Naki : "Em, ini bolpoin lu?"
Zeke : "I-iya."
Naki : "Nih gue kembaliin."
Zeke : "Makasih."
(Menatap Naki)Setelah itu, aku kembali ke kursi yang kududuki.
Zino : "Ngga lu labrak?"
Naki : "Lah, ngapain?"
Meo : "Dia udah ngelempar bolpoin ke arah kita!"
Naki : "Cuma bolpoin juga. Tapi, gue ngga yakin kalau dia yang ngelempar."
Zino : "Maksutnya?"
Naki : "Dah lah lupain aja!"
Walaupun masih bingung tentang kejadian barusan, aku berusaha melupakannya.
Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Mendengar bel itu, aku, Zino, dan Meo pun segera kembali ke kelas. Terlihat juga Zeke yang juga bergegas ke kelas. Setelah sampai di kelas, kita segera duduk di kursi masing-masing. Di saat itu aku mempunyai niatan untuk lebih mengenal Zeke. Aku pun mencoba untuk memulai pembicaraan.
Naki : "Em, Zeke?"
Zeke : "Iya?"
Naki : "Udah kenal gue kan?"
Zeke : "Naki kan?"
Naki : "Gue kira ngga kenal."
(Ketawa kecil)Aku terdiam bingung mencari topik pembicaraan. Dalam hati aku ngomong "haduh, kehabisan topik lagi, ayolah cari.. cari.."
Naki : "BTW, lu udah kenal mereka berdua belum?"
(Menunjuk Zino dan Meo)Seketika itu, Zino dan Meo melihat kearahku.
Zino : "Paan?"
Meo : "Lu ngga diapa-apain sama dia kan, Ki?"
(Berbicara pelan)Naki : "Paan sih lu pada!"
Saat itu, seketika Zino dan Meo menatap ke arah Zeke. Bukan tatapan biasa, melainkan tatapan tajam disertai dengan ekspresi marah seperti hasrat ingin membunuh. Zeke pun kebingungan dengan tingkah mereka. Entah apa maksutnya, namun tiba-tiba, tatapan penuh kemarahan itu menjadi tatapan senyum dengan hasrat ingin kenalan.
Meo : "Hai!"
(Melambaikan tangan)Zino : "Konichiwa!"
Zeke : "Hai!"
(Sambil mengangguk dan kebingungan)Di dalam situasi yang sudah cair ini, terlintas sebuah ide di pikiranku.
Naki : "Eh, No, Yo, katanya Zeke pengen kenalan!"
Zeke : "Lah.. Ki?"
(Kaget dan menatap Naki)Naki : "Dah diem aja.."
Meo : "Kenalin, nama gue Meo. Salam kenal ya!"
Zino : "Kalau gue Zino. Salam kenal juga!"
Zeke : "I-iya, salam kenal..."
(Tersenyum kecil)Aku melihat wajah Zeke yang sedang tersenyum. Entah kenapa aku merasa bahagia. Zeke yang dari asal kulihat sebagai orang tanpa ekspresi, sekarang tersenyum di hadapanku. Sepertinya aku baru saja merubah seseorang, haha..
Tak lama kemudian. Guru yang mengajar datang, dan mulailah pembelajaran hingga pulang sekolah. Karena memang tidak ada kegiatan setelah pulang sekolah, aku kembali ke rumah, begitu juga Zino dan Meo.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEPATRI
ПриключенияNamaku Kenaki Ezra Priananda, biasa dipanggil Naki. Berumur 15 tahun. Seorang siswa SMA kelas 10. Mempunyai dua orang sahabat, Zino dan Meo. Mulanya tak ada yang aneh dengan kehidupanku. Hingga pada waktunya kami bertiga dapat melakukan hal yan...