"Hoseok!" Ucap Yeoreum sambil mengetuk pintu.
"Ya! Masuklah, aku tak pernah mengunci pintu kamarku, Yeoreum-ah..."
"Hoseok... Mmmmh... Peter tidak akan pulang hari ini. Dia menginap di rumah orang tua Venice. Jadi..." Ujar Yeoreum sambil menutup pintu kamar dan berjalan ke arah Hoseok yang sedang bersandar di tempat tidurnya.
"Katakanlah... Aku mendengarkanmu."
"Aku ingin memintamu untuk..." Yeoreum duduk di tepi kasur Hoseok. Ia menarik napas panjang sebelum berkata lagi. "Bukan! Kamu tadi siang kan mendengar sendiri kalau untuk membantu proses kelahiran, diperbolehkan untuk..." Ada keraguan saat Yeoreum berkata.
"Kamu ingin kita bercinta?"
"Iya... Tapi kalau kamu tidak mau tidak usah. Kita tunggu saja sampai anak ini benar-benar ingin keluar."
"Tidak! Aku mau... Jika kamu mau..."
Suasana hening sekejap. Mereka berdua kehilangan kata-kata. Kegugupan terlihat jelas dari keduanya. Yeoreum berpindah posisi dengan berbaring disamping Hoseok. Hoseok berbaring menghadap Yeoreum yang masih berbaring terlentang menghadap langit-langit. Ia terlihat gugup. Begitupun Hoseok.
"Tidak perlu buru-buru. Perlahan saja. Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Ahn Yeoreum..." ujar Hoseok sambil mengelus perut Yeoreum.
Yeoreum mendengar perkataan Hoseok barusan terkejut. Ia berusaha mencerna maksud perkataan Hoseok.
"Kamu sudah lelah. Tidurlah. Aku akan tetap disini. Disampingmu."
"Kamu menolakku?!" Tanya Yeoreum terkejut.
"Tidak! Aku pikir kita butuh waktu untuk hal seperti ini. Dan kamu sedang mengandung."
"Ah! Kalau tidak mau kan bisa ucapkan dari awal!" Yeoreum beranjak dari ranjang.
"Mau kemana?!"
"Makan! Aku keluar kamar untuk makan. Tapi, saat melewati kamarmu, aku perlu membicarakan hal 'itu'. Jadi, aku bicarakan dulu. Masalah jadi bercinta atau tidak jadi melakukannya, aku tetap perlu makanan."
Hoseok tertawa mendengar perkataan wanita itu. "Ya! Jangan makan sendirian... Aku juga lapar. Kita pesan apa ya?"¥R
Selesai makan, mereka berdua kembali ke kamar Hoseok. Hoseok memeluk Yeoreum, tangannya tak henti mengelus perut buncit Yeoreum. Menunggu respon dari sang anak.
"Kenapa dia diam saja ya?"
"Tunggulah sebentar lagi! Dia masih makan."
"Oh iya! Makan yang banyak ya, nak! Supaya kamu sehat selalu. Appa dan eomma menunggumu..."
"Hoseok, aku masih merasa lucu mendengarmu memanggil dirimu appa."
"Kenapa? Aku kan suamimu. Dia kan anakku."
"Entahlah... Kata 'appa' masih asing di telingaku. Apalagi saat kamu yang mengatakannya. Tapi, aku senang mendengarnya." Yeoreum menoleh menghadap Hoseok. "Itulah kenapa aku yakin saat bercerita tentang semuanya terlebih dahulu pada Peter. Dia bilang, meskipun belum tentu kamu bisa menerimaku beserta anakku, Peter yakin kalau denganmu aku bisa kembali berharap dan bemimpi serta menggapai cita-citaku..."
Hoseok tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Ahn Yeoreum." Ia pun mengecup kening Yeoreum sambil memeluknya lagi.
"Apa hanya di kening? Kita menikah sudah enam bulan tidak pernah berciuman lagi setelah pernikahan. Kita seperti orang asing yang tinggal bersama. Tidur saja di kamar yang berbeda."
"Apa selama ini kamu ingin kita hidup seperti suami istri normal?"
"Iya... Ya! Kamu kira pernikahan kita main-main? Ah! Orang ini benar-benar!" Yeoreum berbaring terlentang sambil memandang langit-langit.
"Bukan begitu... Kita butuh proses. Aku pikir kamu tetap butuh waktu untuk cinta yang baru."
"Apa kamu mencintaiku?"
"Apa?!"
"Kamu mencintaiku tidak?! Karena aku sudah jatuh cinta padamu setiap hari sejak kita menikah... Mungkin aku terlihat istri yang acuh saat suaminya pergi kerja. Tapi, itu karena aku tak tahu harus melakukan apa sebagai seorang istri. Kita pun sudah terbiasa melakukan shift memasak dan membersihkan rumah bertiga. Jadi, memang tidak ada yang berbeda lagi."
Hoseok terkejut mendengar perkataan Yeoreum. Ia tak bisa merespon apapun.
"Kamu kan tahu, aku punya cita-cita..." lanjut Yeoreum namun dipotong oleh Hoseok.
Hoseok mencium Yeoreum membuatnya tak menyelesaikan perkataan. Ciuman itu semakin dalam dan Yeoreum pun menarik Hoseok untuk mendapat ciuman yang semakin intens.
"Saranghae, Ahn Yeoreum." Kata Hoseok saat jeda berciuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
WITH HOPE
FanfictionJean (Jin) Hoseok Dupont dan Ahn Yeoreum sahabat lama yang bertemu kembali setelah mengejar impian untuk bekerja di bidang kesukaan masing-masing. Pertemuan mereka didasari adanya panggilan pekerjaan dan studi lanjutan Yeoreum di Paris, Perancis. Na...