ONE DAY - 2

3.8K 402 43
                                    

Sakura menghela napas, mengamati orang-orang yang tengah berlalu lalang di balik jendela kaca besar tempatnya berdiam diri saat ini.

Kafe.

Suasana yang tidak terlalu ramai membuat Sakura merasakan ketenangan walau hanya sesaat. Hal itu sangat berbanding terbalik dengan suasana di luar kafe yang terlihat begitu sibuk. Ini sore hari, sang surya hampir kembali ke peraduannya, jadi tak heran jika ratusan pasang kaki seolah berlomba agar mereka bisa tiba lebih dulu ke rumah untuk beristirahat atau pun berkumpul bersama dengan keluarga masing-masing.

Tapi tidak dengan Sakura, perempuan musim semi itu lebih memilih memejamkan matanya selama beberapa saat, tak ada tanda-tanda jika dirinya akan segera beranjak dari tempat yang sudah ia duduki sejak satu jam lalu. Perempuan dengan bola mata jernih bak hutan pinus itu memilih untuk merasakan kembali sesak di dada saat kejadian tadi pagi terus berputar di kepalanya, lagi dan lagi. Berulang kali.

Aku ingin melepasmu.

Hanya satu kalimat dengan tiga kata. Namun itu mampu membuat hatinya hancur berkeping-keping. Terluka.

Sakura sudah menduga bahwa suatu hari nanti Sasuke akan mengatakan kalimat mengerikan itu, tapi ia tak menyangka akan secepat ini.

Tidak, bukan. Bukan seperti itu.

Menurut siapa pun, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Mungkin hanya dia yang tak pernah siap mendengar kalimat itu terucap dari bibir pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut.

Pertahanan yang sudah susah payah ia bangun selama lima tahun lamanya, harus runtuh seketika saat tiga kata itu terucap.

Sekeras apa pun Sakura berusaha, pada akhirnya Sasuke tetap akan meninggalkannya tanpa menyisakan kenangan indah sedikit pun.

Sakura ingin menertawakan dirinya sendiri dan juga bertepuk tangan di waktu bersamaan. Menurutnya, ia sangat berbakat untuk menjadi seorang aktris. Ia mungkin akan mendapat penghargaan karena aktingnya yang sangat luar biasa dalam membohongi hatinya sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Ia selalu mengatakan pada semua orang terutama orang terdekatnya bahwa semua baik-baik saja. Padahal, keadaan yang sebenarnya justru sebaliknya. Entahlah, Sakura sendiri terlalu bingung harus berekspresi seperti apa di hadapan semua orang selain tersenyum.

Selama ini, perempuan itu hanya berusaha agar tak terlalu membuat khawatir orang-orang yang peduli padanya.

Sakura menyembunyikan wajahnya pada kedua tangan yang bertumpu di atas meja saat merasakan air matanya tumpah. Ia kembali menangis dalam diam. Sekali lagi.

Mengabaikan tatapan heran belasan pasang mata penghuni kafe yang mengarah padanya, mengabaikan bisik-bisik penasaran dari bibir orang-orang yang berada di sekitarnya, mengabaikan semua yang ada. Bahkan, mengabaikan seluruh isi dunia.

Untuk saat ini, Sakura hanya ingin menangis sepuasnya. Sebelum akhirnya memasang kembali senyum dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja di hadapan lelaki itu. Uchiha Sasuke, suaminya.

Tanpa Sakura sadari, seseorang yang hanya berjarak dua meja dari tempatnya duduk kini menatap ke arahnya dengan pandangan terluka serta kedua tangan yang mengepal erat.

***

Sakura mengulas senyum saat menyambut Uchiha Sasuke yang baru pulang bekerja. Manik hijau perempuan itu melembut, menerima tas kerja berwarna hitam dari sang suami dan segera mengikuti langkah lelaki bersurai gelap itu dari belakang menuju kamar.

"Kau ingin mandi sekarang?" Tanya Sakura. "Aku akan menyiapkan air hangat untukmu." Ia meletakkan tas yang dipegangnya di atas tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, tangan kekar Sasuke mencekal lengannya, memaksa Sakura harus menghentikan kembali langkah kakinya.

ONE DAY (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang