Aku Karina Renata Ar-rumi. Biasa di di panggil karin. Tapi orang-orang terdekatku memanggil aku Ata. Mama, papa, eyang dan juga sahabat-sahabat ku. Aku adalah Anak Tunggal dari pasangan Ibrahim Ar-rumi dan Sindi Renata. Aku sekolah di SMA Harapan Nusa Dua Bali dan aku masih kelas Xll. Sebenarnya aku bukan orang asli Bali tapi karena papaku adalah seorang prajurit atau TNI yang ditugaskan di sana dan kebetulan mama aku adalah seorang dokter yang juga ditugaskan di sana jadi aku harus tinggal di Bali. Aku mengenal Bali sejak aku masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Sejak saat itu aku harus merelakan teman teman bermainku yang di Bandung. Sebenarnya waktu masuk SMA aku tinggal sama eyang di Bandung. Dan aku pindah ke Bali saat masuk semester 2 kelas Xl dan itu semua dikarenakan oleh seseorang yang selalu menikmati senja bersamaku dipelabuhan itu pergi dan mencari pelabuhannya yang baru membuatku merasa seakan senja tak akan nampak lagi esok. Waktu itu pikirku kacau, harapku remuk bersama rasa sakit yang dia tinggalkan. Bagaiman tidak? Dia pergi tanpa sepatah kata. Entah aku salah apa aku tak tau. Aku selalu bertanya pada senja mengapa dia pergi, tapi senja terlalu indah untuk ikut merasakan sakit yang ku rasa. Aku rapuh, hilang arah, aku ingin pergi tapi otak dan hati menolak untuk lupa. Aku berusaha untuk mencari kesibukan disekolah atau kumpul dengan teman teman setidaknya dengan begitu aku bisa sedikit lupa. Meski aku tau siang lupa dan malam menangis penuh luka, begitu setiap harinya. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke Bali lagi, setidaknya dengan begitu aku bisa sedikit lupa tentang dia dan kenangan pahit yang masih tersisa. Padahal aku sangat menyukai Bandung, kota yang sangat aku cintai yang memiliki sejuta keindahan dan kenangan yang tidak akan mungkin pernah aku lupakan. Walaupun aku menemukan keindahan yang serupa di Bali. Namun Bandung tetaplah kota favorite ku.
Di Bali aku bisa dengan bebas menikmati senja walau aku harus menikmatinya dengan sepiku. Berharap suatu ketika aku akan menemukan seseorang yang bisa ku ajak bicara dan menikmati keindahan Bali di bawah sinar senja yang tak akan pernah aku benci.
.
Hari ini adalah hari yang membosankan bagi seorang Karina Renata Ar-rumi. Bagaimana tidak, dari jam pertama sampai jam ketujuh tidak ada pelajaran di kelas karena guru sedang ada rapat. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hari ini tapi aku benar benar tidak mood dalam segala hal. Entah karena sedang PMS hari pertama atau karena bosan."Ta kantin yuk!!" Tiba-tiba suara Anet menyadarkan ku dari dunia imajinasiku "Gak ah, mager...." "Yaelah ata ayoklah dari tadi lu kagak mau mulu dah, gue kan laper"
Karena kasihan dengan Anet akhirnya Aku memutuskan untuk ke kantin "yaudah yuk... aaelah orang lagi Mager juga" Dia nyengir dengan cengiran khasnya "love you Ata"Sebenernya Aku malas banget ke kantin, bukan apa-apa tapi Aku lebih suka tiduran Di kelas sambil memainkan imajinasiku. Karena Aku adalah tipe orang Yang lebih suka tinggal Di dunia khayal meski Aku tau tidak Ada Yang nyata Dalam dunia itu. Tapi bagiku dengan Cara itulah Aku bisa bebas bercerita kepada diriku sendiri. Tapi Karena kasihan Sama Anet mau ga mau Aku harus ke kantin.
"Ta..."
"Hmm??"
"Lu pernah jatuh cinta ga sih?"
"Kok Lu nanya nya gitu"
"Emang Salah ya? Gua sahabat Lu ta, tapi Lu ga pernah cerita masalah Asmara Lu ke gua, Lu normal Kan ta?"
"Geblek Lu... iyalah gua normal. Gua bisa jatuh cinta tapi ga sekarang"
(Aku pernah jatuh cinta pada manusia setengah rasa, sampai akhirnya Aku takut terjatuh Di lubang Yang sama untuk kedua kalinya)
"Serah Lu dah ta"
"Yaudah tuh Lu mau makan apa? Cepetan ga pakek lama gua mau tidur, Ngantuk!"
"Dasar ratu tidur, makanya kalau malem tuh tidur jangan gadang."
"Rese lu... Udah cepetan kalau Lu ga mau gua tinggal"
"Oke tunggu, gua pesen Dulu"Kalian harus tau setelah Aku nemenin Anet ke kantin Dia malah nyuruh Aku buat balik sendiri ke kelas Karena Dia ketemu sama Gilang pacarnya. It's make me feel bad. "Kalau tau gini tadi mending gue tidur aja dikelas"
Anet itu sahabat aku sejak aku pertama kali menginjakan kaki di SMA ini. Anet itu orangnya baik banget, ramah, mudah bergaul. Tapi alasan pertama aku memilih dia sebagai sahabat adalah karena dia adalah seorang Muslim, kalian juga pasti tau kalau Bali itu mayoritas Agama hindu dan aku sekolah di SMA yang siswanya 75% beragama Hindu. Anet adalah pendengar setia aku, walaupun tak semua hal aku ceritakan ke dia karena aku lebih suka menyimpan masalahku sendiri. Karena bagiku tidak ada seseorang yang akan mengerti diri kita kecuali kita sendiri dan satu hal yang tidak pernah aku ceritakan pada Anet, yaitu soal Asmara atau Cinta. Bukan apa-apa, aku terlalu malas untuk membahas hal itu. Tak mau di hantui luka lama. Cukup luka itu aku tanam dalam kesunyian hatiku yang tidak seorangpun tau bagaimana aku bertahan dalam kerapuhan jiwaku.
Sungguh jika boleh memilih, lebih baik aku dipisahkan dengan 10 orang teman daripada harus di tinggal tanpa alasan oleh orang yang terlanjur aku sayang.
.
.
Sore ini Aku sudah berada Di pelabuhan itu, pelabuhan Yang memperlihatkan keindahan senja, senja Yang selalu berhasil membuat setiap degup menjadi sempurna. Jangan Tanya sejak kapan Aku menyukai lembayung itu. Karena Aku juga tidak tau sejak kapan Aku menyukainya. Jangan Tanya Aku mengapa Aku menyukainya Karena bagiku tidak Ada Alasan untuk menyukai senja. Untuk senja Yang pernah hadir lalu pergi. Ku harap kau baik baik saja Di pelabuhan barumu. Semoga kau menemukan langit Yang Akan membuatmu nyaman. Aku, si penikmat keindahanmu Masih berdiri Di pelabuhan Yang sama Dan dengan prasaan Yang sama. Ku tau bukan inginmu untuk pergi Dan mencari langit Yang baru. Tapi Alasan Apa Yang membuatmu demikian. Akankah Karena hujan? Atau redupnya lentera mentari?Bukan lentera,, namun senjalah yang kehangatannya tak bisa lagi dirasa, lihatlah betapa derasnya deraian hujan! tak lagi peduli akan senja, sedangkan senja dengan setianya menunggu, memupuk harapan semoga secepatnya hujan reda dan membiarkan senja hadir lagi dengan terangnya jingga kerinduan dan hangatnya sinar kasih sayang...
(Him)
Pengenalannya sampai sini Dulu ya mentemen.
Jangan lupa vote:)
~wdy~
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA DI UJUNG SENJA
RomanceKamu adalah keindahan sore yang bernama senja dan kelengkapan malam yang disebut bintang. Namun kita adalah dekat yang ku salah artikan. Kita? Teman, semesta mengatakan demikian. Aku mencintaimu bintang. Jingga, 24 Desember 2019