*TANDAI BILA ADA TYPO
Langit masih terus menetesi air-air hujan, membuat siapapun ingin segera tidur dengan dibalut oleh selimut tebal. Tetapi tidak dengan Lalisa. Ini sudah pukul setengah duabelas tepat tapi Lalisa masih belum memejamkan matanya.
Rasanya sungguh absurd. Perasaannya kacau. Pikirannya terus-menerus mengomandonya untuk berpikir. Tentang seorang pemuda bernama Jeon Jungkook.
Tiga bulan telah berlalu tetapi ia masih belum menemukan jenis perasaan apa yang dimilikinya untuk pemuda itu.
Kalian tahu? Jungkook sudah pernah menyatakan perasaannya pada Lalisa, tetapi gadis itu hanya diam, tak berminat untuk menganggukan kepalanya sebagai jawaban iya ataupun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban tidak. Itu terjadi dua minggu yang lalu.
Lalisa melihat dengan jelas ketulusan yang terpancar dari manik lelaki itu, tapi entah bagaimana ia merasa bahwa perasaan nya hanya sebatas seorang teman. Lalisa tak mengerti bagaimana rasanya menjalin kasih dengan seorang pria. Karna jujur saja ia tak pernah memiliki seorang kekasih.
Gadis itu memantapkan hatinya dan perasaannya bahwa ia hanya menganggap Jeon Jungkook seorang teman. Tetapi entah apa yang membuatnya merasa sekacau ini. Sudah dua minggu berlalu Lalisa! Sadari perasaanmu terhadap pemuda itu.
Lalisa merasa konyol akan dirinya sendiri. Ia telah menggantung perasaan seseorang, tak sepantasnya ia melakukan itu. Jeon Jungkook sedang menantikan jawabannya dari dua minggu yang lalu.
Ayolah Lalisa? Apa sesulit itu untuk mengatakan kau juga mencintai pemuda itu huh?
"Aaargh kita hanya teman!!! Tapi kenapa sakit sekali hiks" Lalisa menepuk-nepuk dadanya yang terasa nyeri. Ia kembali mengingat kejadian tadi sore di taman kampusnya. Jeon Jungkook sedang duduk berdampingan dengan seorang gadis dan itu bukan dirinya. Itu adalah Jung Eunha. Bisa Lisa tebak yang mereka bicarakan adalah soal Eunha yang mengajak Jungkook untuk kembali menjalin hubungan. Dan Lalisa tak suka itu.
Dan bagian terburuknya adalah, Jeon Jungkook menjauhinya, menjauhi Lalisa.
Lalisa bukannya tidak tahu bahwa Jungkook menjaga jarak dengan dirinya. Ia paham betul akan semua itu. Tapi bukankah pria itu telah berjanji akan selalu disampingnya? Mungkin kalian tak tahu akan hal itu, tapi yang pasti Jungkook mengatakan bahwa dia tak akan pernah meninggalkan lalisa.
"Kurasa aku perlu tidur, setidaknya mimpiku tidak seburuk kenyataan"
◆
Lalisa sedang berjalan di lorong kampusnya, dengan tangan yang sibuk menenteng laptop serta buku tebal yang tak tahu apa isinya. Dia berjalan dengan santai, mengabaikan kebisingan yang didengarnya. 'Hari yang cerah lalisa, ayo bangkitkan moodmu' ucapnya dalam hati. Penuh dengan semangat.
Baru saja ingin berbelok ke kelasnya, langkahnya sudah di cegat oleh seseorang, sahabat kunyuknya yang sangat menyebalkan. "Eeit stop" suruhnya sambil merentangkan tangan tepat didepan lalisa, seperti sedang menghadang. "Ya Ooh Sehun, apa maumu?"
Lisa terlihat kesal, karena awalnya ia ingin membangkitkan mood nya setelah kemarin malam merenung dan sangat menguras tenaga serta hatinya. Oh sungguh kedatangan Sehun sangat tidak ia hendaki. "Ada apa? Aku sedang tak ingin diganggu" ucap lisa sambil memutar bola matanya jengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
FELLOW (CHAT) lizkook -hiatus-
Romance"Pergi dari hadapanku sekarang!!" bentak Jungkook kepada gadis dihadapannya itu. Gadis itu menunduk, mencoba untuk menyembunyikan guratan kesedihan pada wajahnya. "Kau tuli hah? Kau ingin pergi sendiri atau aku akan menyeretmu dari sini?" Jungkook...