"Hei! Lihatlah Hwang Hyunjin dan Lee Jeno! Mereka sedang bertengkar di atap!"
Para siswa SMA Han berbondong-bondong menuju atap, seketika tangga yang biasa sepi, kini menjadi ramai. Bak pasar malam yang laris, Hyunjin dan Jeno menjadi tontonan mereka.
Tapi, yang mereka lihat hanya Jeno yang sedang tergeletak dengan wajah yang babak belur, dan Hyunjin yang berdiri di samping Jeno dengan napas terengah-engah.
"Kuperingatkan sekali, jangan pernah membahas soal Shin Ryujin lagi kalau kau tidak mau mati sungguhan. PAHAM?!"
Setelah menamatkan kalimatnya pada Jeno, Hyunjin segera beranjak pergi sebelum satu sekolah menyaksikannya. Meninggalkan Jeno yang sedang terbaring lemah di atas atap dengan tatapan heran dari banyak pasang mata.
"Mereka kenapa, ya? Memang ada masalah?" Tanya Nancy pada Yeji, adik Hwang Hyunjin.
Yeji menggeleng sambil tertawa, "Molla, dia yang cari gara-gara."
☄️
"KALIAN BERDUA! Sudah saya peringatkan, kalau mau bertengkar jangan di sekolah! Sekalian saja sana sewa lapangan! Hwang Hyunjin, meski ayahmu Kepala Administrasi Hwang di sini, tetap saja kau adalah seorang siswa, paham? Jangan seenakmu sendiri," ucap Bu Kim, guru konseling SMA Han. Dijawab dengan anggukan Hyunjin, ia tidak berani menatap mata Bu Kim.
Bu Kim menghela napasnya, mengalihkan perhatian pada Lee Jeno. "Kau juga. Jangan pernah berbuat onar lagi."
Jeno hanya mengangguk dan mengusap keringat di pelipisnya. Dua murid itu berdiri dan menundukkan kepala, tidak berani menatap mata Bu Kim yang sedang berdiri di depan mereka. Keringat dingin bercucuran, takut masalah ini sampai ke telinga Mr. Hwang dan Pak Lee.
"Kalian paham kan sekolah kita sedang berduka? Kasus bunuh diri Ryujin masih belum terpecahkan. Jadi jangan buat masalah baru, paham?"
Hyunjin dan Jeno mengangguk pelan. Kemudian Bu Kim mengusap rambut mereka dengan gemas dan menyuruh mereka kembali ke kelas.
Hyunjin keluar lebih dulu, disusul dengan Jeno. Mereka berdua tidak akan pernah jalan bersandingan, Hyunjin tidak sudi melangkahkan kakinya bersamaan si bajingan, Jeno.
"Besok pemakamannya..."
Langkah Hyunjin terhenti, begitupun dengan Jeno. Mereka diam dalam beberapa detik, setelah sepotong kalimat Jeno lontarkan pads Hyunjin. Mata Hyunjin berkaca-kaca, tangannya mengepal seperti akan menghantam mulut siapapun yang membuatnya akan menangis sebentar lagi.
"...kau yakin tidak akan datang?"
Napas Hyunjin semakin dalam, ia menahan emosinya yang akan meledak-ledak.
"Jangan membuatku menghabisimu di tempat sialan ini, bajingan."
Hyunjin melanjutkan langkahnya. Tawa kecil seperti meremehkan keluar dari bibir Jeno.
Jeno menarik napasnya, "Yeji akan datang. Harusnya ia tidak perlu serepot itu. Lagipula, kakaknya sendiri yang membunuh Ryujin. Setidaknya bisa menceritakan keadaan terakhir Ryujin setelah kau membunuhnya. Bukankah seperti itu?"
Dengan langkahnya yang masih berjalan, Hyunjin dengan cepat berbalik badan dan berjalan ke arah Jeno dengan tatapan setannya. Ia mencengkram kerah seragam tanda kehormatan siswa SMA Han, membisikkan sesuatu di depan Jeno. Agar Jeno berhenti membahas Ryujin di depan Hyunjin.
"Hey, diam kalau tetap mau hidup. Sepatah kata lagi, akan kupotong tenggorokanmu. Kau yang memilih."
Jeno hanya diam sambil menertawakan Hyunjin dalam hati, kakak sang pembunuh Shin Ryujin beraninya bicara seperti ini di depannya? Hahahah. Konyol sekali menurut Jeno.
Hyunjin melepas cengkramannya, "Karena kau diam, kau masih ingin hidup."
Akhirnya Hyunjin melepaskan Jeno dan kembali berjalan, kembali menuju kelas dengan wajah yang masih babak belur. Belum sampai 10 langkah, "Tentu aku ingin hidup. Agar aku bisa membuktikan, siapa pembunuh Ryujin sebenarnya."
Kali ini, Hyunjin tidak akan menggubrisnya. Masa bodoh dengan bajingan gila yang ada di belakangnya, omong kosongnya sungguh memuakkan Hyunjin. Benar-benar membuat Hyunjin ingin sekali menggantung leher Jeno di ketinggian gedung sekolah.
Beberapa saat setelah Hyunjin menghilang dari koridor, Jeon Heejin datang. Karena is khawatir dengan keadaan Jeno yang bernotabene sebagai pacarnya.
"Jeno-ya. Baik-baik saja, kan?"
Jeno menghempas tangan Heejin dengan kasar dan mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya. Mengingat betapa kerasnga Hyunjin memukulnya tadi di atap.
Hyunjin berpikiran, bahwa pembunuh Ryujin yang sebenarnya adalah Jeno. Terlihat jelas, Jeno mengetahui semua tentang Ryujin dan meningkatkan kecurigaan juga secara logika, orang terdekat adalah tersangka kasus pembunuhan.
Jeno juga berpikir sebaliknya, Hyunjin adalah pacar dari Shin Ryujin. Hyunjin juga sangat lembut pada Ryujin tapi ada satu hal, Hyunjin pernah mengatakan rahasia terbesarnya di anak-anak War Princes. Bahwa sebenarnya Hyunjin hanya mempermaimkan Ryujin.
Dari semua asumsi di atas, tersangka tidak ada karena pada dasarnya, pihak kepolisian menyebut ini adalah kasus bunuh diri. Mana mungkin ada tersangka?
Pertanyaan terbesarnya adalah, apakah benar kematian Ryujin disebabkan oleh pembunuhan terencana? Ataukah ini benar-benar bunuh diri?
Atau...
...ini kasus palsu? Kalian yang dapat menjawabnya.
Jasad Ryujin akan diautopsi, tetapi walinya tidak menyetujui. Pihak rumah sakit menghubungi keluarga Ryujin, tetapi pihak sekolah tidak tahu siapakah wali Ryujin. Karena selama bersekolah, tidak ada satu orang pun yang tahu seperti apa dan siapa wali atau orang tua dari Shin Ryujin.
Kecuali, Hwang Hyunjin.
Pertanyaan akan muncul berturut-turut dalam benak orang-orang. Tak sedikit pula yang percaya bahwa Ryujin bunuh diri karena stres, dirinya terlibat skandal dengan salah satu public figure yang mengakibatkan debutnya menjadi penyanyi dibatalkan.
Sekali lagi, akan banyak pertanyaan yang muncul dalam benak orang-orang. Kasus ini akan tetap ada, akan tetap diangkat ke media—meskipun sempat reda beberapa waktu.
Akan tetap digali oleh masyarakat, hingga pertanyaan di kepala mereka terpecahkan—dan mereka menemukan jawabannya.
Satu permasalahan, siapakah yang akan mencari tau lebih dalam kasus ini dan seberapa dalam 'ia' akan menggali informasi untuk kebenaran? Tidak ada yang tahu.
Aku yakin, kalian yang tahu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
circle | k-idols
Mistero / ThrillerKasus ini akan terus ada, akan terus berputar abadi. Walau diledakkan, akan terus ada apabila pertanyaan mereka belum terjawab sempurna. Written in Bahasa Indonesia. Happy reading!