4. Putih Abu-Abu Syabiq

912 63 29
                                    

"Adude, ketemu lagi kita geng di sekolah sebelah." Syabiq melengos melihat rombongan SMPnya. Andra, Adara, Mail, dan Petra ternyata masih satu sekolah dengannya.

"Jangan gitulah,Sya, kita ini cowok-cowok tipe setia, tak bisa jauh-jauh dari sekolah lama." Andra menumpukan tangan di pagar kawat yang membatasi sekolah lama alias SMP dengan SMA barunya. Empat teman yang lain mengikuti gayanya. Mereka berada di halaman belakang sekolah. Di seberang pagar siswa cewek SMP mantan adik-adik kelas dulu bersorak heboh melihat lima cowok personil band sekolah yang memandangi mereka. Kecuali Syabiq, keempat temannya sangat menikmati jadi pusat dunia cewek-cewek. Mata Syabiq malah mencari-cari sosok Tsania. Adik angkatnya itu terlihat sedang duduk bersama teman cowok dan satu temen ceweknya. Entah apa yang mereka bicarakan. Syabiq melihat Tsania tertawa lepas. Sosoknya yang cantik dengan jilbab putih segi empat terlihat berbeda dengan cewek-cewek sekitarnya yang memilih memakai rok pendek diatas lutut. Entah kenapa Syabiq ikut tersenyum melihat tawa Tsania.

"Ngapa Lo senyum sendiri, Sya?" Andra yang kepo memergoki Syabiq.

"Gak ada, liatin Tsania ketawa Gue seneng." Andra ikut memindai sosok Tsania yang tidak sadar tengah jadi objek perhatian.

"Gue juga seneng lihat adik Lo, cantik, solehah pula." bisik Andra. Syabiq mendelik.

"Ngapain Lo ikut senang? Gak boleh, dia masih kecil!" Andra cengengesan.

"Masih kecil? Tingginya aja samaan ama gue. Jangan-jangan Lo pengidap sister complex ya?" Syabiq memukul pelan kepala Andra.

"Sembarangan!"

"Syabiq bukan sister complex, kan Tsania bukan adik kandungnya." Mail yang sudah bosan disorakin cewek-cewek ikut nimbrung.

"Jangan sampai ini nyebar, gue gak mau dia dibully." Syabiq menatap tajam teman-temannya.

"Santuy, Bro. Lo kaya kenal kami baru hari ini." Adara mendengus tak suka.

"Bukan gitu, gue udah gak bisa lindungin dia seperti dulu, kita sudah beda sekolah."

"Susah ya punya adik cantik." celetuk Petra.

"Kalau Syabiq bukan adiknya aja yang cantik, pacar juga cantik." Mail ikut menimpali.

"Adik bisa jadi pacar juga tuh, dapat dua pacar cantik deh, beruntung jadi Syabiq." empat teman Syabiq tertawa puas melihat cowok gondrong itu melotot.

"Gue balsem juga mulut bawel Lo Andra!" sentak Syabiq. Suara tawa semakin bergema di belakang gedung SMA, menarik atensi Tsania yang memiliki mata lebar yang tajam warisan almarhumah ibunya. Senyum terulas begitu saja kala mendapati rombongan Syabiq tengah memandangnya. Ada apa dengan Tsania hari ini? Kenapa dia mau senyum pada Syabiq dan teman-temannya? Yang jelas hatinya tengah berbunga karena baru saja mendapatkan kawan baru di kelas baru. Sementara Syabiq merasa aneh dengan hatinya melihat Tsania mau membalas senyum cowok-cowok walaupun itu teman Syabiq sendiri. Ada rasa tak rela. Ah, apaan sih? Syabiq menepis rasa aneh itu. Diliriknya lagi adik angkatnya yang memang jarang senyum pada orang lain. Ada apa dengan Tsania? Apakah dia sudah pandai bermain cinta? Syabiq jadi penasaran.
Kamu penasaran juga gak? Lanjut next episode yeah..see you..mmuah.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Bawah Bayang-Bayang (Sequel Kekasih hatimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang