Chapter 1 : From A to Z (Revisi)

6K 252 47
                                    

13 Februari, 2025

.
.

Ccckkkiiiitttttt ...

"Roseeeee ...!!!" Aku berteriak dan berlari sekencang mungkin sebelum mobil itu menabraknya.

Hug!

"Are you ok sweety?" tanyaku dengan jantung berdegup kencang. Rasanya seperti ingin copot saja.
Aku meraih dan memeluk tubuh kecilnya dengan erat.

"Yes, Papa. I'm fine." jawabnya pelan sambil memelukku.

Ku elus wajahnya dengan lembut. "Lain kali hati-hati, sayang. Jangan menyebrang jalan sembarangan." kataku memperingatkan gadis kecil yang sedang mengelus wajahku dengan tangan kecilnya.

Dia mengangguk dan berkata padaku, "sorry Papa." lalu ku ciumi seluruh wajah imutnya dengan gemas sampai membuatnya tertawa karena geli.

Sebuah mobil berhenti tepat di depanku. Seorang pria keluar dari dalam mobil dan berjalan menghampiri kami.

"Apa yang terjadi? kenapa kalian di luar?" tanyanya cemas melihat kami berdua berpelukan di pinggir jalan depan rumah.

"Daddy ..." panggil gadis kecilku berlari memeluk pria itu.

"Tadi Rose hampir terserempet mobil." jelasku.

"Sweety, is that true?" tanya pria itu melirik gadis kecilku.

"Yes, Daddy. Sorry ..." jawab Rose.

"Lain kali hati-hati sayang. Maaf juga yah, Daddy tidak bisa menjemputmu. I'm so sorry ..." ujar pria itu seraya meraih kedua tangan Rose, putrinya.

"No!" balas Rose sedikit merajuk di depan Daddy-nya.

"Eh, why?"

"Aku mau Daddy belikan ice cream coklat and vanilla, baru aku maafin Daddy." ucap Rose masih ketus sembari menyilangkan kedua lengannya di dada.

Sementara itu, aku berdiri memperhatikan percakapan antara ayah dan anak gadisnya itu. Maksudku, anak gadis kami.

"Oke ... oke ... kita lanjutkan perdebatan ini di dalam, jangan di pinggir jalan seperti ini." ujarku mencoba melerai kemudian menggiring masuk keduanya ke dalam rumah.

"Rose, ganti baju dulu baru boleh main." perintahku.

"Yes, Papa." sahutnya sembari mengacungkan ibu jarinya ke udara disertai senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi depannya yang ompong.

Aku pun pergi menyusul pria tadi yang masuk ke kamar kami.

"Phi ... Phi ..." panggilku mencarinya.

Hug!

"Apa kau merindukanku, Saint?" tanyanya yang memelukku dari belakang.

"Phiii ... stop it!" kataku berusaha menghentikan kecupannya di leherku yang terasa geli.

"Why? aku merindukanmu, Saint!" tegasnya masih dengan menciumiku.

"Setiap hari kita bertemu, rindu apanya?" sanggahku.

Seketika dia menghentikan aktifitasnya di tubuhku. Aku berbalik menghadapnya dan sedetik kemudian dia mengangkat tubuhku kemudian merebahkannya di atas kasur.

"Aku akan selalu merindukanmu, meskipun setiap hari bertemu denganmu. Rasanya tidak pernah cukup dan puas." ungkapnya yang terdengar seperti merayu.

Aku hanya tersenyum memperhatikan wajahnya yang terpampang dekat wajahku. Ku usap wajah tegasnya perlahan. "Terima kasih sudah mencintaiku dengan tulus." kataku tersenyum manis di depannya.

Love Story (Revisi) √ (MPREG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang