Teriakkan pada angin bisu
Saat telinga hati kian menuli
Terseok langkah diatas bara
Sakitnya tak terkata
Perih hanya berdesis lirih
Ruang hati penuh air mata
Jangan lagi tanyakan rasa
Dia remuk tak tertata
Dengan mudah mereka porak porandakan jiwa
Siapa yang salah?
Sosok ‘aku’ dalam cerita hanyalah hamba hina
Takdir tak lain skenario Tuhan yang maha cinta
Tubuh ringkih berpasrah
Terus menapaki duri tak bertepi
Memungut asa digenangan luka
Setelah kokohnya kayu terbakar rindu
Dan Tuhan tetap bersembunyi dibalik singgasana
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi The Darkness
Poetryterkadang mulut terkunci mengatakannya sama saja menyakiti diri hanya mampu keluarkan air mata luka tak terperi semoga cepat terlupa tentang hati yang menyakiti