Bahkan sedetikpun aku tidak pernah berpikir untuk aku kehilangan dia. Dia yang selalu ada dalam kondisi apapun, dia yang selalu mengajarkan apa itu tersenyum, dia yang mengajarkan apa itu sabar, dia yang memperlihatkan indahnya senja. Jangankan berpikir, sekedar terlintas dalam benak saja tidak pernah. Lalu bagaimana mungkin dia yang terlihat begitu nyaman,begitu hangat dan begitu bahagia saat bersamaku malah meninggalkan ku dengan luka senja di pelabuhan itu? Tanpa kata bahkan tanpa aba-aba. Lalu aku harus apa? Menanti dia untuk kembali? Sedangkan semesta dan dia menolak untuk aku hangat kembali dalam dekapannya. Akankah aku harus mengikhlaskan dia Atau menunggunya dengan sinar redup senja di pelabuhan itu? Tuhan.... Kembalikan sinar senjaku aku tak mau ia redup bersama kesedihan hatiku. Ku mohon tuhan untuk kali ini saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA DI UJUNG SENJA
RomanceKamu adalah keindahan sore yang bernama senja dan kelengkapan malam yang disebut bintang. Namun kita adalah dekat yang ku salah artikan. Kita? Teman, semesta mengatakan demikian. Aku mencintaimu bintang. Jingga, 24 Desember 2019