Chapter 1

8 2 0
                                    

Anzaki terbangun dari tidurnya dan mengangkat badannya dengan malas. Direnggangkannya punggung dan lehernya hingga terdengar suara gemeretak yang cukup jelas dan dia menoleh ke samping tempat tidurnya. Seorang gadis berambut scarlet dengan ombre berwarna navy blue masih terlelap dan menikmati mimpinya. Tubuhnya terbalut dengan selimut seperti kepompong dan sesekali bergerak mencari posisi ternyaman. Anzaki tersenyum kecil dan mengecup rambut gadis itu dengan lembut.

"Selamat pagi, sayang."

Suara dan kecupan lembut itu membuat gadis itu membuka matanya sedikit. Beberapa menit kemudian, gadis itu bergumam dengan malas dan menggerakkan tubuhnya seperti sedang mencari posisi ternyaman.

"Ngantuk." ujarnya dengan nada serak.

"Istirahat saja. Ntar gue siapin susu hangat."

Gadis itu mengangguk lemah dan kembali menutup matanya. Begitu dia kembali terlelap, Anzaki langsung berdiri dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan susu hangat yang dijanjikan.

~000~


Suasana dapur begitu sunyi. Satu-satunya suara yang ada di dapur hanyalah suara ceret pemanas listrik yang menyala. Selagi menunggu, Anzaki pun larut dalam lamunannya.

Sampai saat ini, Anzaki tidak menyangka sama sekali dengan kisah cintanya. Dulu pernah menjalin cinta dengan seorang gadis Jepang saat kuliah di Amerika selama hampir 4 tahun namun kandas dengan cukup tragis. Memori negatif itu membuat Anzaki memiliki persepsi jika hubungan cinta seperti di film itu sangat tidak mungkin. Bohong banget lah, begitu katanya. Persepsi inilah yang membuat hubungan Anzaki dengan wanita lain juga tidak berjalan dengan baik -- lebih tepatnya hanya sekadar memenuhi nafsu birahi.

Kalo lo cuman mau 'teman tidur', lo gak perlu jatuh cinta kan?

Anzaki berkencan sebanyak tiga kali. Satu kali ketika pacaran pertamanya, dua kali ketika dirinya sudah bekerja sebagai CEO dan juga seorang pemimpin yakuza. Satu kali kandas, dua kali 'perjanjian' selesai. Setelah itu, belum ada seorang gadis pun yang bisa membuat CEO Winterland ini tergugah secara fisik dan mental.

Hingga akhirnya hari itu tiba ketika dia mengunjungi Scarlet Bakery...  

SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang