Preman 1 : "Woi, Bocah, berhenti lu!"
Naki : "Sini kejar kalo berani!"
Nampak hutan karet didepan. Tanahnya basah, mungkin karena hujan tadi sore. Kejar-kejaran dengan preman terjadi di dalam hutan. Karena aku mengendarai motor trail, aku dapat dengan mudah melewati lintasan yang becek itu. Aku berhasil menjauh dari kejaran kedua preman itu. Tapi, mungkin memang lagi apesnya, aku pun terjatuh dan badanku terpental ke tanah. Rasanya sakit bukan main. Namun, rasa sakit itu tak lama aku hiraukan, karena tiba-tiba muncul sesosok manusia persis di depanku. Berbadan tinggi, berotot, menggunakan pakaian berwarna putih seperti suku-suku jaman dahulu dengan dada sebelah kiri terbuka. Terlihat juga sebuah tanda kepala macan dan dua buah sayap di dada sebelah kirinya. Sosok itu berbicara kepadaku. Karena keadaanku yang terdesak dan tidak sempat berpikir jernih, aku tak dapat mengingat apa yang dikatakannya. Yang kuingat hanyalah satu kata, yaitu "Mayora".
Terdengar suara motor mendekat dari arah belakang, aku tau itu suara motor kedua preman yang mengejarku. Aku menoleh ke belakang untuk memastikan seberapa dekat mereka dengan posisiku. Pada saat aku menoleh lagi ke depan, sosok itu sudah tak ada. Aku yang semakin panik memutuskan untuk segera menegakkan motorku dan kembali kabur dari kejaran kedua preman sialan itu.
Di sisi lain, Meo yang juga sedang dikejar oleh preman, berteriak ketakutan di jalan truk yang pada saat itu sudah sepi.
Meo : "PAPA!MAMA!Meo janji gabakal ngabisin uang jajan lagi!"
(Sambil melaju dengan kencang)Meo melaju kencang diikuti dengan kedua preman yang mengejarnya. Terdengar juga suara preman itu menyuruh Meo untuk berhenti.
Zino : "Woi, Preman, sini ikutin gue!"
(Menoleh ke belakang)Preman 3 : "Ngajak berantem lu, Bocah?"
Zino : "Asyik juga nih!"
(Kembali menoleh ke depan diikuti dengan menambah kecepatan motor)Aku tak paham kenapa Zino suka sekali kalau dirinya terancam. Dia orang yang paling berani diantara kita bertiga, mungkin itu pengaruh anime yang ditontonnya.
Zino mencoba kabur dari kejaran kedua preman itu dengan melewati gang-gang sempit di kota. Walau begitu, preman itu tak kunjung menjauh jaraknya dengan Zino. Zino segera menuju ke jalan raya dan menancap gas sekencang mungkin. Persis seperti anak yang sedang balapan liar di jalanan. Karena pada saat itu sudah malam, tak banyak kendaraan yang masih berlalu lalang.
Aku berhasil menjaga jarak dengan kedua preman itu. Tak lama kemudian, aku menemukan jalan beraspal dan memutuskan untuk menuju jalan itu, diikuti dengan preman yang tak ada lelahnya mengejarku. Aku menancap tajam gas motorku dan melaju kencang. Preman itu berhasil mengejar dan semakin mendekatiku. Tampak dari kejauhan, jembatan yang di bawahnya terdapat sungai yang airnya sedang surut. Tepat pada saat itu, aku mendapatkan sebuah ide konyol untuk kabur dari kejaran kedua preman itu. Yap, terjun ke sungai itu. Itu sangat beresiko, namun cara apa lagi yang dapat membuat aku benar-benar berhasil kabur dari kejaran kedua preman itu. Tanpa pikir panjang, setelah mendekati jembatan itu, kubantingkan stang motorku ke arah kanan, membuat aku dan motorku terjun ke sungai. Dan Tada.. aku berhasil kabur dari kejaran kedua preman itu, walaupun terdapat sedikit lecet di motorku. Preman yang tak sempat mengejarku itu berhenti di atas jembatan sambil menujukkan kekesalan mereka.
Preman 1 : "Gimana sih lu, ga becus amat!"
(Memarahi anak buahnya)Preman 2 : "Masa kita harus terjun gitu, Bos?"
Preman 1 : "Hah! Awas aja lu, Bocah!"
(Berteriak memandangku)Aku tak menghiraukan kata-katanya dan segera menancap gas motorku dan menyusuri jalan sungai ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEPATRI
AdventureNamaku Kenaki Ezra Priananda, biasa dipanggil Naki. Berumur 15 tahun. Seorang siswa SMA kelas 10. Mempunyai dua orang sahabat, Zino dan Meo. Mulanya tak ada yang aneh dengan kehidupanku. Hingga pada waktunya kami bertiga dapat melakukan hal yan...