Breakeven : Nine

1.6K 190 27
                                    

Kemarin aku dan Harry baru saja merayakan hari jadiku dengannya yang ke empat bulan, sejauh ini hubunganku dengan Harry baik-baik saja. Abby sudah tidak menghubungi Harry kembali dan itu membuatku sedikit tenang. Namun hari ini Harry baru saja membatalkan acara berkencannya denganku karena dia memiliki acara dengan keluarganya. Aku membuka lembar per lembar halaman novel yang sedang aku baca. Aku tidak memiliki kegiatan menarik lainnya untuk malam ini, jadilah aku hanya duduk di kasur sambil memegang sebuah buku.

Ponselku berdering tanda panggilan masuk, aku mengulurkan tanganku untuk mengambil ponselku di atas meja kecil sebelah kasurku. Aku mengulas senyum ketika tahu bahwa Harry lah yang meneleponku.

"Halo Harry" sapaku bersemangat.

"..." tidak ada jawaban darinya.

"Halo Harry, ada apa?" tanyaku.

"Christ" satu patah kata yang keluar dari mulutnya. Suaranya begitu rendah dan pelan hingga membuatku mengerutkan keningku.

"Ada apa Harry?" ulangku.

"Aku sedang mabuk"

"Kenapa kau mabuk? Apa ada masalah?"

"Ya ada masalah"

"Masalah apa?"

"Apakah Josh mengatakan sesuatu padamu?"

"Josh? Tidak. Memangnya ada apa?" as you know, Josh adalah teman sekelasku dengan Harry.

"Jika begitu aku akan memberitahukannya padamu terlebih dahulu"

"Ada apa sebenarnya Harry? Bisa kau jelaskan saja langsung?"

"Aku pergi bersama keluargaku tadi dengan Abby dan Josh berada di tempat yang sama denganku, aku takut Josh memberitahumu tentang masalah ini maka dari itu aku akan berbicara langsung padamu"

Tenggorokanku tercekat ketika mendengar pernyataan Harry barusan. Apa? Dia dan keluarganya pergi bersama mantan pacarnya? Sedangkan aku yang berstatus pacarnya hanya diam saja dirumah dan tidak tahu apa-apa? Jantungku mulai berdebar tidak karuan.

"Kenapa harus bersama Abby? Bukankah dia—"

"Biarkan aku menjelaskannya Christ"

Aku terisak, mataku mulai panas dan bersiap menitikkan airnya.

"Maafkan aku yang berbohong padamu, aku masih berhubungan dengan Abby selama aku berpacaran denganmu. Dan kali ini Mom yang minta agar Abby ikut dalam acara keluargaku ini, Abby adalah Wanita pertama yang aku kenalkan pada Mom dan oleh sebab itu aku belum siap mengenalkanmu kepada Mom"

"Kenapa kau tidak pernah mau mengenalkanku pada Mom-mu?"

"Aku belum siap"

"Dan itulah sebabnya Mom-mu menganggapku adalah Wanita buruk"

"Ya Mom menganggapmu seperti itu"

Hatiku mencelos begitu saja mendengarkan jawaban Harry, aku sudah tidak tahan lagi arimataku meluncur begitu saja di pipiku. Jahat sekali Harry berkata seperti itu.

"Lalu selama ini kau masih sering berhubungan dengan Abby?"

"Ya setiap hari aku bertemu dengannya, dia datang kerumahku dan mengobrol bahkan berjalan-jalan bersama dengan Mom setelah itu Mom memerintahkan aku untuk mengantarkannya pulang. Mom sangat dekat dengan Abby dan Mom sangat menyayanginya, sehingga Mom belum mau menerima Wanita lain yang aku bawa"

"Kau tahu Harry? Kau sangat kejam! Kau membohongiku! Dan kau membuatku terlihat buruk di mata Mom-mu"

"Aku minta maaf Christ"

"Apakah hanya dengan perkataan maaf semuanya bisa kembali seperti semula?"

"Kau tidak merasakan apa yang Abby rasakan Christ"

Aku tersentak mendengarkan jawaban Harry, sialan! Jadi sekarang dia membela Abby? Ya Tuhan kenapa sekarang Harry harus mabuk? Bukankah jika seseorang sedang mabuk, perkataan apapun yang di keluarkannya adalah jujur?

"Apa maksudmu Harry?"

"Kau membuat Abby menderita karena aku lebih memilihmu"

"Apakah aku tidak salah mendengar Harry?"

"Tidak! Abby masih mencintaiku dan aku masih mencintai Abby, aku hanya bosan dengannya. Dan kau datang begitu saja kedalam kehidupanku dan membuatku ingin beralih padamu sementara"

"Kau mempermainkanku Harry! Aku mempermainkan perasaanku!"

"Maafkan aku tapi aku hanya bosan denganmu. Aku bosan karena aku bertemu setiap hari denganmu, aku bosan karena aku melakukan hal apapun setiap hari denganmu, aku benci sesuatu yang bersifat monoton. Aku belum bisa serius dalam menjalin sebuah hubungan, aku masih ingin mencari-cari yang pas untukku, namun tentang perasaanku padamu aku memang mencintaimu, tapi tidak sejauh aku mencintai Abby"

Cukup! Ini sudah keterlaluan. Harry sialan! Dia mengatakan seperti ini disaat aku sedang benar-benar mencintainya, disaat aku sedang benar-benar merasakan indahnya berpacaran dengannya. Dan sekarang dia baru saja menembakkan jantungku dengan sebuah senapan tanpa henti.

"Ya memang aku yang salah dari awal karena aku memiliki perasaan padamu! Tapi kau yang memulai semua ini Harry! Aku tidak akan melanjutkan perasaanku jika kau tidak meresponnya!"

"Aku tidak tahu lagi harus berkata apa padamu Christ, aku memang mencintaimu tapi aku juga masih mencintai Abby, belum lagi Mom sangat mendukung hubunganku dengan Abby –tidak denganmu"

"Cukup Harry! Hentikan! Kau membuatku terlihat sangat buruk disini. Sekarang terserah padamu, kau akan mengakhiri semua ini? Ya silahkan aku tidak peduli! Aku sudah cukup sakit hati Harry, ini semua sangat menyakitkan untukku"

"Aku minta maaf Christ"

"Empat bulan tidak ada artinya dibandingkan dengan dua tahun, aku mengerti itu. Terima kasih"

"Tapi bukankah kita masih bisa menjadi teman?"

"Untuk saat ini bisakah kau pikirkan dulu bagaimana perasaanku?"

"Aku minta maaf, sungguh aku—"

"Cukup Harry, terima kasih atas semuanya"

Klik.

Aku melemparkan ponselku ke sembarang arah, sudah kuduga jika sesuatu yang di dapatkan dengan cara tidak baik, pasti tidak akan berimbas tidak baik pula bahkan lebih menyakitkan. Inikah balasan yang aku dapat karena aku merebut pacar orang? Tapi kah sudah aku bilang, aku tidak akan berani maju lebih jauh jika dia tidak merespon perasaanku. Bajingan! Dia mempermainkan perasaanku dan sialnya aku masih menyayanginya, sangat.

Aku menangis di dalam kamarku, membenamkan wajahku ke atas bantal dan terisak di dalamnya. Rasanya aku ingin merobek dadaku agar tidak sesak seperti saat ini, aku merasa kadar oksigen di sekitarku menghilang dan itu sangat menyakitkan. Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa balasannya tidak berimbas pada Harry saja yang mempermainkan Wanita seenaknya? Ya Tuhan ini sungguh menyakitkan.





BreakevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang