Chapter 2

15 4 0
                                    


Semenjak pertemuannya malam itu, Kami semakin akrab dan setiap hari Yessi datang ke cafe, dia selalu memesan kopi vanila latte kesukaannya. Tapi, dia selalu memintaku untuk menemaninya sambil mengobrol. Tidak banyak dan tidak begitu penting pembahasannya, hanya sekedar bercanda ringan.

Aku senang, tapi... Lambat laun, aku mulai merasa tidak nyaman. Karena, pekerjaanku seolah terbengkalai, waktuku selalu terpakai hanya untuk menemaninya minum kopi. Selain itu, aku juga merasa tidak enak dengan Yesung Sunbae, bahkan aku sempat di tegur waktu itu, karena sedang banyak pembeli.

“Jaemin-a, Na Jaemin... Hallo, Na Jaemin!”

“Eh, I-iya Sunbae?!” aku terkejut mendengar namaku di panggil, iya, aku sedang melamun.

“Kau melamun ya? Ada yang membeli kopi!” tegur Kyuhyun Sunbae. “Fokuslah bekerja, lihat sedang banyak pengunjung!” tegasnya lagi, kemudian kembali melayani pembeli.

CLING!

Aku melihat ke pintu, seperti biasa ku lihat seseorang yang tidak asing lagi. Iya... Dia adalah Yessi. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan. Aku hanya menanggapi dengan senyuman tipis, kali ini aku tidak memperdulikannya, ku mencoba fokus untuk bekerja dan memang banyak yang memesan kopi.

“Jaemin-a, Dia datang. Kau tidak ingin menemaninya?” ucap Xiumin Sunbae.
Aku melihat ke arah gadis yang sedang menatapku kemudian tersenyum. Aku membuang nafas pelan, mencoba mencari cara untuk meluruskan hatiku yang sedang bingung saat ini. Setelah melayani beberapa pembeli, aku menghampirinya dengan membawa secangkir kopi lalu memberikannya.

“Terima kasih.” Ucapnya sambil tersenyum. Ku duduk di hadapannya sambil mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan sesuatu. Cukup lama sekitar 5 menit kami bungkam.

“Yessi-a,”

“Iya, ada apa? Kau terlihat tegang sekali.”

“Sebelumnya aku minta maaf, bisakah kau membiarkanku bekerja dengan benar? Setiap hari kau datang ke cafe dan selalu memintaku untuk menemanimu minum kopi. Aku sedang bekerja dan karena itu pekerjaanku jadi terabaikan. Aku tidak enak dengan pamanmu Yesung dan juga teman-temanku yang lain. Jadi, bisakah kau tidak menganggu waktu kerjaku?”

“Iya baiklah, kalau kau merasa tidak nyaman... Aku minta maaf.  Oia, aku harus pergi sekarang. Bye.” Ucapnya dengan senyum yang sama, manis dan mempesona lalu pergi.

Aku merasa lega bisa mengatakan sesuatu yang mengganjal selama ini, awalnya aku khawatir akan membuatnya marah, kecewa dan sedih. Tapi, ternyata dia meresponnya dengan baik dan biasa saja.

“Jaemin-a!”

“Iya, waeyo?”

“Kalau sudah selesai, bantu aku melayani pembeli. Banyak yang memesan minuman!” ucap Xiumin Sunbae. Aku segera bergegas untuk kembali bekerja.

-@@@-

1 Minggu, 2 Minggu, 1 bulan, 2 bulan sampai hampir 3 bulan sudah aku tidak melihat Yessy datang ke cafe, aku menghubunginya juga tidak pernah di respon. Semenjak aku mengatakan hal itu padanya, jadi seperti ini. Aku kira waktu itu, dia akan baik-baik saja tapi... Mungkinkah dia menyembunyikan rasa kecewa dan sedihnya?

Entah kenapa, aku merasa gelisah dan juga kosong, iya kosong, seolah kehilangan sesuatu yang mengisi kehidupanku. Aku seperti kehilangan separuh nafasku. aku merindukannya, amat sangat merindukannya, merindukan suaranya yang begitu lembut, senyumnya yang menyejukan dan semuanya. Haruskan aku menyesali ucapanku waktu itu? Apa yang terjadi padaku? Ingin sekali ku bertanya tentang kabarnya pada Yesung Hyung, tapi... Aku malu.

“Jaemin... Na Jaemin!”

“Uh I-iya?!”

Xiumin menggelengkan kepalanya “Kau ini kenapa huh? Belakangan ini, kau sering sekali melamun. Apa kau sedang punya masalah?”

COFFEE LOVE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang