19. Reuni Berdarah

1 2 0
                                    

"Sialan, kita jatuh dekat kemah musuh, Yang Mulia," lapor Aubrey sambil menujuk perkemahan dekat sana. Para skyevex sudah menyadari kehadiran mereka, dan mulai beterbangan ke arah mereka.

"Moza, bantu aku!" panggil Leana melalui telepati.

Dia mengacungkan tongkatnya, lalu meluncurkan sebuah bola cahaya yang meledak sangat keras di angkasa, menyebabkan beberapa skyevex jatuh.

Pasukan Leana dan sekitar 500 skyevex yang tersisa dari pertempuran dengan Moza bertempur hebat.

Hyxone sepertinya tak tersentuh. Dia bertarung sangat garang. Mengingat musuhnya berukuran tiga kali tubuhnya, dan bisa terbang, dia menyedot energi mereka sampai habis total, membunuh sekaligus merampas energinya. Dia memainkan sihir manipulasi energi yang sangat cantik dan berbahaya.

Seekor skyevex memekik. Semua kucing langsung beku, bahkan Hyxone dan Leana. Tak lama, memang. Tapi itu cukup untuk menumbangkan lima kucing dari mereka. Tersisa sembilan kucing yang semakin terdesak.

Hyxone meluncur ke skyevex tadi, membunuhnya dengan brutal, lalu gantian menyihir semua skyevex itu agar membeku.

Sembilan kucing yang tersisa mengamuk. Malecia dengan aritnya, Aubrey dengan pedang esnya, Lilac dengan tangan kosong tapi dahsyat, Leana dengan dua pedangnya, Zard dengan pedang elemen tanahnya, Lycia yang mengombinasikan sebuah meriam jinjing besar dengan sihir peledak, menambah dahsyat ledakan dari peluru meriamnya (sejauh ini dialah yang paling banyak membunuh setelah Hyxone), lalu para eks Divisi Pangeran lain yang bertarung dengan ganas, dengan atau tanpa sihir.

Sembilan kucing itu membentuk formasi seperti busur, dengan begitu mereka dapat menahan gempuran ratusan skyevex yang heboh itu. Hyxone memainkan peranan sangat penting dalam pertempuran itu, dia membagikan energi yang disedotnya dari para skyevex, sehingga mereka bertempur tanpa merasa lelah sedikitpun.

Tetapi, bagaimanapun juga, sembilan lawan sekitar 400 itu hampir mustahil. Mereka segera terdesak ketika tiba-tiba Hyxone tumbang tanpa diketahui sebabnya. Leana langsung memerintahkan mundur.

"Bawa Hyxone, mundur! Mundur!" jerit Leana. Dia membuat gelembung sihir yang menghempaskan semua skyevex yang menyentuhnya, memberi kesempatan timnya untuk kabur. Mereka segera lari secepat yang mereka bisa, dengan bantuan sihir.

"Kemana?" teriak Lycia.

"Hutan itu!" tunjuk Leana asal. Di depan mereka, hutan Pyrzta terlihat.

"Siap!"

Semakin dekat dengan hutan, mereka merasa semakin bertenaga. Skyevex yang mengejar segera ketinggalan jauh.

Hutan tinggal selangkah lagi. Leana yang berlari paling depan tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah bisikan.

"Kalian istirahat dulu, kami bereskan sisanya."

"Moza!" seru Leana senang.

Moza, Filecia, Hunna, dan 93 prajurit yang tersisa mewujud dari ketakkasatmataan. "Seraaaang!" pekik Moza.

Kesalahan besar para skyevex itu adalah mendekati Hutan Pyrzta. Para Pyrzta dengan leluasa menyerang mereka menggunakan sihirnya, apalagi sihir pyrzta itu sangat kuat!

Tanpa banyak korban dari pihaknya, Moza berhasil menghabisi semua skyevex yang tersisa di planet itu.

***

"Kalian tak membawa portal?" tanya Moza tak percaya.

"Tidak, aku lupa," jawab Leana cemas.

"APAAAAAA???" teriak Moza putus asa. "Bisa-bisanyaa! Kau juga, Hyxone! Apa-apaan kau tidak membawa portal? Tahukah kalian betapa berartinya pasukan tambahan? Di Planet Rust masih ada entah berapa juta skyevex, kau pikir kita bisa terus-terusan menang dengan pasukan sekarang ini? Paraaaahhh!" Moza marah besar.

Harapan Baru [Buku 2 Trilogi Catez Prince] [Bersambung Ke Buku 3!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang