Chapter One
Kakiku yang kecil berlari dengan gesit, halaman yang berumput bukan apa - apa bagiku.
"Mira! Makan dulu!" Seru ibunda.
"Engga ah ma!" Seruku sembari terus berlari.
Ibu mengejarku berusaha menangkapku, beberapa kali aku menghindar, hingga akhirnya aku terkepung.
"Mira Deviliana Ketilia sudah!" Seru ibu marah, wajahnya terlihat memerah, ia menghadangku dengan kedua tangannya.
Tidak ada jalan lain, aku terkepung oleh beberapa 'orang' seram, dua 'orang' laki - laki tepatnya, satu memakai baju compang - camping dengan sebuah luka menganga di leher dan satu terlihat sangat pucat matanya berwarna hitam pekat, ia tersenyum padaku.
"Ayo makan" ajak Ibu sembari menarik tangan kecilku.
"Tunggu ma... siapa tu? Ada tamu ya?" Tanyaku.
"Ha..? Engga ada kok.." saut bingung Ibu.
"Itu tu ma.." kataku menunjuk sebelah kiri dan kanan Ibu.
Ibu terlihat takut, walaupun ia berusaha menyembunyikannya tapi aku tau itu, sedikit panik mungkin, entahlah aku tidak mengerti.
"Sudah ayo masuk.."
Ibu seketika mengangkatku dan membawaku masuk ke rumah. Dua 'orang' itu menatapku seiring aku dibawa oleh Ibu.
Pintu halaman perlahan ditutup, ibu mendudukkanku di kursi makan, umurku barulah enam tahun, disaat itu aku sering sekali berteriak tidak mau makan. Ibu berusaha keras membujukku untuk makan, tetap saja aku bawel. Secara tiba - tiba dua 'orang' sebelumnya berada tepat di belakang Ibu, salah satu bahkan duduk di salah satu kursi.
"Ma.. orangnya masuk tuh.." kataku.
Ibu secara langsung berbalik badan, melihat sekeliling, wajahnya terlihat sedikit pucat.
"Ee.. adik orang itu seperti apa? Coba kasi tau" tanya Ibu nyaris seperti berbisik.
Aku melihat kedua orang itu dengan seksama.
"Satu di belakang, pakaiannya berantakan, lehernya... ada merah, satunya duduk di sana.., pucat, matanya warna hitam" kataku.Ibu menatapku tersenyum, ia seperti memaksakannya, dengan pelan ia berkata.
"Dik Mira kamu bener, itu adalah tamu kita, kamu sangat spesial camkan itu, tamu itu hanya dilihat oleh mu, jangan khawatir ya.., mereka engga bisa sakitin kamu kok.." kata ibu.
Aku balik menatap tamu yang ada di seberang, ia secara pelan mengangguk, masih terlihat tersenyum menatapku.
Akhirnya setelah berjam - jam bawel untuk makan, akhirnya ibu mengalahkanku, rasa lapar tentu membantunya.
Ting tung, ting tung
Lamunan Mira seketika pecah, ia baru menyadari nyatanya ia telah menatap kosong ke luar jendela kamar selama beberapa menit.
Ting tung, ting tung
"Eh.. iya iya bentar!" Ucap Mira.
Ia kembali dengan gesit berjalan mengambil kunci pagar dan ke arah sumber suara. Pintu kayu gelap dengan ukiran sederhana ia buka.
"Eh.. Tania? Ternyata udah dateng kau.." kata Mira senang.
"Iya cepet bukak, aku mo cerita nih.." kata Tania tak sabaran.
"Loh ga jadi buat tugas nih? Oo yaudah.."
Melihat Mira yang ingin menuntup pintu, Tania dengan suara lantangnya segera mencegat Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Ghost
Novela Juvenil-Bagaimana jika kita memiliki dua kesempatan untuk hidup?- Dunia ini terlihat biasa, namun satu yang membuat dunia ini berbeda. Beberapa orang mungkin beruntung ataulah sial, mereka mempunyai anugerah dari yang kuasa, mereka dengan takdirnya masing...