ONE DAY - 4

3K 310 41
                                    

Sasuke mengacak rambutnya dengan gerakan tak beraturan, merasa frustasi dengan dirinya sendiri. Sudah satu minggu lebih berlalu sejak ia mengungkapkan tentang keinginannya kepada Sakura. Namun sepertinya perempuan musim semi itu menganggap apa yang ia katakan hanyalah angin lalu.

Sasuke  berniat melepaskan Sakura karena ingin membebaskan perempuan itu dari luka yang selalu ia torehkan. Ia hanya ingin perempuan itu bebas darinya dan berhenti melakukan permintaan terakhir Hinata.

Sasuke  hanya ingin Haruno Sakura bahagia.

Karena memang sudah seharusnya seperti itu. Sakura berhak menikmati kehidupan layaknya orang-orang normal lainnya. Bukan malah terjebak dengannya hanya karena keinginan terakhir istri yang begitu ia cintai, bahkan hingga detik ini.

Sasuke telah berusaha keras mencoba, sejak ia mengucapkan sumpah untuk yang kedua kali di depan pendeta, ia telah mencoba mencintai perempuan yang dengan bodohnya mau melakukan apa keinginan terakhir Hinata. Tapi, ia tetap tak bisa. Semakin keras Sasuke mencobanya, semakin besar pula perasaan bersalah yang ia rasakan pada perempuan itu karena selalu berakhir dengan kegagalan.

Sasuke selalu gagal mencintai Sakura.

Sasuke selalu gagal membuka hatinya untuk Sakura.

Selalu seperti itu.

Lagi dan lagi.

Selama lima tahun lamanya.

Sasuke sadar—sangat sadar, jika dirinya lebih memilih tenggelam dalam bayang-bayang Hinata dari pada mencoba membuka hatinya untuk Sakura. Dan mungkin akan selamanya seperti itu. Merasakan luka yang menganga semakin lebar setiap harinya, menikmati rasa perih hingga napasnya terasa sesak dan semakin sesak setiap detiknya.

"Andai kau menolak permintaan itu, mungkin kini kau telah memiliki kebahagiaanmu sendiri, dengannya," racau Sasuke.

Bukan malah terjebak dalam kubangan luka yang ia ciptakan karena keegoisannya sendiri.

Maafkan aku, Sakura.

Lagi dan lagi perasaan bersalah memenuhi rongga dada Uchiha Sasuke.
***

Senyuman lebar dari gadis kecil berusia lima tahun itu menular pada perempuan bersurai merah muda yang kini merentangkan kedua tangannya, bersiap untuk menerima pelukan dari gadis kecil tersebut.

Kedua matanya menyipit, sedikit menyembunyikan netra teduh yang mampu membuat seseorang terpesona karena keindahannya.

Uchiha Sakura, membawa Uchiha Himawari ke dalam pelukan hangat. Mendengarkan nada indah yang gadis kecil itu lantunkan melalui tawa lepas.

"Mama, aku lapar."

Perkataan polos dari Himawari membuat Sakura tak kuasa untuk tidak tertawa. Perempuan itu segera melepas pelukannya dari tubuh mungil sang putri dan mengacak surai gelapnya dengan gemas.

"Kau lapar? Kalau begitu kita makan siang sekarang. Kau ingin makan apa?" tanya Sakura. Kali ini dibarengi dengan mencubit pipi tembam Himawari.

Binar indah terlihat jelas di netra mutiara milik Himawari saat mendengar pertanyaan dari sang mama.  Gadis itu tampak berpikir selama beberapa saat sebelum akhirnya berseru semangat. " Aku ingin pasta, Mama! "

Sakura kembali tertawa. Hanya pasta?" tanyanya. Himawari langsung mengangguk semangat.

"Baiklah, kita makan pasta. Setelah itu, kita akan memberikan kejutan untuk papamu." Sakura kembali mencium pipi gembil Himawari .

" Papa? Kita akan menemui papa?" tanya Himawari lagi.

Sakura mengangguk. "Benar, kita akan menemui papa."

ONE DAY (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang