Seorang cowok keluar dari mobil sport-nya yang berwarna hitam mengkilap disusul dengan kedua sahabatnya Arkha dan Vanny, berjalan santai menuju kelas mereka. Hampir semua teman cewek Dheva menyapa laki-laki beriris mata cokelat terang itu. "Pagi Dhev." sapa seorang cewek tersenyum manis. Berharap dapat menarik perhatian cowok yang berdiri di hadapannya. "Potato." Ucap Vanny dengan tatapan tajamnya. "Awas lo," sambung Vanny.
Dheva menatap cewek itu dengan tatapan dingin kala dia menyap. "Hmm. " gumam Dheva singkat dan langsung melangkah masuk.
Dia berjalan menuju baris pertama dekat dengan pintu, deret terakhir yang berdekatan dengan jendela. Melempar tasnya kasar dan duduk diam dengan airpods menyumbat indra pendengarannya. Di dengarkannya lagu Intentions milik Justin Bieber.
Sementara Arkha dan Vanny duduk di bagian depan Dheva yang langsung sibuk menggulir layar ponsel mereka.
Mereka bertiga memang terkenal sebagai badboy and bad girl bagi Vanny. Banyak siswa yang menatap keren mereka dan sebagian juga ada yang menatap dengan tatapan benci karena tingkah laku serta sopan santun mereka. Tetapi trio bad troublemaker itu tak menghiraukannya.
Vanny menghentikan kegiatannya menscroll layar ponsel dan membenarkan posisi duduknya. "Dhev pulang nanti mau ke sirkuit gak?"
Dheva melepas airpods bagian kiri yang menyumbat telinganya. "Gak tau. Emang ada taruhan berapa?" tanya Dheva merapikan rambut yang jatuh di bagian matanya.
"Ada sekitar tiga jutaan lah," timpa Arkha yang langsung paham dengan topik yang tengah di bahas oleh kedua sahabatnya.
"Tiga juta? Mending gua tidur di rumah." tanya Dheva.
"Aelah terima aja lah. Itung-itung buat uang jajan minggu ini." jawab Vanny.
Arkha pun tak mau kalah antusiasnya dengan Vanny. "Bener tuh, bokap gua juga belum transfer."
"Iya-iya." jawab Dheva santai.
Tak lama bel masuk berbunyi memekakkan telinga seisi sekolah dan menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai.
Sebelum memulai pelajaran seluruh siswa di dalam kelas menyanyikan lagu wajib Indonesian Raya yang menjadi agenda harian wajib bagi mereka. Selesai bernyanyi dilanjutkan dengan doa yang di pimpin oleh ketua kelas.
Pelajaran dimulai tepat pukul 07.30 WIB. Pelajaran pertama diisi dengan biologi. Permulaan yang santai sebelum masuk jam berikutnya yang akan diisi dengan Matematika. Dimana otak mereka dibuat seperti meledak.
Bu Leni melangkah cepat dari ruang guru menuju kelas XII MIPA 1 untuk mengisi jam Matematika. Tatapan tajam dan rahang yang tercetak jelas menambah kesuraman wajahnya. Memang beliau terkenal sebagai guru killer di kalangan SMA Nassima. "Keluarkan tugas kemarin yang saya berikan." Tagih bu Leni sesaat setelah tiba di kelas XII MIPA 1.
Semua siswa dengan sigap mengambil buku PR mereka, membukanya pada halaman yang tertera PR tersebut dan meneliti secara seksama.
Secara bergiliran semua siswa berjalan ke depan dan mengumpulkan buku PR mereka dan bu Leni sibuk memeriksa satu persatu buku siswanya. Di lemparnya buku yang sudah diperiksa ke lantai dan menyuruh salah satu murid untuk mengambil dan membagikannya kembali.
"Oke semua mengerjakan, bagus. Dheva, Arkha sama Vanny kok tumben kalian ngerjain PR?" Tanya bu Leni dengan tatapan killer-nya.
"Ngerjain salah gak ngerjain kena hukuman." gerutu Vanny.
"Biasa lah bu, lagi rajin-rajinnya." suara Arkha yang terdengar agak keras.
"Oke kelas akan saya mulai." Ucap bu Leni dan guru itu mulai menerangkan materi pada hari ini.
Waktu seakan berjalan begitu lambat setiap pelajaran Matematika. Entah faktor malas ataupun kebosanan yang melanda mereka karena dihadapkan dengan rumus dan angka-angka.
Jam menunjukkan pukul 09.15 WIB dan suara bel yang ditunggu oleh seluruh siswa berbunyi memekakan telinga. Semua berbondong-bondong menuju kantin begitu juga trio bad troublemaker.
"Kantin skuy." ajak Vanny.
"Van hari ini lo yang bayar ya." ucap Arkha dengan ekspresi penuh harapan.
"Iya." jawab Vanny singkat.
"Gua mau ke UKS, mau tidur. Entar jam sebelas lo pada mau ikut gua cabut gak?" tanya Dheva.
"Ayok ajalah gua." jawab Arkha.
"Tapi nanti-" ucapan Vanny dipotong dengan Arkha secara tiba-tiba. "Takut?"
"Anjing lo. Siapa yang takut, ayo dah nanti jam sebelas. Kalo sekarang gua mau ke kantin, cacing di sini udah pada demo." ucap Vanny sambil menunjuk perutnya.
"Gua ngikut." timpa Arkha.
"Lo mau titip apa Dhev?" tawar Vanny.
"Bakso sama es teh aja, anter ke UKS nanti." jawab Dheva.
"Tau, udah gua ke kantin keburu rame antrenya nanti." Vanny langsung melenggang keluar kelas diikuti Arkha dari arah belakang.
Sementara Dheva, cowok itu berjalan ke luar kelas menuju UKS untuk tidur sejenak dan menunggu baksonya sampai.
• • •
Segini dulu buat prolognya gaess
Stay tuned happy reading sorry typo
Don't forget to follow, vote, and share
Papay see u💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel DG || Dheva
Teen FictionDheva, cowok badboy yang dipuja semua siswi di sekolahnya. Kehadiran orang yang dianggapnya special telah merubah hari-harinya. Begitupun dengan kepergiannya. Akankah dia kembali untuk bersatu atau hanya bertukar salam dan kabar? Cari tahu kelanjut...