5.Tujuh hari

129 5 0
                                    

"E..LO?" Jawab Kinara terkejut saat matanya menyorot pada Zayn.

"Bagaimana keadaan ummi saya?" Tanya Zayn lagi, tanpa memperdulikan Kinara yang tampak terkejut.

"Ibu kamu sedang kritis di dalam sana, karna benturan keras dikepala beliau" Itu tadi Agela yang menjawab.

"Astaghfirulla halladzim" Ujar Zayn.Seketika badanya terasa lemas.

"Yang sabar mas, semuanya akan baik-baik saja" Ucap Alvaro menenangkan.

"Iya. Terimakasih sudah menolong ummi saya" Ujar Zayn sembari menatap Alvaro.

"Berterima kasih lah sama dia" Ucap Alvaro dengan tatapan mata ke arah Kinara. Ya! Memang benar, Kinara telah menyelamatkan nyawa ummi nya Zayn akibat kemahirannya dalam menyetir mobil, yang bisa di bilang sangat cepat dan ugal-ugalan.

"Makasih Kinara" Ujar Zayn yang membuat Kinara mengerutkan dahinya.

"Sejak kapan nih orang tau nama gue" Ucap Kinara dalam hati.

"Yaudah mas,kalo gitu kita permisi dulu" Putus Alvaro yang diangguki oleh Zayn, kemudian ke tiganya berlalu menuju parkiran.

SAAT DIPERJALANAN
"Mulai besok lo yang nganterin gue!" Perintah Alvaro pada Kinara yang masih fokus pada jalanan padat ibukota.

"iyh" Jawab Kinara pasrah.

Mobil yang dikendarai Kinara telah sampai di pelataran rumah keluarga Zavaro yang sangat luas nan mewah.

Setelah keluar dari dalam mobil, Kinara menyerahkan kunci mobil kepada sang pemiliknya.

"Thanks" Ujar Alvaro setelah menerima kunci, kemudian ia melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Gue pulangnya gimana?" Tanya Kinara, seketika membuat langkah Alvaro berhenti. Ia membalikkan badan dan menatap intens cewek yang ia juluki 'terkutuk' itu.

"Itu urusan lo" Jawab Alvaro dan langsyung masuk ke dalam rumahnya.

"Ampun deh....gimana nih, gue gak bawa duit lagi, ih SIAL" Umpatnya pada diri sendiri. Akhirnya Kinara memilih berjalan kaki karna terpaksa.
Kaki Kinara terus berjalan menapaki aspal-aspal hitam dan debu-debu yang ia lalui, sejauh 1 km jalan yang telah ia tempuh, kaki Kinara rasanya seperti mau patah.

Pukul 17.00 WIB akhirnya Kinara sudah sampai didepan rumahnya, dengan lemas tangan itu membuka gerbang sendiri, keringat bercucuran masih menghiasi wajah cantiknya.

"Eh non,baru pulang?" Tanya satpam penjaga rumah, karna biasanya Kinara pulang sekolah pukul 14.00.
"Ini non, tadi non Felysia nitipin tas ini" lanjut nya sembari memberikan tas titipan Felysia. Ya! Itu adalah tas milik Kinara yang ia titipkan pada sahabatnya itu, karna ulah Alvaro yang tiba-tiba menyeretnya ke kantor polisi.
"Makasih pak" Jawab Kinara.

Ceklek
kaki Kinara mulai melangkah masuk ke dalam rumah. Ia melangkah dengan pelan-pelan seperti maling, sebab takut omma memarahi nya habis-habisan karna pulang terlambat.  Samar-samar Kinara melihat seorang lelaki sedang asik menonton televisi di ruang tengah. Dengan kaki yang mulai terasa lemas Kinara langsung menaiki anak tangga tanpa memperdulikan siapa orang itu tadi karna dirasa badanya sudah remuk dan sangat ingin bersatu dengan pulau kapuknya.

"Kinara" Suara bas khas lelaki itu memanggil. Kinara pun refleks menoleh.

"Papa?" Ujar Kinara dengan nada sangat datar, ia pun berjalan mendekat ke arah sang papa lalu mengambil posisi duduk di sofa dekat Abraham-Sang papa.

"Tumbenan papa kesini?" Tanya Kinara jutek, sembari mengambil cemilan di atas meja.

"Emang gak boleh?, kalo papa jengukin anak papa?" Tanya Abraham yang masih fokus pada tayangan sinetron.

Partner HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang