Interlude

349 21 23
                                    

Aku hanya ingin tahu. Bahkan jika itu sedikit, apa sebenarnya perasaan itu. Apakah itu seperti ketika kau kenyang setelah makan. Atau lega setelah buang air. Apakah perasaan seperti itu. Meski sedikit aku bisa merasakan hal itu melewati dadaku saat membunuh seseorang. Teriakan mereka, ketakutan mereka, kebencian mereka, seperti uforia yang mengalir masuk memenuhi hatiku. 

"Sungguh gelap sekali hatimu manusia!"

Aku mengingatnya, aku sedang bertarung dengan naga air penghancur Leviathan. Ketika aku meraih kesadaranku, aku dibawa ke ruang gelap. Apa ini, kenapa rasanya benar-benar sesak. Mata berwarna hijau terang menyala bagai giok yang diterangi cahaya. Mata itu semakin mendekat dan menujukkan wujud asli dari makhluk itu.

"Kekejamanmu, keinginanmu, dan hasratmu, benar-benar tidak buruk. Juga–sepertinya ada dua guardian lain pada tubuhmu."

"Menarik, akhirnya kau muncul juga. Kemarilah dan biarkan aku memakanmu."

Tawa makhluk itu pecah menggema memenuhi ruangan dan hampir membuat telingaku pecah. Ini sangat menakutkan, sekaligus menyenangkan, perasaan antara hidup dan mati ini.

"Dual Drive!"

Aku berteriak, tetapi tubuhku tidak mengalami perubahan. 

"Dual drive, Dual Drive. Apa-apaan ini, kenapa aku tidak bisa mengubah wujudku."

"Tenanglah manusia. Aku sedang berbicara denganmu melalui telepati. Saat ini nyawamu ada di genggamanku. Selamat atau tidak, tergantung dengan apa yang akan kau katakan."

"Makhluk rendah, apa yang kau inginkan!"

Cakar makhluk itu melesat di samping tubuh meninggalkan kesan dentuman di telingaku. Saat ini makhluk ini mencoba menjadi superior layaknya diriku. Sudah seharusnya dua tikus saling mengenali satu sama lain ketika mereka berpapasan. 

"Jangan sombong manusia. Jika kau ingin menghirup udara segar maka kau harus menjadi bawahanku. Biarkan aku masuk ke dalam tubuhmu dengan kontrak sehingga aku dapat keluar kapan pun aku mau. Sebagai pertimbangan."

Dadaku tiba-tiba merasa sesak, tubuhku juga terasa berat. Sepertinya makhluk ini mulai menujukkan keadaan aku yang sedang tenggelam. Benar, nyawaku berada di tangan makhluk hina ini. Dia menginginkan aku bersujud, dia ingin memerintah dan mengontrolku. Sama seperti dengan orangtua busuk itu. Aku menaikkan kepalaku sembari menyeringai. Dengan gontai kucoba berdiri dan kuberikan jari tengah pada makhluk itu.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guardian (Rise Andalusia and Otherwordly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang