Chapter 1

33 5 22
                                    


Mouse Rabbit. Kedai cofe ini milik ibu dan saudara Sunbaeku bernama Yesung. Baru 1 bulan aku bekerja disini sambil mengisi waktu luangku selagi membuat tugas akhir kuliahku atau disebut skripsi.

Aku sangat menyukai kopi, bahkan sehari bisa sampai menghabiskan 4-6 cup kopi terutama kopi espreso. Karena aku penggila kopi,  Yesung Sunbae menjadikanku pelayan di bagian kopi sekaligus membuatnya.

CLING!!

Lonceng pintu berbunyi tanda ada pengunjung datang. Ku sambut dengan ramah, bukan hanya aku tapi semua rekan pelayan bersikap ramah pada pengunjung. Jelas dan harus, agar pengunjung merasa senang dengan pelayanan kami.

“Selamat datang." sapaku sambil menunduk sedikit.

Pengunjung itu seorang Ahjussy dan Ahjumma, mungkin mereka suami istri. Mereka melihat-lihat menu makanan di papan.

“Kami pesan, pizza cheese bif dan 2 kopi latte” ucap Ahjussy.

“Baik, kami akan segera membawa pesanan Tuan” ucap rekanku dibagian makanan. Mereka segera mencari tempat duduk. Aku langsung membuatkan kopi.

Tidak butuh waktu lama untuk membuat kopi latte, setelah itu waiters mengambilnya dan mengantarkan kopi tersebut.

Waktu semakin berlalu, malampun kian larut dan menunjukan jam 10 malam, waktunya cafe untuk tutup. Kami semua berkemas untuk beres-beres dan menbersihkan meja-meja dan merapihkan kursi.

Setelah selesai rekan kerjaku mulai pulang satu persatu dan hanya tinggal aku yang masih berada di cafe. Iya, aku mendapat kepercayaan Yesung Sunbae untuk membuka dan menutup cafe serta memegang kuncinya. Tidak hanya itu, aku yang sedikit mengantuk mencoba untuk membuat kopi. Tapi, saat sedang menikmati kopi. Aku mendengar pintu cafe dibuka seseorang.

CLING!!

Aku berbalik untuk melihat siapa yang membuka pintu “Maaf, cafe kami sudah tu...tup”. Entah kenapa, seketika ucapanku hampir terhenti saat melihat seorang pengunjung berdiri dihadapanku.

Seorang gadis memakai dress warna biru selutut dengan mantel krem, berambut panjang terikat dengan hiasan pita motif polkadot. Mataku tidak mampu berkedip saat itu, bahkan akupun tidak tahu bagaimana caranya bicara, tertegun, terpesona mungkin itulah yang terjadi padaku saat ini “Cantik” itulah yang terukir pada sosok gadis tersebut.

“ Maaf, bisa aku pesan 1 kopi espreso?” gadis itu mulai bersuara, dan itu terdengar begitu lembut dan merdu ditelingaku.

“Uh, Oppa... Kopimu tumpah” ucap gadis itu sambil menunjuk ke bawah.

Namun aku langsung terkesiap saat tanganku tersiram kopi panas yang sedang ku pegang saat itu. Awalnya tidak terasa panas sampai akhirnya kesadaranku penuh.

“AARRGH!! Panaaasss!!” rintihku dan segera mengambil lap dan membersihkan sisa kopi di meja lalu segera pergi untuk mencuci tanganku.

“Aiiishh, ada apa denganku eoh. Sampai tidak sadar menumpahkan kopi. Ini panas sekali” runtukku sambil mengipasi tanganku, kemudian segera kembali kedepan. Gadis itu masih berdiri, aku sedikit malu dengan kejadian tadi, kulihat gadis itu sedikit menahan tawa.

“K-Kau ingin pesan apa Nona?” Tanyaku mencoba untuk mengendalikan ke gugupan dan maluku.

“Aku pesan 1 kopi espreso.”

Tanpa mejawab, Jaemin segera membuatkannya, walaupun sebenarnya cafe sudah tutup dan tidak lagi melayani pembeli.

“Kau pegawai baru di cafe ini ya?” tanya gadis itu membuat Jaemin hampir menumpahkan kopi yang sedang dibuatnya.

COFFEE LOVE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang