Awwalu

36 7 2
                                    

Setelah bertahun-tahun terlewati, aku kembali ke tempat ini, tempat dimana telah Allah tuliskan garis takdir antara aku dan kamu. Tempat dimana aku dan kamu terlibat dalam cerita dan memori yang terkesan rumit.

Tempat yang menjadi saksi bisu kebersamaan kita yang semakin lama kurasa semakin semu. Yang membuatku sempat mengambil keputusan untuk terlebih dahulu menjauhimu. Karena perasaanku padamu sering membuatku luput terhadap Rabb-ku.

Namun ternyata kamu pergi jua, terlebih dahulu. Meninggalkan aku yang masih berusaha susah payah membentengi hati agar tak terluka ketika saat pergi sudah tiba.

Dan kamu memutuskan pergi lebih dulu saat itu. Kamu mengambil keputusan untuk menghilang dari roda kehidupanku, disaat aku merasa yakin bahwa diriku baik baik saja jika kamu pergi.

Nyatanya? Kepergianmu juga menjadi hal yang menyesakkan bagiku. Benteng hatiku belum selesai ku bangun, bahkan masih sekedar pondasi.

Namun apa daya? Cerita kita saat itu telah berada di penghujung cerita yang sepertinya akan segera berakhir.

Dan kamu sadar? Tempat ini juga yang menjadi saksi bisu saat perginya masing-masing dari kita, yang saat itu sama-sama mengambil keputusan untuk saling melepas dan ikhlas.


Ya, dengan segala bentuk rasa sakit yang kurasakan saat itu. Aku memilih ikhlas melepasmu karena aku lebih takut kehilangan Rabb-ku daripada kehilangan dirimu.

Aku percaya, jika takdirku adalah kamu. Allah akan mempertemukan kita kembali disaat yang tepat dan waktu yang dapat membuat kita bersatu.

Namun jika kamu bukan takdirku, kumohon berbahagialah dengan orang lain yang Allah ciptakan untukmu.

Dan biarlah cerita kita di masa lalu, sekadar menjadi pelengkap jalan cerita hidupmu, hidupku. Atau mungkin hidup kita.

Untukmu, wahai Bintangku. Cerita ini kupersembahkan. Agar kamu tahu cerita kita dimasa lalu berdasarkan sudut pandangku yang mungkin tak akan kamu percaya.



04 Maret 2020

MahabbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang