PK- 10

3.9K 413 34
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo

050320

Jimin menatap kosong langit malam yg begitu sepi, tak ada bulan bahkan bintang malam ini yg tampak hanyalah cakrawala kosong nan dingin seperti suasana hatinya saat ini.  Hampir satu bulan lamanya setelah kepergian orang yg paling penting di hidup Park Jimin, bagai hilang arah sampai saat ini ia juga tak tahu harus kemana untuk mengadu.

Waktu semakin larut dan udara makin memburuk dengan terpaksa ia harus segera masuk kembali ke dalam kamar. Makanan yg masih tergeletak seperti sebelumnya tak di sentuh Jimin sama sekali sejak dari siang hingga tengah malam.

Enggan rasanya Jimin menjalani kehidupan setelah kepergian sang Ibu dan sampai saat ini keberadaan Jimin di media kian menghilang karena memang ia tak pernah keluar dari Apartemen milik Jungkook. Bagaimana pekerjaannya yg masih terbengkalai? untuk apa yg ia kumpulkan?

"jimin"

"nde sutradara"

"kau tidak makan lagi?"

"aku tidak nafsu" Jimin berjalan menuju kasur untuk bersiap memejamkan mata

"apa kau masih bermimpi buruk?"

"sepertinya mimpi buruk akan terus bersamaku sampai mati"

"baiklah,  selamat malam dan istirahatlah dengan nyaman"

Sutradara muda itu menutup pintu kamar milik Jimin lalu pergi menuju ruang kerjanya, minggu depan ia tetap harus melanjutkan syuting yg sempat tertunda, ia memikirkan cara membujuk Jimin atau terpaksa mengganti pemeran utamanya.

Taehyung juga menghilang setelah di pemakaman lalu, ia benar-benar malu dan takut karena awak media masih memberitakan tentang dirinya yg menyebar luaskan privasi keluarga actor terkenal Park Jimin dan tak heran banyak juga fans yg terus menyerangnya secara langsung maupun dari Sosial media.

Jungkook mulai menuangkan ide-idenya untuk menulis buku terbaru maupun sebagai naskah untuk film-film yg akan ia tampilkan di layar TV masyarakat di waktu yg akan datang. Meski pun ia terhanyut dengan dunianya sendiri tapi ia tetap bisa mengontrol pekerjaan.

Satu jam berlalu, dua jam berlalu hingga fajar akan menjelang bersinar dari timur ia masih berkutat dengan pekerjaannya.

"Argghhhh!!!!!" Jungkook menghentikan kegiatannya dan segera berlari menuju lantai atas dimana Jimin berada

"kenapa?" jungkook mendekat kearah Jimin

"hiks.. Aku benci.."

"kau mimpi buruk lagi?" Jungkook memeluk Jimin dengan lembut sambil mengusap kepalanya dengan halus

"ini menyiksaku, aku- aku ti-tidak ingin lagi menjadi actor hiks"

"sstt... Gwenchana, kau akan baik-baik saja, aku disini bersamamu" Jungkook beralih menepuk punggu Jimin dengan sayang

"mereka hiks terus mengejarku... Semua camera mereka membunuh ku secara perlahan" tubuh Jimin bergetar

"ya... Ya Park Jiminah... Ayo kita menikah"

Suasana menjadi sepi setelah lamaran yg di ucapkan Jungkook, Jimin terdiam dan tak tahu harus menanggapinya bagaimana. Jungkook meraih dagu Jimin untuk menatap bola matanya yg saat ini benar-benar serius dan tulus meminangnya

"Menikahlah denganku, Kau tak perlu lagi bekerja"

"Mwo? ki-kita bahkan tak saling mengenal"

"akan lebih baik jika kita berkenalan seiring dengan menjalankan Rumah Tangga bukan?"

[END] Pilih Kasih? [KookminXKookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang