7.Pesantren?

140 5 0
                                    


*⊰᯽⊱┈──❀🌿🌺❀──┈⊰᯽⊱*

"Jadilah kuat untuk melepaskan.
Jadilah tabah untuk menerima kenyataan.
Sebab, tidak semua hal bisa kau genggam.
Dan tidak semua hal berjalan sesuai yang kau inginkan"

*

*

*


K

inara pulang dengan perasaan yang sudah mulai tenang, ia melihat setiap dinding-dinding rumah yang mengingatkan nya pada omma. Hati nya kembali terluka, kenangan-kenangan masa kecil pun mulai bermunculan. Pertahanan nya runtuh, air mata sudah tak sanggup lagi untuk ia bendung, Kinara sangat merindukan omma. Kaki Kinara mulai menelusur masuk ke dalam kamar omma, berharap bahwa omma masih ada di sana, hingga ia menemukan foto omma, Kinara mengambilnya, ia mulai mengelus-elus foto omma seakan-akan itu adalah wajah omma.

Kini,
Untuk menggenggam tanganmu
Mendekap tubuhmu
Menatap matamu
Hanya mampu melalui fotomu

Semua kenangan sekarang hanyalah angan.

Ucap Kinara parau sembari memeluk erat foto itu.

TokTokTok!!!!
Suara ketukan pintu menghentikan tangisan Kinara. Ia segera menghapus air mata nya, lalu segera keluar dari kamar.

Nampak 10 asisten rumah tangga dan 2 satpam berkumpul di halaman rumah, Kinara mulai mengerutkan dahi, ada apa ini?.

"Tidak mungkin pak!, keluarga ini adalah keluarga kaya"

"benar!, mungkin anda penipu"

"Tunjukkan bukti nya!!"

Racau beberapa asisten rumah tangga.

Kinara mendekat, ia melihat 3 orang lelaki dengan pakaian serba hitam.

"Ada apa ini?" Tanya Kinara pada semua orang yang ada di sana.

"Kami kemari atas perintah tuan kami, untuk menyita rumah ini beserta aset-aset nya, ini bukti perintah penyitaan" Ujar salah satu dari ketiga orang tersebut sambil menyerahkan secarik kertas.

Kinara mulai membaca setiap kata dalam secarik kertas itu. Kinara menggeleng kepala tak percaya, apakah ini benar?, kenapa cobaan datang bertubi-tubi seperti ini?.

"Tidak!, ini tidak mungkin!, papa saya tidak mungkin bangkrut!" Kinara kembali menangis, menciptakan danau dalam pelupuk mata nya.

Kinara meraba saku nya, benda pipih itu bergetar. Terpampang nama "papa", Kinara pun menekan tombol berwarna hijau.

"Kinara sayang, maafkan papa" Ujar Abraham di sebrang telpon.

"Apakah benar, papa bangkrut?!" Tanya Kinara Sambil menahan tangis nya, sungguh ia tidak kuat dengan semua cobaan ini.

"Benar sayang, maafkan papa!, papa ditipu!, papa belum bisa balik ke indonesia, papa nggak punya ongkos" Keluh Abraham pada putri nya.

"Aku tinggal dimana pa??"

"Cobalah menumpang dulu di rumah felysia"

Tuth..
Sambungan telepon terputus.

Ketiga orang itu menyegel rumah mewah keluarga Lee Johnson. Kini yang tersisa hanyalah mobil silver milik Kinara, dan satu Atm miliknya sendiri. Kinara bangkit, ia meminta maaf kepada semua asisten nya.

Partner HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang