Tamu Tak Disangka

124 3 0
                                    

Semua anggota Keluarga Adipura ditambah Ana, sedang berkumpul di kamar Kartika. Setelah beberapa hari di rumah sakit, dokter memutuskan mengizinkan Kartika untuk pulang, karena dirasa kondisinya sudah lebih baik. Akan tetapi, selang infus dan masker oksigen masih terpasang pada tubuh anak itu. Meskipun tidak seperti dulu, semua anggota Keluarga Adipura tetap merasa senang karena Kartika sudah sadarkan diri. Semenjak kemarin sore, saat Kartika pertama kali membuka mata, dia sama sekali belum bicara satu huruf pun.

Tiba-tiba, Ana keluar dari kamar Kartika dengan tergesa-gesa, karena mendengar bel rumah majikannya berbunyi beberapa kali. Sembari menuruni tangga, Ana berseru pada orang di luar sana agar menunggu sebentar. Sebelum membukakan pintu, Ana lebih dulu mengintip pada lubang kecil yang ada pada pintu untuk memastikan bahwa siapa yang datang bertamu malam-malam begini. Dari lubang itu, Ana melihat ada dua orang pria dan satu wanita yang berdiri di depan pintu. Merasa bahwa yang datang bertamu bukanlah orang yang mencurigakan, Ana segera membukakan pintu untuk mereka.

"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?" ujar Ana pada tiga orang di hadapannya.

"Apa benar ini kediaman Keluaraga Adipura?" tanya si wanita yang mengenakan gaun panjang berwarna merah. Rambutnya tampak digelung rapi dan ada tusuk rambut dari giok yang menghiasi gelung rambutnya.

"Iya, benar. Maaf, kalian ini siapa, ya?" tanya Ana. Dia mencoba untuk memastikan kalau tiga orang itu bukanlah orang yang berbahaya.

"Ah, kami teman dari Tuan dan Nyonya Adipura," jawab wanita itu dengan suara yang sangat lembut.

"Mari silakan masuk," Ana mempersilakan tiga tamu itu untuk masuk ke dalam rumah. "Mari, silakan duduk," kini Ana mempersilakan mereka untuk duduk. "Oh, maaf, mohon tunggu sebentar, biar saya panggil Tuan dan Nyonya," pinta Ana dengan sopan.

Ana segera berlari ke lantai atas untuk menemui Tuan dan Nyonya Adipura. Sesampainya di kamar Kartika, Ana menyampaikan pada mereka bahwa ada tiga orang tamu yang datang mencari mereka berdua. Ana juga mengatakan kalau tamunya mengaku sebagai kawan keduanya. Mendengar laporan dari pembantunya itu, mereka segera turun untuk menemui tamu tersebut. Reza bertanya pada Davina kira-kira siapa tamu tersebut. Pikiran Davina langsung tertuju pada Samara, meski begitu, Davina memilih menjawab tidak tahu daripada harus menyebutkan nama Samara.

Saat mereka sampai di ruang tamu, mereka melihat ada tiga orang yang dulu sangat mereka kenal. Mereka bertiga tersenyum pada Reza dan dirinya. Davina segera melangkah mendekat pada si wanita dan memeluknya untuk melepas kerinduan.

"Sudah lama sekali, Davina. Apa kabarmu?" ujar wanita bergaun merah itu.

"Aku baik-baik saja, Aira," jawab Davina.

Dugaan Davina kalau tamu yang datang itu adalah Samara salah adanya. Ternyata yang datang bertamu adalah Aira bersama Agni dan Robert. Ini seperti yang dikatakan oleh Azka beberapa minggu yang lalu, bahwa dia akan berusaha untuk mencarikan bantuan secepat mungkin. Reza tampak terkejut saat mengetahui tamu yang datang ke rumahnya adalah Aira, Agni, dan Robert, yang merupakan kawannya semasa SMU.

"Selama ini kamu di mana, Ai?" tanya Davina sembari kembali mempersilakan Aira untuk duduk.

"Aku dan Robert ditugaskan di Surabaya oleh Samara," jawab Aira.

"Kau dan Robert sudah ...," Davina tampak sedang menyelidiki.

"Ah, iya. Kami sudah menikah," jawab Aira malu-malu. Begitu juga dengan Robert yang tersenyum malu membenarkan pernyataan Aira.

"Lalu bagimana denganmu, Agni?" kini Reza yang bertanya.

"Aku ditugaskan Samara di tempat yang cukup jauh, Lampung," jawab pria berparas blasteran India dengan Indonesia itu.

Pengantin dari Alam BakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang