Chapter 2 : From Z back to A (Revisi)

2.4K 207 35
                                    

"Perth?" lirihku, terkejut dan tidak percaya melihat wajah mantan kekasihku berada tepat di depan mata.
Tak kusangka dia akan kembali setelah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar dan berita.

"Peeerrthhhh ..." Aku memanggil namanya dengan nada suara yang sama seperti dulu aku memanggilnya.

"S-saint?" ucapnya sedikit tergagap, atau mungkin terkejut melihatku di sini.

"Apa kabar Perth?" tanyaku berbasa-basi sembari menyembunyikan segala emosi yang tertanam di hati.

Dia tersenyum padaku yang kupikir itu sedikit aneh. Ada apa dibalik senyuman itu? batinku bertanya penasaran.

"Oh, baik. Aku baik. Dan, bagaimana kabarmu?" jawaban yang terucap dari mulutnya tak pernah kuduga akan terdengar semeyakinkan dan sesantai itu. Dia pun bertanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa diantara kami.

Aku berusaha menguasai situasi dengan bersikap sedikit lebih tegas, setidaknya untuk sesaat saja. "Seperti yang kamu lihat. Aku merasa bahagia." ucapku sembari menyamarkan bentuk perutku yang sedikit membuncit. Entahlah, aku belum siap memberitahu keadaanku yang sekarang padanya. Mungkin suatu saat nanti, jika kami bertemu lagi.

"Bagus!" sahutnya tersenyum kepadaku.

Dalam hati aku terus berdoa agar dia tidak menyadari perubahan di tubuhku ini, apalagi sampai bertanya tentang hal yang tak sanggup untuk aku menjawabnya. Dan setelah beberapa saat kami berdiri berhadapan dengan sedikit obrolan singkat, ekspresi wajahnya terlihat biasa saja. Maksudku, tak nampak secuilpun ekspresi bahagia atau terkejut. Terlihat dan terasa sedikit asing di mataku, bukan seperti Perth yang dulu pernah kukenal. Ah, tentu saja dia tidak mungkin sama lagi. Aku terlalu berekspektasi lebih.

"Papa ..." suara Rose terdengar memanggilku dari arah belakang Perth.

Rose berlari ke arahku dan menggelayuti kakiku. Kedua bola matanya yang bulat terus memperhatikan Perth, yang mungkin dipikirnya adalah orang asing.

"Siapa dia?" tanyanya sambil menatapku kemudian melirik sekilas ke arah Perth yang berdiri di hadapannya.

"Hey, nama kamu siapa?" tiba-tiba Perth berlutut dan bertanya kepada Rose yang kini sudah berdiri sejajar denganku.

Gadis kecilku menatapku lekat, seperti meminta ijin sebelum menjawab pertanyaan dari Perth.

"Hey, jangan takut. Namaku Perth. Perth Tanapon. Kamu boleh panggil uncle Perth. Dan sekarang uncle mau tau siapa nama kamu." ujar Perth terdengar seperti seorang yang berpengalaman berbicara dengan anak kecil. Kulihat dia mengulurkan tangan kanannya ke depan.

Respon Rose pun terlihat biasa saja, bahkan cukup baik dari biasanya ketika seseorang asing mengajaknya bicara atau sekadar bertanya. Rose membalas jabat tangan Perth tanpa ragu kemudian memperkenalkan diri.

"Namaku Rose, uncle. Rose Tan ..." ucap Rose yang segera kuhentikan. Hampir saja Rose menyebutkan nama belakangnya di depan Perth. Jantungku serasa berhenti beberapa detik.

"Rose, ayo kita pergi." dengan tergesa-gesa kuajak Rose pergi meninggalkan Perth.

Sesampainya di tempat kami. Nampak Zee masih menunggu kedatanganku dan Rose di meja makan

"Kenapa lama sekali? Rose sampai menyusulmu." tegur Zee padaku.

"Maaf." ucapku pelan.

Love Story (Revisi) √ (MPREG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang