~AKU PLUVIOPHILE~

89 10 0
                                    


Mentari  mulai terlelap dibalik awan yang tampak lembut dan gelap. Rintikan air siap jatuh dengan hebat di tanah yang masih lembap. Seorang gadis duduk berdiam diri di depan kelas sambil terus mendongakkan wajahnya yang kecil ke atas langit. Gerimis pun mulai datang. Siswa-siswi SMA mulai memperhatikan gadis itu dan tanpa henti bibir mereka terus berbisik atau bahkan bergosip. Tak lama kemudian, rintikan semula yang kecil berubah menjadi rinai air yang deras.

“Aaaa… hahahaha.” teriakan seorang gadis yang dari tadi seolah memang menunggu kapan hujan akan tiba. Sebut saja Dia Lovi Anastashia. Tak heran lagi bila hujan, terdengar suara teriakan dan gelak tawa seseorang di SMA Kusuma.

“Hahaha.” Lovi tertawa di lapangan tengah SMA Kusuma, bermain bersama air sambil meloncat kesana kemari sampai hujan mereda.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang tertuju pada Lovi.

“Woy Lovi gila! dasar gadis gak waras.”

Sebut saja Dia Aghista, teman sekelas Lovi yang sangat membencinya. Dia datang menghampiri Lovi yang basah kuyup bersama dua temannya yang lebih pantas disebut sebagai dayang-dayang. Mereka menarik Lovi dengan paksa hingga ke koridor sekolah.

“Lo tuh gak pantes sekolah di SMA Kusuma, gara-gara lo nama SMA kita tercemar yang disebut sebagai Sekolah penampungan orang dengan gangguan jiwa kayak lo.”

Mata Aghista membulat dengan dua tangan dilipat didepan dada. Suaranya lantang terdengar diantara koridor sekolah sehingga membuat siwa-siswi memperhatikan mereka.

“Gue gak gila dan Gue bukan orang gila.” Jawab Lovi dengan tegas pada Aghista. Tubuhnya bergemetar, matanya membelalak, wajahnya tampak pucat pasi ketika memberanikan diri melawan Aghista.

“Heh, se-SMA juga udah tahu kalo lo gak waras. Lo gak lihat apa? Lo sering ketawa gak jelas ditengah hujan. Apa itu gak gila Namanya hah?”

Aghista tertawa picik sambil mendorong Lovi hingga jatuh ke lantai koridor dan tanpa rasa bersalah, mereka meninggalkan Lovi seorang diri.
Terlihat tatapan aneh dari siswa-siswi SMA Kusuma. Tak ada seorang pun yang berani mendekati Lovi apalagi berteman dengannya. Lovi masih terisak di lantai, menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya. Ia membeci dirinya sendiri yang menjadi makhluk aneh terutama ketika hujan. Lovi mendengar suara langkah kaki mendekatinya dan berhenti tepat dihadapannya. Ia mendongakkan wajahnya dengan mata yang sembap dan air yang masih mengalir diujung matanya.

“Dasar Bodoh.” Ucap laki-laki yang berada dihadapan Lovi saat ini.
Dia adalah Arjun Baskara, siswa terpintar, tertampan dan pastinya teridola di SMA Kusuma. Semua orang terus memperhatikan mereka dengan tatapan sinis dan bahkan merasa iri pada Lovi.

“Hah?” Jawab Lovi dengan heran.

“Iya emang lo bodoh, paham gak. Gue benci sama lo!” Ucap Arjun dengan kasar pada Lovi dan mulai berlalu meninggalkannya. Lovi terus menangis dan berlari meninggalkan Koridor sekolah menuju toilet siswi untuk meratapi nasib disana.

“Kenapa gue dibenci? Kenapa gue kayak gini haaa.. kenapa?”

Lovi terus-terusan menyalahkan dirinya menangis tersedu-sedu tanpa suara. Lovi merasa hatinya remuk berkeping-keping. Laki-laki yang Ia cintai dalam diam sejak pertama kali masuk SMA ternyata  juga membencinya. Setiap gerak dan langkah Arjun, Lovi tak pernah kehilangan jejak itu. Ia tulis kisahnya dalam balutan pusisi agar tak pernah lupa bahwa Lovi pernah mencintai Arjun dengan sangat besar rasanya.

                                 *🌧*

        Setelah pelajaran di sekolah hari ini berakhir, Lovi segera menuju halte seorang diri karena Dia takut tertinggal bis menuju rumahnya. Hari-hari selalu ia jalani dengan begitu hampa tanpa bahagia sedikit pun. Ia terus-terusan duduk melamun menatap jalanan lengang diantata cuaca yang sendu ini.

Ragam KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang