“Tae!!” panggilku saat melihat Taehyung berdiri di depan pintu rumahnya. Dia sangat kaget dengan kehadiranku, dia berlari memelukku erat seakan memerlukan pundak untuk meredakan masalah yang tidak aku ketahui.
“Apa kabar Tae? Sudah lama kita tidak bertemu”
“Aku baik Hyung, kau apa kabar?”
“Ahhh, biasa-biasa saja” aku menjawab sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal “Oohh iya, dimana anak-anak yang lain? Apa mereka masih tinggal disini?”
“Jimin di rumah sakit karena orang tuanya malu memiliki anak berpenyakit bipolar. Hoseok Hyung juga dirumah sakit yang sama, penyakitnya semakin parah setiap hari.” Taehyung menjelaskan itu dengan tatapan kosong.
Bagai disambar petir disiang bolong, aku sangat terkejut dengan perkataan Taeyung. Memang sahabatku mempunyai penyakit. Hoseok mengidap penyakit Narkolepsi, dimana dia tidak bisa mengontrol tidurnya hingga ia bisa tidur dimanapun dan kapanpun. Sedangkan Jimin, ia mengidap penyakit Bipolar sehingga perasaannya dapat berubah drastis dari senang menjadi depresi berat.
“Hufftt... lalu dimana yang lain? Namjoon? Yoongi? Jungkook?”
“Aku tak tau hyung, sejak hyung pergi meninggalkan Seoul kami jadi jarang kumpul bersama” jawab Taehyung
“Terakhir kali aku melihat Namjoon hyung bekerja di pom bensin, dan aku juga tak sengaja betemu dengan Yoongi hyung yang sedang menghantar pizza. Lalu jungkook, aku tak pernah melihatnya lagi setelah dia lulus sekolah” aku dapat melihat dengan jelas ada kerinduan yang tersirat di mata Taehyung.
Disaat aku sedang kalut dengan pikiranku, terdengar suara lantang dari dalam rumah Taehyung.
“Dimana kau anak durhaka!!! Cepat carikan aku uang! Aku lapar”, aku melihat air muka Taehyung berubah saat mendengar suara lantang itu. Aku mengernyitkan keningku heran dan menatap Taehyung seakan meminta penjelasan, sepertinya Taehyung tidak peka atau dia sengaja menghindar, entahlah, ia hanya diam saat aku memberikan tatapan itu. Setelah tidak lagi terdengar suara dari rumah itu, ia dengan cepat menarik tanganku keluar dari halaman rumah itu dan pergi menuju rumah sakit.
#####
Kriett!! Aku membuka pintu kamar nomor 66, kamar dimana Jimin berada. Taehyung bilang perasaannya tidak bisa ditebak. Mungkin sekarang dia sedang depresi atau mungkin dia sedang bahagia, aku tak tau. Jika kalian bertanya dimana Taehyung, entahlah dia sudah pergi dari rumah sakit ini dengan tergesa-gesa setelah mengantarku kesini. Dia bilang ada yang harus diselesaikan. Entahlah aku harus percaya atau tidakAku mulai melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam, mataku bergerak melihat isi ruangan ini yang berakhir menangkap sesosok anak remaja -yang selalu terlhat seperti anak kecil dimataku- yang selama ini sangat ku rindukan sedang meringkuk di pojok ruangan. Dia sadar dengan kehadiranku disini, aku meneteskan air mata saat dia berlari dan memelukku erat sembari menangis.
“Bawa aku keluar dari sini Hyung, aku mohon”, kalimat itu yang selalu keluar dari mulut Jimin. Aku membiarkannya menangis meluapkan segala kesedihannya di pundakku. Setelah kurasa ia mulai tenang aku mengajaknya duduk di sebuah bangku di taman rumah sakit. Dia mulai menceritakan hal yang dialaminya selama ini, ia juga menceritakan apa yang terjadi dengan Hoseok. Setelah itu hanya ada keheningan di antara kami.
“Hyung, darimana kau tau kalau aku berada di rumah sakit ini?”, Tanya Jimin memecah keheningan di antara kami.
