11

2.9K 208 58
                                    

*TANDAI BILA ADA TYPO























Jungkook masih duduk di tempatnya. Menunggu eksistensi Lalisa yang masih belum terlihat. Kemana gadis itu? Padahal ini sudah sepuluh menit berlalu. Masa iya hanya menggambil kotak obat akan selama itu? Kecuali kotak obatnya berada di ruang bawah tanah baru Jungkook percaya akan membutuhkan waktu lama untuk mengambilnya.

Tetapi kotak obat kan biasanya ada didapur. Baru saja Jungkook ingin beranjak guna menyusul Lalisa, gadis itu sudah muncul dengan menenteng kotak obat yang cukup besar di tangannya.

"Maaf lama Jung" ucap gadis itu sembari meletakan Kotak obat tersebut di atas meja. Kemudian mendudukan dirinya di samping Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk sebagai balasan. Walaupun dalam hatinya masih penasaran apa yang membuat Lalisa begitu lama.

"Kemari lah" Jungkook agak mendekatkan dirinya atas interupsi sang gadis. Gadis itu segera membuka kotak obat itu lantas mencari obat merah, kapas, plester, serta perban.

"Aaaasshh" ringis Jungkook saat merasakan hidungnya di obati oleh Lalisa. Wah perih juga ternyata.

"Nah bagian hidung sudah selesai, sekarang tinggal di sudut bibirmu" Lalisa agak berdiri dan mengurung Jungkook dalam kungkungannya guna mengobati lelaki itu. Kalian mengerti bagaimana posisinya kan?

"Jungkook... Maaf merepotkanmu, aku pasti mengganggu waktumu tadi, sungguh aku tak tahu kenapa aku menekan nomormu... " Lisa masih terus mengobati sudut bibir Jungkook seraya mengatakan apa yang ia rasakan, tak enak rasanya melihat lelaki itu terluka, terlebih tadi Jungkook agak kurang sehat, dan itu semua karena dirinya. Menyebalkan.

"Kau lihat wajahku!" perintah Jungkook, dan Lisa menurutinya. Ia melihat wajah Jungkook dan menaikan alisnya, seolah bertanya memang nya kenapa?

"Tampan bukan" Lisa refleks memukul wajah yang ada di depannya. Dia sedang dalam mode serius, tetapi lelaki ini malah bercanda.

"Apasih ini obati sendiri!"

"Cepat sekali merajuk"

"Siapa yang merajuk??" tanya lisa galak

"Ti-tidak ada tidak ada"

"Tapi aku serius Lisa, lihat wajahku!"

"Iya aku sudah melihatnya, ada apa dengan wajahmu?" Lisa acuh tak acuh sekarang, ia juga lelah dengan posisinya yang sedang mengungkung Jungkook di sofa ini.

"Apa wakahku terlihat sangat terganggu akan dirimu atau merasa terepotkan?"

Mendengar itu spontan membuat Lisa menggeleng, karna yang ia lihat di wajah Jungkook hanyalah lebam di pipi dan sudut bibir yang robek, tak ada mimik apapun selain datar. Jadi apa yang harus Lisa lihat?

"Tidak... Wajahmu tidak terlihat seperti itu, tapi wajahmu terlihat datar dan lumayan menyeramkan"

'Sialan'

Jangan tanya suara batin siapa itu.

Jungkook tak habis pikir pada gadis didepannya itu. Dimana letak otak gadis ini? Apa mungkin oataknya dirampok oleh kelima preman tadi ya?

Jungkook menepuk-nepuk sofa di sebelah nya mengisyaratkan Lisa untuk segera menduduki nya. "Dengarkan aku baik-baik, aku tak merasa direpotkan ataupun terganggu atas dirimu. Bahkan aku merasa seperti orang yang kau prioritas kan Lalisa. Aku senang untuk hal itu. Dan aku bahagia bisa menyelamatkan mu jangan pernah merasa bersalah karna aku tak suka akan itu. Untuk saat ini faham?" ucap Jungkook panjang lebar seraya memegang kedua bahu Lisa. Lisa masih diam, dia sangat speechless mendengarkan kata-kata Jungkook.

FELLOW (CHAT) lizkook -hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang