Sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak kepadaku. Baru saja aku hendak memegang gagang pintu kamar nomor 66, ada suster yang memanggilku. Bagai dihujani ratusan anak panah di dadaku, aku mendengar pernyataan dari suster itu bahwa Jimin sedang kritis karena percobaan bunuh diri yang ia lakukan. Aku hanya menatap kosong kearah suster yang mulai menghilang dari pandanganku, begitu juga Taehyung.
Kami sangat kaget dengan apa yang suster itu katakan. Saat kami masih sibuk mencerna informasi yang suster itu berikan, kami mendengar suara teriakan histeris dari dalam ruangan Hoseok. Kami tersadar dari lamunan kami dan langsung bergerak cepat membuka pintu di sebelah kami. Kedua bola mata kami menangkap jelas sosok Hoseok yang sedang mengarahkan sebuah gunting ke lehernya dan dua orang suster yang mencoba merebut gunting itu darinya. Aku dan Taehyung langsung berlari mendekati Hoseok.
"HYUNG!! HYUNG!! SADAR!! APA KAU GILA INGIN MENYAKITI DIRIMU LAGI??" teriak Taehyung. Sungguh aku tak pernah melihat Hoseok sefrustasi ini, bahkan dulu dia adalah orang paling ceria diantara kami semua. Tapi setelah melihat ini aku merasa semakin gagal menjadi seorang kakak bagi mereka. Aku bodoh! Kenapa aku tidak menyadarinya dari dulu bahwa Hoseok menyembunyikan suatu hal yang besar. Aku memang pengecut! Kenapa aku harus pergi dari Seoul hanya karena orang misterius bodoh itu dan meninggalkan mereka dalam masalah.
"Hoseok sadarlah!! Hyung mohon dengarkan hyung-mu ini"
"TAK ADA YANG PEDULI DENGANKU JIM! BAHKAN JIN HYUNG DULU JUGA PERGI MENINGGALKAN KITA. DAN SIAPA ORANG BODOH INI?" hatiku mencelos mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Hoseok
"Hyung, dia Jin Hyung. Dia sudah kembali, dia akan membawamu keluar dari sini" Taehyung mencoba membujuk hoseok
"j-ji-jin Hyung?" saat Hoseok mulai lengah aku secepat mungkin mengambil gunting ditangannya.
Aku tidak peduli ketika darah segar mengalir keluar dari tanganku. Tanganku tergores karena aku merampas gunting itu darinya dan dia terus memberontak. Aku dan Taehyung langsung memeluk Hoseok erat, ia terus menangis sangat kencang dan suara tangisannya menggema di telingaku. Setelah beberapa saat aku tidak lagi mendengar tangisan Hoseok dan badannya perlahan merosot kebawah lepas dari dekapanku, Hoseok pingsan.
Sekarang kondisi Jimin masih kritis dan Hoseok belum sadar dari pingsannya. Di mana orang tua mereka? Saat kondisi seperti ini bahkan orang yang sangat mereka butuhkan tak ada di sisi mereka. Ku rasa mereka juga tak akan peduli dengan kondisi anaknya atau lebih parahnya mereka mungkin tidak tau bagaimana kondisi anak mereka, harta memang dapat mengalahkan segalanya.
Aku dan Taehyung melangkahkan kaki keluar dari rumah sakit ini. Aku berjalan gontai menuju rumahku. Tentu saja aku membawa Taehyung ke rumahku, tak akan ku biarkan orang yang bahkan tak pantas dipanggil ayah itu menyakitinya lagi. Aku sangat lelah hari ini, aku menjatuhkan tubuhku ke kasur dan mulai memasuki dunia mimpi. Belum cukup aku mengistirahatkan diri, aku terbangun dari tidur karena mimpi itu lagi. Mimpi yang selalu hadir sejak aku menemui sahabat-sahabatku. Oh Tuhan! Tak bisakah kau biarkan aku tidur dengan tenang sekali saja?
"Selamat datang di MAGIC SHOP. Ubah ketakutanmu menjadi kebahagiaanmu!", rangkaian kata dalam mimpi itu selalu berputar di dalam otakku.
#####
Hayo anak teori mana nih?
Viii-ya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop: Change Your Fear
Mystery / Thriller[complete] Inspired by BTS Theory "selamat datang di magic shop. Ubah ketakutanmu menjadi kebahagiaanmu" Siapa yang menyangka jika mimpi bodoh yang selalu ada saat aku tidur itu malah membantuku untuk menghentikan penderitaan mereka