“Taehyung, dia mengantarkanku kesini. Tapi ia terlihat terburu-buru pergi dari sini”, jelasku
“Ahh!! Pasti ia disuruh bekerja oleh ayahnya yang tidak tau diri itu”, Jimin berujar sambil menghembuskan nafas kasar. Melihat wajah bingungku, Jimin melanjutkan ucapannya, “Anak itu bahkan selalu dipukuli oleh ayahnya. Apa kau juga tau Hoseok hyung ada di dalam rumah sakit ini?” tanya Jimin, aku hanya menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan Jimin.
“Kata suster dia pernah melakukan percobaan bunuh diri lebih dari 10 kali, aku juga pernah melakukan percobaan bunuh diri. Aku tidak tahan dengan kehidupanku ini. Jadi tolong selamatkan aku..”, Jimin menatapku dengan tatapan sendu dan aku hanya mengangguk kecil.
Kami pergi meninggalkan taman rumah sakit dengan pikiran yang masih berkecamuk. Alangkah terkejutnya aku mendengar pernyataan suster yang baru keluar dari ruangan Hoseok. Ia mengatakan bahwa Hoseok melakukan percobaan bunuh diri lagi. Aku mengintip dari celah pintu ruang itu dan melihat Hoseok yang sedang tertidur dibawah pengaruh obat bius, tanpa aku sadari air mataku kembali keluar dari sarangnya.
Ingin rasanya aku yang menanggung semua beban mereka, aku merasa hatiku seperti tercabik-cabik ketika melihat mereka dalam masalah. Kalian bebas ingin mengataiku cengeng atau laki-laki lemah. Namun, kalian harus tau aku sudah menganggap mereka seperti adik kandungku sendiri. Aku akan melakukan apapun agar mereka bahagia. Tapi apalah daya, aku hanya bisa memberikan semangat dan menyediakan pundak untuk mereka saat mereka sedang sedih. Sungguh aku sahabat dan kakak yang sangat buruk bagi mereka bukan? Setelah puas aku memandangi hoseok yang masih setia berada di atas kasurnya, aku mengantar Jimin ke kamarnya dan pergi meninggalkan rumah sakit ini.
Genap sudah 1 minggu aku berada di sini, tempat dimana aku dilahirkan dan juga tempat dimana aku selalu melihat mereka menderita. Aku melangkahkan kakiku lurus kedepan. Seperti biasa, akan menemui Jimin dan Hoseok di rumah sakit. Setiap aku ingin ke rumah sakit, aku selalu pergi kerumah Taehyung terlebih dahulu. Baru saja aku hendak menginjakkan kaki di pekarangan rumah Taehyung, aku melihat ia sedang meringis dipukuli oleh ayahnya. Segera mungkin aku berlari mendekati Taehyung.
“Hei!! Apa kau gila? Sadarlah paman, kau memukul anakmu sendiri” teriakku marah kepada ahjussi didepanku yang ku yakini pasti dia appa-nya Taehyung
“Yaa!! Siapa kau? Jangan ikut campur dalam masalah kami”
“Aku tidak akan ikut campur jika kau tidak memperlakukan anakmu seperti itu” sungguh aku sangat ingin memukul wajah orang tua itu “Jika kau tak mau mengurusi Taehyung, biarkan dia tinggal bersamaku” aku langsung menarik Taehyung untuk menjauh dari ayahnya. Sungguh aku sangat geram dengan apa yang appa taehyung perbuat, orang tua macam apa yang memukuli dan memaki anaknya sendiri. Aku terus menarik tangan Taehyung menuju rumah sakit, aku bersumpah ingin membunuh orang tua itu ketika melihat wajah Taehyung yang sudah lebam dan dipenuhi oleh luka-luka yang terus mengeluarkan darah yang mengalir keluar.
#####Aku lagi belajar buat cerita dari POV seorang laki-laki, tapi jatoh nya tetap terlihat kaya POV perempuan, huftt.
Viii-ya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop: Change Your Fear
Mystery / Thriller[complete] Inspired by BTS Theory "selamat datang di magic shop. Ubah ketakutanmu menjadi kebahagiaanmu" Siapa yang menyangka jika mimpi bodoh yang selalu ada saat aku tidur itu malah membantuku untuk menghentikan penderitaan mereka