooseok berdecak pinggang lalu berkata, “Kok, mereka enggak kasih tau dari awal, sih? Jadi udah ada yang ganti untuk isi schedule kosong mereka?”
“Belum ada, Kak. Gue juga coba tanya ke anak seni buat yang mau isi jadwal yang kosong, tapi mereka juga enggak mau karena sama sekali nggak siap. Apa harus dikosongin aja, Kak? Hitung-hitung juga nanti buat waktu istirahat pengunjung.”
“Nggak bisa, Ra. Kita harus tetep isi schedule yang kosongl.” Wooseok berpikir keras bagaimana agar jadwal kosong itu tetap di isi.
Wooseok tiba-tiba menatap Yoora dengan serius. “Gimana kalau kita berdua yang tampil? Kebetulan gue tau main gitar dan lo bisa nyanyikan?”
Kedua mata Yoora terbuka lebar mendengar ucapan Wooseok. Dengan cepat ia menolak usulan tersebut. Tidak. Tidak mungkin Yoora tampil di depan keramaian. “Gue enggak bisa, Kak.”
“Demi acara ini, Ra. Gue tau kok lo orang yang pemalu, tapi demi acara ini. Please, kita sama-sama buat pentas seni sekolah ini jadi sukses.” Wooseok memohon dengan wajah memelasnya.
Bukannya ingin menolak tawaran Wooseok. Tetapi, Yoora juga takut akan menjadi buah bibir sekolah, karena tingkat kepopuleran Wooseok di sekolah ini tak perlu diragukan lagi. Wooseok memiliki banyak pengagum di sekolah bahkan di luar sekolah sekalipun. Lalu apa kata orang jika Yoora seorang gadis biasa tampil bersama most wanted Seuli? Membayangkannya saja sudah membuat Yoora takut dan gemetar.
“Ra, gimana? Acaranya tinggal empat jam lagi. C’mon.”
“Ya udah deh, Kak.” Perkataan itu benar-benar tidak berjalan selaras dengan keinginan hati Yoora. Ia terpaksa, karena ia juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam acara tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/215398716-288-k858316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
FanficEnggak semua pertemuan harus kamu sesali, karena semesta telah menakdirkannya terjadi. Dan enggak semua kedatangan harus kamu hindari, hanya karena kamu tidak ingin melihatnya kembali. -Me After You-