Chapter 4

4 2 0
                                    

Pertemanan mereka sederhana -- saling bertemu, makan di izakaya atau restoran, ngobrol banyak hal, lalu pulang. Ya, pertemanan. Anzaki masih menganggap hubungannya dengan gadis itu hanya sebagai teman biasa. Meski begitu, Anzaki menyadari jika ada hal-hal yang begitu khas dari gadis itu, misalnya saja sering mengirimkan pesan singkat seperti mengajak jalan-jalan atau hanya menanyakan keadaan hari ini. Tapi ada satu hal yang selalu diingat Anzaki darinya bahkan hingga hari ini.

Sebuah senyuman manis yang selalu memancarkan aura positif dan kehangatan yang bisa dirasakan hingga ke dalam sanubari. Awalnya, Anzaki hanya menganggap itu biasa saja, namun semakin lama dia menyadari 'kekuatan' dari senyuman itu. Hatinya selalu hangat ketika melihat gadis itu tersenyum ataupun tertawa. Padahal jika dipikir-pikir lagi, hati Anzaki begitu dingin terhadap sesuatu yang berbau romansa setelah hubungan cinta yang kandas beberapa tahun silam. Senyuman gadis itu seperti sebuah obat penyembuh hatinya yang kini mulai menampakkan khasiatnya.

Anzaki bertekad ingin melindungi gadis itu, bagaimanapun caranya. Dia tidak ingin senyuman itu hilang.

SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang