Chapter 3 : Jeff Wijaya

2.3K 120 89
                                    

Jika secangkir kopi hitam dapat menenangkan jiwaku
Ingin rasanya aku berlama-lama di dalam cangkirmu
Jika secangkir kopi hitam dapat memberikan ketenangan pada hatiku
Ingin rasanya aku bermanja-manja di dalam cangkirmu
Kopi hitam yang sejak tadi engkau nikmati seperti telah menerima jika takdirnya harus begitu
Hitam pekat namun banyak membuai jiwa bagi insan yang mengecapnya
Aku pun begitu...
Bayangan masa lalu yang sangat pekat tidak dapat aku lepaskan dalam pikiranku juga hatiku
Ada sejuta janji yang diingkari dengan penuh kesadaran
Ada sejuta harapan yang diabaikan dengan penuh kebohongan
Aku dan kopi hitam yang saat ini sedang mencumbui bibir indahnya itu bagaikan sebuah saksi dari mudahnya sebuah janji itu diingkari

Dalam dekapan lereng Merbabu, saat aku membayangkan wajahmu sendirian
19.27 WIB

~Ranu~

Jeff duduk sendirian di ruang kerjanya. Sudah pukul delapan malam tapi sepertinya ia belum ingin beranjak dari kantornya. Sementara semua pekerjaannya hari ini tidak ada satu pun yang tertinggal. Selesai dengan sempurna.

"Ranu Alamsyah..." ucap Jeff dalam hati sambil memejamkan matanya dan sedikit menarik nafasnya dalam-dalam untuk menenangkan hatinya. Perlahan saat matanya terpejam, sosok laki-laki yang namanya baru saja ia sebut, tiba-tiba muncul menggauli pelupuk matanya.

"Nama yang indah, Ranu Alamsyah. Sama seperti orangnya. Indah menarik hatiku tapi apakah Pak Ranu memiliki sisi lain seperti diriku ini? Apakah Pak Ranu juga memiliki ketertarikan dengan sesama pria seperti diriku?"

"Aku tidak tahu apa yang saat ini sedang terjadi dengan hatiku. Ada perasaan yang telah lama tidak aku rasakan saat aku dekat dengan laki-laki. Perasaan yang terakhir kali aku rasakan satu tahun yang lalu saat Mas Nanta pada malam hari tepat sebelum ulang tahunnya, datang ke taman belakang kantorku dan aku menunggunya untuk memberikan sebuah CD titipan dari Mas Rahmat..."

"Ah...bagaimana kabarnya Mas Nanta ya? Sepertinya Mas Nanta sudah bahagia dengan Mas Rahmat. Mas Nanta jarang sekali memberikan kabar padaku saat ini. Tidak terasa sudah satu tahun sejak malam itu, malam di mana aku terakhir kali berjumpa dengan Mas Nanta. Malam di mana hatiku masih bergetar saat memandang sosok Mas Nanta..."

Jeff terus memejamkan matanya. Berusaha untuk menyingkirkan perasaan yang ia sendiri pun tidak tahu perasaan apa itu.

"Ranu Alamsyah juga begitu. Aku melihat ada beberapa karakter yang hampir sama dengan Mas Nanta pada diri lelaki itu"

Aku Kamu dan Secangkir JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang