3. Kopi Darat(2)

779 59 5
                                    

"Syabiq, sini!" Aleana kembali melambaikan tangan. Syabiq dan temannya menghampiri. Butuh perjuangan sih karena ada penonton event lomba model ini fansnya Syabiq. Ada kehebohan kecil yang terjadi tapi untungnya bisa ditangani satpam mall. Akhirnya Syabiq dan teman-teman berhasil sampai ke depan Aleana dengan selamat.

"Syabiq, Woow, kamu makin handsome deh." Aleana menyambut Syabiq dengan sumringah. Hampir saja Syabiq dapat salam peluk, tapi uluran tangan Syabiq memberi isyarat bahwa dia gak mau dipeluk. Akhirnya Aleana hanya menjabat tangan Syabiq walau mulut agak manyun.

"Makin cantik dan maju nih karir modelnya." Aleana tersenyum bahagia mendengar pujian Syabiq, ditambah lagi senyum manis yang terkesan mahal. Wanita manapun bakal suka senyum semisterius itu. Belum lagi tatap tajam Syabiq yang justeru berefek melembutkan hati cewek manapun yang melihatnya. Aneh memang. Aleana merasa terjebak dengan khayalan sendiri. Ini Syabiq beneran suka kan ketemu dengan dirinya? Dan jawaban yang dia buat sendiri mengatakan pasti suka dong, kan cantik maksimal.

"Ah biasa. Kamu tu yang makin sukses. Udah 2 juta subscriber aja sekarang. Congrat ya." Syabiq lagi-lagi tersenyum sambil kepala mengangguk-angguk. Tiba-tiba dia teringat teman-temannya. Busyeet dah ketemu cewek cantik temen dilupain. Itupun Syabiq gak betul-betul ingat ya, lantaran Adara nginjak ujung sepatunya dimana disana ada jempol yang sakit kepelintuk saat main futsal menyadarkan Syabiq pada eksistensi mereka.

"Oh ya, Aleana, kenalin nih temen sesusah Gue, selalu ada disaat Gue susah dan selalu nyusahin." sontak gerutuan kompak keluar dari bibir seksih cowok-cowok abege itu, tapi mereka senang melihat senyum dan salam Aleana.

"Hai, Gue Andra, di sebelah kiri gue Adar..a."

"Biar Gue ngenalin diri sendiri,Njir." Adara kembaran beda Ibu Andra protes keras. Enak aja, dikata cerdas cermat? Adara kan pingin salaman juga, syukur-syukur dapat salam tempel pipi dan rangkul manja yang tadi ditolak Syabiq. Duh, seketika Adara merasa jadi cowok remahan.

"Gue Adara, eum.," Adara bersiap-siap dapat tempelan pipi Aleana tapi yang diterima tempelan telapak Mail yang gak sabar pengen salaman juga.

"Kebanyakan gaya Lo, Dar. Kaya Gue dong. Hai Aleana. Saya Mail bin Haji Udin. Salam kenal, muah." semua terkejut melihat Mail nekat salaman plus pake bonus tempel pipi. Syabiq pingin nampol tapi udah kejadian. Lagian Aleana tertawa aja menanggapi aksi Mail yang memang lucu.
"Hai, saya Aleana, nice to meet you." Mail cengar-cengir.

"What you Say?" ulang Mail sok imut. Petra yang belum dapat kesempatan salaman segera menggeser badan Mail.

"Katanya badan Lo bau terasi, minggir, giliran Gue." Mail mendengus pada Petra yang julid. Akhirnya sesi salaman dan kenalan berakhir.

"Kapan balik Singapura?" Syabiq membuka obrolan baru. Aleana sekarang fokus ke Syabiq.

"Nanti malam. Padahal masih mau main disini sama kamu. Kamu pernah janji ngajak Aku jalan-jalan. Masih ingat kan?" tanyanya manja.

"Ingat dong, mungkin kamu yang harus atur skedul." Aleana tersenyum pahit.

"Aku terikat banyak kontrak, waktuku habis di kerjaan." Syabiq menatapnya iba. Mestinya bahagia dong jadi model terkenal dengan banyak job.

"Kamu nikmati aja semuanya, jangan jadikan beban. Kan sekalian kamu jalan-jalan juga, kaya gini contohnya." hibur Syabiq.

"Bener juga, tapi Aku pengen lama-lama sama kamu." manja Aleana. Empat teman Syabiq bersiul sok asik.

"Waduuh, kenapa murai Gue terbang kesini ya." Mail pura-pura manggil murai khayalan yang terbang di langit-langit mall. Syabiq bukannya gak tahu maksud teman-temannya. Jadi dia tersenyum saja. Memanaskan hati yang sudah panas Syabiq merapikan juntaian rambut panjang Aleana ke belakang telinga.

"Nih mall AC nya mati ya? Gerrrah Gue." dumel Andra. Syabiq dan Aleana tertawa.

"Pengen ngajak kalian kulineran, tapi Aku harus lanjut kerja. Gak apa ya. Nanti kita sambung via chat." Aleana bersiap-siap kerja lagi kala melihat lelaki gemulai yang merupakan manajernya memberi kode.

"Oke deh, kalau gitu kita pamit dulu, kamu mesti kerja lagi. Nanti kita sambung dilain waktu." Syabiq memberi isyarat pada teman-temannya untuk cabut. Aleana mengangguk walau nampak sedih.

"Bye Syabiq..." lambaian tak ikhlas melepas kepergian Syabiq. Duh, Aleana makin penasaran pada Syabiq yang tidak mau memeluk dirinya barang sedetik. Salaman doang. Tapi dia gak sempat memperpanjang galau karena kerjaan menanti totalitas dan sikap profesional.

"Gue gak ngerti sama Lo,Sya. Cewek secantik itu dianggurin. Apa salahnya Lo meluk dia, tiga tahun kan kalian gak jumpa kaya tadi. Berani gombal via chat aja Lo." selaku pejuang cinta Andra ngomel bak petasan. Syabiq santai aja sambil tangan di simpan di saku.

"Lo emang gak pernah ngertiin Gue, padahal Gue berharap Lo ngerti Gue luar dalam Andraa.." seketika Andra menghempas tangan Syabiq yang merangkulnya sok mesra.

"Malah becanda Lo, Gue lagi serius." omel cowok beralis tebal itu.

" Gue menghargai dia, ucup. Belum sah gak boleh peluk-pelukan, zina tahu! Si Mail nih ganjen!" Mail yang ikut diomelin hanya nyengir.

"Kan sekali doang Pak Ustadz." katanya tertawa. Syabiq mendelik.

"Gue bukan Ustadz!"

Di Bawah Bayang-Bayang (Sequel Kekasih hatimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang