Pintu Awal Segalanya

20 8 0
                                    

Reyna POV

Plak

Terdengar suara tamparan keras di dalam rumah itu, yang membuat aku penasaran. Aku terus menempelkan kuping ku di jendela rumah yang aku datangi ini, untuk mencermati apa yang terjadi. Tentu saja aku yang mendengar itu membuat aku takut, bagaimana tidak dia teman karibku.

"Lebih baik kau pergi dari rumah ini, ini memang rumah ibumu, tapi sekarang ini rumah ku, aku berhak mengusirmu anak tidak berguna!!"

Plak

Aku mendengar percakapan seorang laki laki terdekat Dina, ya Ayahnya. Begitu tega Ayahnya memperlakukan Dina seperti itu dan aku mendengar pula Dina di tampar dan di pukul berapa kali.

Aku menjauh dari jendela rumah Dina, aku sangat takut dan aku ingin menyelamati Dina. Aku duduk di kursi teras Dina dan menggigit kuku ku.

Ayah Dina keluar dengan membuka pintu, menghempaskan pintu dan pergi dari rumah itu, aku yang melihat Ayah Dina keluar, dengan cepat aku masuk di rumah itu.

Aku melihat Dina terbaring di lantai ruang tamu dengan pipi yang memar memerah, langsung saja aku menghampiri dan memeluk Dina.

"Dinaa, apa yang terjadi?" Tanyaku tanpa tersadar air mataku keluar melihat sahabat ku di sakiti seperti ini

Dina tampak lemas, aku berusaha menyemangati Dina. Aku mengeluarkan botol berisi air dalam tas ku dan memerintahkan Dina untuk duduk dan minum

Dina duduk dan meminum air yang aku berikan, dia cerita dengan air mata yang masih saja keluar.

"Rey, Ayahku marah padaku karena aku tidak sengaja menumpahkan air di celana jeans perempuan yang bersama Ayah ku sekarang, perempuan itu marah dan lalu pergi, Ayahku yang di dapur mendengarkan perempuan yang bersamanya sekarang marah, Ayahku keluar Rey, ayahku menutup pintu dan segera menampar serta memukul ku, ayah ku mengatakan untuk aku keluar rumah Rey" Dina yang cerita dengan penuh air mata itu membuat aku langsung memeluk nya lagii

Bagaimana tidak, Dina adalah orang terkuat yang ku kenal selama 1 bulan lebih ini. Dia yang slalu nyemangati disaat aku down. Mungkin giliran aku yang sekarang menyemangati dina.

Aku melepas pelukan ku dan memegang kedua bahu Dina dengan erat

"Dina, kamu semangat yah. Kamu bisa kok tinggal di rumah ku"

"Aku ga enak lah Rey" Dina menundukkan kepala nya

"Dinaa kayak sama siapa aja sihh, sekarang kemas kemas baju kamu, kita kerumah aku yah" aku menghibur Dina dengan menyubit pipi Dina dan membantu Dina berdiri

"Aku pesanin mobil online ya" aku berkata pada Dina yang sedang berada di kamarnya untuk membereskan baju bajunya, sedangkan aku berada di ruang tamu sambil memesan mobil

Setelah Dina sudah beres mempersiapkan semuanya, akhirnya Mobil online yang ku pesan sudah datang. Kami duduk di bangku belakang

"Pak jalan pak" kataku

Selama di perjalanan, aku diam dan membiarkan Dina menenangkan pikiran nya. Dina tak memandang ke depan atau pun ke arah ku namun ke arah luar jendela.

Aku hanya memandang kedepan dengan pandangan kosong, ntah kenapa tiba tiba lamunan ku diisi oleh tentang Farras, lagi lagi dia.

"Eh Reyna, kamu kok tadi tiba tiba ke rumah ku ? " tanya Dina sambil menepuk pahaku pelan

Pertanyaan Dina membuat ku buyar dengan lamunan ku, syukurlah. Karena slama ini lamunan ku slalu tentang Farras

"Aku tuh heran Din, kenapa kamu tuh ga masuk sekolah, yaudah deh aku mampir" jawabku dengan senyuman sambil menatap Dina

Selang beberapa menit, akhirnya aku dan Dina sampai di rumah. Aku dan Dina melepaskan sepatu kami di teras rumah ku.

Kami masuk ke rumah dengan mengucapkan salam dan langsung menghampiri Bunda dan Ayahku yang sedang berada di ruang tamu.

"Ayah Bunda" aku menghampiri mereka, mengecup Bunda dan memeluk Ayah

Tanpa aku sadari, aku berbuat kesalahan. Aku melakukan hal itu sedangkan Dina yang broken home berada di belakang ku. Dengan ketidak enakan ku, aku menghampiri Dina dan merangkul Dina

"Bun, Yah, Dina boleh tinggal di sini? " tanya ku yang masih merangkul bahu Dina yang sedang menunduk

"Boleh dong sayang, iya kan Ayah?" tanya Bunda kepada Ayahku

Ayah hanya menjawab dengan mengangguk dan senyumannya.
Dina pun menegakkan kepalanya dan tersenyum . Aku bahagia bisa melihat Dina tersenyum.

"Emang ada apa? Sini cerita sama Tante" ajak Bunda untuk Dina duduk di samping nya

Aku menuju kamarku mengantarkan dan menyimpan barang Dina. Sedangkan Dina menjelaskan secara detail kejadian yang ia alami kepada Bunda.

~~
Hoammm

Aku menguap sambil menutup mulutku dengan kedua tangan. Pagi hari ini aku melihat Dina masih tertidur pulas di samping ku.

Hari ini adalah hari Senin, sudah 2 hari berlalu Dina tinggal di rumah ku. Aku sangat senang karena aku punya teman di rumah, bagaimanapun aku adalah anak tunggal hanya kesepian yang kurasakan di rumah.

Kembali kepada Dina, Ayahnya sampai saat ini belum ada kabar dan belum ada tanda bahwa ia menanyai Dina. Terkecuali Tantenya.

Aku membiarkan saja Dina tidur, tampak wajah yang lelah di wajahnya, aku bergegas mandi dan sarapan.
Setelah aku selesai sarapan, aku menulis surat pendek dan ku letakkan di samping Dina yang masih tertidur pulas dalam letihnya.

📝
Dina, aku berangkat sekolah ya. Maaf kalau aku tidak bangunin kamu. Kamu istirahat aja dlu, nanti aku bilang sama guru kalau kamu sakit ya. Jangan nangis nangis lagi :)
📝

Aku berangkat sekolah, menggendong tas berwarna pink dengan semangat hari ini, karena aku harus banyak bersyukur setelah aku memaknai kisah Dina

Seperti biasa, aku menaiki angkot langganan ku. Di dalam angkot aku mengambil buku Novel, dan membaca nya hingga sesampai di sekolah.

Aku menapaki lantai koridor sekolah yang sebentar lagi sampai di kelas.
Tumbenan kelas ketutup gumamku.
Sesampai di depan pintu kelas, aku mengintip di sela sela tengah pintu.
Nihil, aku tak melihat apa apa

Aku membuka pintu dengan kasar, karena pintu itu sangat sukar di buka.

Deg

Wajahku dan wajahnya berpapasan saat ini. Mata kami bertemu, kejadiannya saat aku ingin masuk ke dalam, dia, laki laki itu ingin keluar kelas. Lantas wajah kami berpapasan. Bodohnya kami bertatapan hingga beberapa detik

"Astagfirullah haladzim" ucapan yang pertama kali keluar dalam mulut kami, dan langsung memalingkan wajah kami masing masing

Aku yang pertama kali mengalami kejadian itu, tentu pipi ku seperti kepiting yang direbus.

Akhirnya aku berjalan cepat ke bangku, sedangkan Farras pergi entah kemana. Aku menutup wajah ku dengan kedua tangan dan merasa itu bukanlah kenyataan.

Tanpa aku sadari, tiba tiba saja bibirku tersenyum kecil dengan wajah yang masih ditutupi oleh tangan ku.
Apa yang terjadi?

🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙
Udah nimbul aja nih benih benih cinta di lubuk hati Reyna hehe, yuk kepoin part selanjutnya yah.
Kritikan kalian adalah motivasi bagi akuu :)
Happy Readinggg ;)

Aku, Kamu dan PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang