Prolouge

30 2 2
                                    






"Apa yang kamu fikirkan?"

"Banyak hal"

"Apakah itu aku?"

"Hemm.....memangnya apa yang bisa aku fikirkan disaat hatiku saja hanya ada kamu"

"Ucapanmu sangat manis Sam"

"Sama seperti dirimu"





*************************************************





"Aissss.....alaram menyebalkan"rutuk seorang gadis muda berpiama tidur.Dia melirik jam dengan malas.Masih jam lima pagi.Dia ada jadwal mengajar pukul delapan di gedung teater.Tepat di tengah kota

Alina Almira,23tahun.Seorang gadis muda yang sudah menjadi pelatih tetap di klub teater Panggung Mentari.Lebih tepatnya pelatih vokal.Setelah bertahun tahun dia bergabung dengan klub yang berisi sekumpulan anak muda yang mencintai seni dan musik.

Alin duduk terdiam di tempat tidur.Tersenyum tipis sambil mengusap matanya yang dialiri kristal bening yang disebut air mata.Dia menangis,setiap kali dia terbangun dari tidur.Bahkan sudah menganggap itu hal yang biasa terjadi.

Kali ini Alin terbangun dengan perasaan bahagia.Ini mimpi indah,tidak seperti malam malam sebelumnya yang selalu mendapatkan mimpi buruk yang menyayat hati.Berakhir dengan dia yang terbangun dengan nafas tersenggal senggal,keringat membanjiri tubuh bahkan sering disertai teriakan memilukan.Memanggil manggil sebuah nama yang tak akan mungkin akan datang.

"Kamu datang mengobati rasa rinduku Sam"ucapnya entah kepada siapa.

Alin beranjak dari tempat tidurnya.Dengan sandal tidurnya dia melangkah mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.Menikmati air hangat di pagi yang dingin ini.

Alin hanya tinggal sendiri di sebuah apartemen sederhana di daerah Cempaka Putih.Tidak terlalu besar namun sangat nyaman ditinggali.Dia sudah tinggal di apartemen ini sekitar dua tahun yang lalu.Tentu saja setelah bertahun tahun menabung dari hasil bekerja part time dan juga dari gajinya bekerja di sebuah perusahaan penerbit.Walaupun pada akhirnya juga mendapatkan sedikit bantuah dari bunda Mira,ibunya Sam.

Apartemen Alin berada di lantai 12,lantai pqling atas dengan nomor 302.Sangat pas untuk melihat keindahan kota Jakarta di waktu malam.Tapi sangat buruk jika cuaca sedang tidak bersahabat seperti hujan atau angin kencang.Apalagi Alin tidak menyukai hujan.

Setelah menyelesaikan ritual paginya Alin keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebis segar dengan rambut panjangnya yang masih basah setelah keramas.Dia menuju dapur kecilnya untuk membuat teh beraroma therapy sebelum membuat sarapan yang berupa roti panggang dengan selai setrowberry kesukaanya.

Karena hidup sendiri Alin tidak terlalu repot memikirkan kebutuhannya karena tidak memiliki tanggungan.Berangkat pagi lalu pulang malam.Makan pun mungkin hanya sarapan jika berada di rumah.Selebihnya dia selalu makan di luar bersama sahabat dan juga rekan kerjanya di kantor penerbit.

Aroma lembut langsung merebak di dalam mulut saat Alin meneguk tehnya.Rasanya manis di ujung lidah dan ada sedikit rasa pahit setelahnya.Teh ini sebenarnya hanya pemberian dari bosnya di kantor yang beberapa waktu lalu melakukan perjalan ke Jepang.Dia bilang untuk memperkuat daya tahan tubuh karena beberapa kali memergoki dirinya yg tidak fokus dan juga sering tertidur saat bekerja.

Dan Alin sangat berterimakasih,karenanya dia bisa sedikit rileks dan tidurnya bisa lebih nyenyak.

'Kenapa Strowberry,biasanya kan cowok lebih suka selai coklat atau tidak selai kacang
'Memangnya kenapa kalau Strowberry?.Memangnya hanaya cewek yang boleh suka.Lagipula aku suka rasanya,manis dan asam'
'Kamu aneh Sam,tapi aku suka~'
'Aku juga suka'

Alin tersenyum mengingat bagaimana akhirnya dia menyukai rasa buah berbintik itu.Kenangan yang manis dan juga ada rasa asam didalamnya.Sama seperti biah Strowberry yang identik dengan warna merah cerah.

Sekarang teh itu sudah habis beserta roti panggangnya.Alin beralih ke meja riasnya untuk siap siap sebelum berangkat.Rambutnya sudah kering apalagi dibantu dengan AC yang masih menyala.Rambut panjangnya dia ikat seperti ekor kuda dan menjuntai sampai punggung.Rambutnya memang sangat panjang.Meski ribet memiliki rambut panjang dan juga perawatannya pun juga susah,tapi dia engan untuk memotong rambutnya itu.Karena seseorang sangat menyukainya.

Alin mengambil kunci motornya di nakas dan langsung bergegas keluar.Menuju parkiran di lantai bawah dan mengendarai motor maticnya membelah jalanan ibu kota yang senantiasa padat oleh kendaraan.Dan tiga puluh menit kemudian dia sudah memasuki area parkir khusur roda dua di sebuah gedung teater.

Senyumnya mengembang melihat seseorang yang sedang menyenderkan tubuhnya di sebuah motor ninja berwarna hitam.

"Hampir terlambar Lin"ucapnya.

"Hehe sorry Ris,tadi itu macet tau ngak.Jadi jalanya kayak keong deh"jawab Alin sambil mempertahankan cengiran kekanakannya.

"Dasar bocahhh.Ayo buru,anak anak sudah nunggu tuh di panggung"

"Ris bawel dehh"Alin terkekeh saat melihat dengusan laki laki yang satu tahun lebih tua darinya itu.

Namanya Arisyal Arnanda,usianya dua puluh empat tahun bulan lalu.Biasanya dia dipanggil Ris oleh orang orang terdekatnya.Katanya lebih praktis.Ris adalah sahabat kecil Alin.Mereka tumbuh bersama sama dan juga selalu sekolah di tempat yang sama dari taman kanak kanak hingga lulus kuliah.Tentunya mereka sangat dekat apalagi mereka bertetangga dulu saat Alin masih tinggal di daerah perumahan Greenhouse,sebuah perumahan elit yang berada di jakarta pusat.

Tapi setelah Alin pindah,mereka jadi jarang bertemu karena sibuk dengan urusan pribadi masing masing.Tapi sekarang tidak lagi,apalagi sekarang mereka menjadi patner di sebuah klub drama musikal.Dan Ris mengajar di bidang alat musik.

"Kenapa kantung matamu tambah hitam.Kamu tidak tidur lagi semalam?"tanya Ris saat melihat wajah sabahatnya yang terlihat sedikit pucat.

"Tentu saja aku tidur semalam.Apalagi semalam aku mimpi indah sampai sampai pagianya aku menangis karena bahagia."jawab Alin.Tidak mungkin kan dia berkata jujur jika semalam dia hanya mendapatkan tidur tidak lebih dari tiga jam.Akhir akhir ini dia memang sulit untuk tidur samapi sampai dia harus meminum obat tidurnya yang sudah berhenti dia meinum dari tiga minggu terakhir.

"Yakinnn?"tabya Ris tidak percaya.

"Ayolah Ris,aku tidur dengan baik.Kalau perlu aku akan tidur siang saat istirahat nanti"

"Okayyy....ingat kamu ada di bawah pengawasanku ya Lin"

Alin hanya menatap datar laki laki itu.Kadang disaat tertentu sahabat memang sangat menyebalkan.

**********

Hohoho
Akhirnya bisa terwujut buat ceria yang sedih
Kalo ngak suka silahkan out
Jangan lupa tekan tombol bintangnya
(Setiap tokoh milik author seorang dan jika ada di kenyataan tentu saja milik Tuhan dan keluarganya.Alur cerita dari pemikiran pribadi author jadi jangan coba untuk copy.Awasss kalian diawasi di bahu kanan dan kiri kalian)

Selamat membaca
😊

SAAT KITA BERSAMA KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang